Friday, February 8, 2013

ALHAMDULILLAH




 Alhamdulillah itu bukan sebatas kata tanpa makna Nak Mas….” Kata Ki Bijak, demi mendengar Maula sedang mendengarkan CD untuk belajar mengucapkan Alhamdulillah dalam segala keadaan.

“Maksud Aki….?Tanya Maula.

“Mengucap Alhamdulillah, itu baik dan bahkan sangat dianjurkan sebagai salah satu ungkapan syukur kita kepada Allah atas segala limpahan karunia dan nikmatNya yang selalu dan senantiasan kita terima; yang kita harus ingat, bahwa ungkapan syukur dengan mengucap Alhamdulillah itu akan harus ‘disempurnakan’…..” Kata Ki Bijak lagi.

“Mengucap Alhamdulillah harus disempurnakan Ki..?”Tanya Maula lagi.

“Ya Nak Mas…."Alhamdulillah" bukanlah sebuah kata yang sekedar diucapkan oleh lisan, meskipun diulan-ulang seribu kali...., akan tetapi "Alhamdulillah" atas kenikmatan-kenikmatan adalah sampainya aliran kenikmatan tersebut kepada orang yang membutuhkannya.

"Alhamdulillah" nya si kaya adalah memberi pemberian kepada faqir miskin”,

 "alhamdulillah" nya si kuat dengan membantu kaum lemah”,

"alhamdulillah" nya si sehat dengan membantu orang-orang sakit,

“Alhamdulillah”nya penguasa adalah dengan mengayomi dan mensejahterakan rakyat..”

“Alhamdulillah”nya pimpinan adalah dengan menjadi pemimpin yang adil bagi yang dipimpinnya..”

“Alhamdulillah”nya orang yang dikarunia ilmu, adalah dengan mengamalkan dan mengajarkan ilmu tersebut kepada sesamanya..”

“Alhamdulillah..., adalah sebuah kata yang harus diterjemahkan dalam realitas rasa syukur yang nyata....”

“Alhamdulillah”nya seseorang yang dikaruniai keturunan adalah dengan menjaga dan mendidik anak keturuannya dengan baik......” Kata Ki Bijak lagi.

Maula manggut-manggut mendengar penuturan gurunya.

“Belum dikatakan seseorang yang makan, kemudian dia sendawa, dan mengucap Alhamdulillah,hingga ia mampu memberikan sebagian atau sedikit makanannya kepada saudaranya yang lapar...”

“Belum dikatakan orang yang menerima gaji yang besar, kemudian dia mengucap alhamduillah, hingga ia memberikan sebagian penghasilannya kepada yang berhak menerimanya....”

“Belum dikatakan bersyukur, mereka yang diamanahi jabatan,kemudian ia mengucap Alhamdulillah, hingga ia menggunakan wewenang dan jabatannya untuk kemaslahatan orang banyak.....”

“Mereka, yang sekedar komat-kamit mengucap Alhamdulillah, tanpa ada realisasi dari perkataannya itu, maka ia belum benar-benar menjadi orang yang pandai bersyukur.....” Kata Ki Bijak.

“Benar ki..., seperti kemarin, ana kedatangan seorang teman non-muslim, dia fasih banget mengucapkan kata alhamdulillahnya, pas ana Tanya artinya, dia bilang ndak tahu, yang penting bilang Alhamdulillah saja kayak orang muslim katanya.....” Kata Maula.

“Ya Nak Mas..., jangankan orang non-muslim, seekor burung beo yang dilatih, bisa mengucapkan kata Alhamdulillah dengan fasih..., dan kita...Aki yakin tidak ada diantara kita yang mau disamakan dengan burung beo, yang hanya pandai mengucapkan kata-kata, tapi tidak tahu makna dan aplikasinya dalam kehidupan kita sehari-hari......” Kata Ki Bijak lagi.

“Iya Ki, pasti marah seseorang dikatain sama dengan burung beo....” Kata Maula.

“Dan karena kita bukan burung beo, makanya kita harus membuktikan ucapan Alhamdulillah kita itu dalam aplikasi yang nyata....” Kata Ki Bijak.

“Iya ki....., Ki, ana sering dengar orang bilang, boro-boro buat sedekah, buat sendiri saja susah....., atau boro-boro ngasih makan orang lain, untuk diri sendiri saja masih senin-kamis, dan seterusnya, itu gimana ki...?”Tanya Maula.

Ki Bijak tersenyum mendengar penuturan Maula, “Boleh jadi mereka susah, karena mereka tidak sedekah, atau boleh jadi mereka makan senin-kamis, karena mereka tidak pernah memberi makan kepada orang lain.....;karena sebenarnya yang ‘diminta’ Allah dari kita itu hanya sedikit saja, dari sekian banyak karunia Allah yang diberikan kepada kita, Allah tidak mewajibkan kita mengeluarkannya setengahnya, atau bahkan tidak juga seperempatnya, Allah hanya ‘minta’ kita untuk mengeluarkan sedikit saja, 2,5% untuk zakat, kalau pendapatan kita satu juta misalnya, hanya 25 ribu yang harus kita keluarkan, yang kalau dibelanjakan, tidak lebih dari lima bungkus rokok yang dibuang percuma.....” Kata Ki Bijak.

“Kalau misalnya pendapatan kita lebih kecil..., atau apa yang kita miliki sedikit ki? Tanya Maula.

“Kita hanya punya tiga potong tempe dirumah misalnya, kalau kita kasih satu potong kepada orang yang membutuhkannya, tidak akan membuat kita kelaparan, end toh kita masih punya dua potong yang bisa kita makan...”

“Kalau pendapatan kita lima ratus ribu misalnya, kita keluarkan 2.5%nya, yaitu 12,500, toh tidak akan menjadikan kita jatuh miskin,end toh kita masih punya 487,500......;

“Jadi sebenarnya ketakutan untuk jatuh miskin, ketakutan akan kelaparan, adalah ketakutan yang sangat-sangat tidak beralasan, apalagi dengan jaminan Allah yang menyatakan mereka yang bersyukur, mereka yang bersedekah justru akan ditambah nikmatnya.....” kata Ki Bijak sambil mengutip ayat al qur’an:

7.  Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

261.  Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

[166]  pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.

Iya ki…..; semoga ana bisa melaksanakan ‘Alhamdulillah’ ini dengan sebenar-benarnya, bukan hanya dimulut, tapi juga bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari….” Kata Maula.

“Tidaklah Allah memerintahkan kita untuk bersyukur, untuk bersedekah, untuk berinfaq,untuk menolong sesama, melainkan disana ada selaksa kebaikan yang Allah janjikan untuk kita, bukan untuk Allah….!” Kata Ki Bijak lagi.

“Iya ya Ki…;kalaupun seluruh manusia tidak ada yang bersyukur, Allah tetaplah Allah, sama sekali tidak mengurangi kapasitasNya sebagai Dzat yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu…”Kata Maula.

“Ini buat oleh-oleh Nak Mas, untuk diresapi dan diamalkan…” Kata Ki Bijak sambil membacakan beberapa hadits mengenai keutamaan bersedekah.

"Sesungguhnya sedekah seseorang walau hanya sesuap, akan dikembang biakkan olehNya seperti gunung, maka bersedekahlah." (HR Bukhari Muslim)

“Insya Allah Ki…..” Kata Maula sambil bersiap mengambil air wudhu untuk menunaikan shalat ashar.

Wassalam