Monday, May 30, 2011

MONEY CAN (NOT) BUY EVERYTHINGS

Ki…, tadi sepanjang perjalanan ke kantor, ana terlibat perbincangan yang mengasyikan mengenai berbagai hal, tapi satu yang menarik bagi ana adalah ketika seorang teman mengatakan bahwa dizaman sekarang ini, ada idiom yang Money can buy everything…” Kata Maula membuka perbincangan dengan gurunya.

Money can buy everythings Nak Mas…?” Tanya Ki Bijak memastikan.

“Iya ki…, itu idiom yang banyak digunakan oleh orang sekarang, mereka beranggapan asal kita punya uang, apapun bisa dibeli….

“Orang tua yang ingin anaknya masuk sekolah favorit, tapi nilainya kurang, mereka bisa ‘membeli’ panitia penerimaan siswa baru dengan sejumlah uang agar anaknya bisa diterima disekolah tersebut….”

“Orang tua yang ingin anaknya masuk kuliah di universitas terkemuka, tapi nilainya kurang, mereka bisa ‘membeli’ panitia penerimaan mahasiswa baru dengan sejumlah uang agar anaknya bisa diterima dikuliah di universitas tersebut….”

“Kemudian ada orang yang ingin familynya diterima sebagai pegawai negeri, mereka bisa membeli panitia penerimaan pegawai dengan sejumlah uang…”

“Ada orang yang ingin memasukan bahwa ‘haram’ agar tidak kena pemeriksaan, bisa membeli pegawai pemeriksa dengan sejumlah uang..”

“Ada yang ingin menjadi anggota polisi, juga katanya bisa membelinya dengan uang..”

“Ada yang ingin menjadi tentara, juga katanya bisa membelinya dengan uang…”

“Orang yang ingin jadi anggota dewan, orang yang ingin jadi gubernur, orang yang ingin menjadi bupati, orang yang ingin menjadi pejabat bank sentral, atau ingin menjadi apapun, selama ada uang katanya semuanya bisa dilakukan……” Kata Maula.

“Ooh itu toh maksud Nak Mas…..” Kata Ki Bijak sambil menarik nafas dalam-dalam.

“Dizaman kita sekarang ini, memang hampir segalanya butuh uang, tapi Aki tetap berkeyakinan bahwa uang bukanlah segala-galanya…, ada banyak hal dan bahkan mungkin banyak hal yang tidak bisa kita beli pakai uang, berapapun nilai uang kita……..” Lanjut Ki Bijak.

“Iman, mutiara terindah yang Allah anugerahkan kepada mereka yang dikehendaki_Nya, tapi jika Allah tidak menghendaki seseorang beriman, maka tidak ada sesuatu pun yang akan menjadikannya beriman….., berapapun uang yang dimiliki seseorang, berapa banyak pun kekayaan yang dipunyai seseorang, tapi dia tidak akan pernah mampu membeli keimanan dengan uang dan kekayaanya itu….” Kata Ki Bijak mencontohkan hal yang tidak terbeli dengan uang.

Maula manggut-manggut mendengar penuturan gurunya.

“Benar Ki…, betapa banyak orang kaya harta, tapi miskin iman,mereka seperti kehilangan arah, kehilangan pegangan, kehilangan tempat bergantung yang kokoh, karena tidak memiliki keimanan kepada Allah swt…., harta dan kekayaan yang dimilikinya tidak bisa menjadikannya beriman, karena memang tidak ada toko atau swalayan yang menjual iman….” Kata Maula menambahkan

“Kemudian hal lain yang tidak akan terbeli dengan uang adalah waktu Nak Mas……, ketika kita menyia-nyiakan waktu, ketika kita tidak pandai memanfaatkan waktu untuk sesuatu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat, ketika kita terlena dengan berbagai hal yang memabukan, dan kemudian kita kehilangan waktu…., maka sedetik pun kita tidak akan bisa membelinya untuk mengembalikan waktu yang telah berlalu……”

“Belum pernah ada, dan tidak akan pernah ada seorang konglomerat yang bisa membeli waktu barang sedetik saja untuk menunda kematiaanya…”

“Belum pernah ada, dan tidak akan pernah ada, seroang milyuner yang bisa membeli waktu barang sedetikpun agar ia bisa kembali kepada detik yang telah dilaluinya….”

“Belum pernah ada, dan tidak akan pernah ada, penguasa yang bisa membeli waktu dengan kekuasaan yang dimilikinya, agar ia bisa tetap berkuasa selamanya….”

“Dan seterusnya, siapapun dia, apa pun pangkat dan kedudukannya, berapa pun jumlah kekayaan yang dimilikinya, berapa pun jumlah tabungan dan deposito yang ada padanya, sekali ia kehilangan waktu, maka ia tidak akan pernah bisa membuatnya kembali…..” kata Ki Bijak lagi.

“Benar Ki…., kalau ada mesin pemutar waktu, itu hanya ada didalam film kartun saja ya ki….” Kata Maula.

Ki Bijak tersenyum mendengar perkataan Maula;

“Kemudian hal lain, yang juga tidak bisa dibeli dengan uang adalah kebahagiaan Nak Mas…..” kata Ki Bijak.

“Ki.., bukankah orang kaya bisa membeli kebahagiaan mereka ki…, misalnya dengan berlibur atau jalan-jalan ketempat yang mereka sukai, atau mereka makan makanan enak, nonton pertunjukan yang mereka sukai, membeli pakaian atau kendaraan yang mereka inginkan dengan uang yang mereka miliki….., bukankah itu akan membuat mereka bahagia ki…” Kata Maula.

“Sepintas memang akan terlihat bahwa mereka yang bergelimang harta, dapat membeli kebahagiaan dengan memenuhi semua keinginannnya, berlibur,bertamasya, membeli pakaian, perhiasan dan kendaraan yang mereka inginkan, tapi yakinlah bahwa bukan itu yang membuat mereka bahagia, karena sesungguhnya kebahagiaan hakiki adalah ketika kita bisa ‘bersua’ dengan Allah dalam ketaatan dan pengabdian kepada_Nya…..” Kata Ki Bijak.

“Ana belum mengerti ki….” Kata Maula.

“Insya Allah suatu saat nanti Nak Mas mengerti dan menemukan kebahagiaan yang Aki maksud, kebahagiaan dikala kita bercengkrama dengan Allah, kebahagiaan dimana kita bisa mengadukan segala permasalahan kita kepada Allah, kebahagiaan manakala kita mendapati Allah sedemikian dekat dengan kita, kebahagiaan manakala kita menyadari bahwa Allah selalu mendengar dan mengabulkan doa-doa kita….” Kata Ki Bijak lagi.

“Kapankah waktu itu kan tiba ki….?” Tanya Maula lagi.

“Bisa kapan saja, tergantung sejauh mana Nak Mas menginginkan kebahagiaan itu benar-benar datang kepada Nak Mas…..” Kata Ki Bijak lagi.

Maula diam, dihatinya ia berharap bahwa ia akan menemukan rahasia kebahagiaan seperti yang dikatakan gurunya.

“Masih banyak hal yang tidak bisa kita beli dengan uang Nak Mas…., cinta dan ridha Allah,adalah contoh lain yang tidak akan terbeli dengan uang…..”

“Cinta dan kasih sayang juga merupakan beberapa hal yang tidak akan terbeli dengan berapapun uang yang kita miliki….” Kata Ki Bijak lagi.

“Iya ki…., ana juga baru menyadari bahwa kehangatan sinar mentari pagi, semilir angin yang berhembus, oxygen yang kita hirup, juga tidak akan terbeli dengan uang dalam jumlah berapapun…..” Kata Maula.

“Iya Nak Mas…., mata kita, hidung kita, telinga kita, tangan kita, hati kita, mulut kita, jemari kita, dan seluruh anggota badan kita, baik jasad maupun ruhani, juga hal yang teramat mahal yang tidak mungkin kita beli ditoko atau pabrik dimanapun didunia ini, karena memang tidak ada pabrik manapun yang bisa memproduksi organ tubuh kita ini…., kalaupun ada tiruan, pasti kualitasnya tidak sebanding dengan yang original, yang Allah ciptakan untuk kita…..” Kata Ki Bijak lagi.

“Benar ki…..” Kata Maula.

“Jadi kalau ada orang yang berpendapat apa tadi Nak Mas….?” Tanya Ki Bijak.

“Money can buy everythings ki….” Kata Maula mengulang idion barat yang tadi pagi didengarnya.

“Ya..,kalau ada orang yang berpendapat Money can buy everythings, ya biarkan saja…..,mungkin mereka merasa hebat karena sudah bisa membeli panitia penerimaan siswa baru dengan uangnya, mungkin mereka sudah merasa kaya, karena bisa menyuap panitia penerimaan mahasiswa, mungkin mereka bangga bisa masuk kepolisan atau tentara dengan setumpuk uang suapnya, mungkin mereka merasa bisa menepuk dada karena bisa menjadi anggota dewan dengan kekayaannya, mungkin mereka juga bisa menegakan kepala karena bisa menjadi pejabat dengan uang yang dimilikinya.., tapi tetap, mereka tidak akan pernah bisa membeli iman, mereka tetap tidak bisa membeli waktu, mereka tetap tida bisa membeli kebahagiaan dengan kekayaan dan uang yang mereka miliki…… “ Pungkas Ki Bijak.

“Iya ki…, ana mengerti….” Maula mengakhiri perbincangan sore itu.

Wassalam

May 26,2011

No comments:

Post a Comment