“Keinginan saja belum cukup Nak Mas..............., proses sebuah keberhasilan adalah perpaduan antara keinginan yang kuat, usaha yang bersungguh-sungguh, do’a dan tawakal kepada Allah, dan satu lagi, kita harus mengetahui kunci-kunci keberhasilan itu agar lebih mudah dan ringan dalam mencapai keberhasilan yang kita inginkan....” Jawab Ki Bijak, menjawab pertanyaan Maula mengenai syari’at bagi sebuah keberhasilan.
“Niat, insya Allah sudah ki, usaha juga alhamdulillah, ana selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam berbagai hal, dan ana juga insya Allah tidak lupa memohon kepada Allah untuk diberikan kemudahan dalam menjalani proses ini, hanya satu yang ana belum paham ki, seperti apa kunci-kunci keberhasilan yang Aki maksudkan tadi..........” Kata Maula.
“Syukur alhamdulillah kalau Nak Mas sudah melakukan tiga dari sekian syarat keberhasilan yang Aki sebut tadi, sekarang Nak Mas ambil kotak jariah itu kesini..............” Kata Ki Bijak.
Dengan segera Maula mengambil kotak jariah dipojokan masjid dan membawanya kehadapan Ki Bijak, “Ini ki................” Katanya kemudian.
“Sekarang coba Nak Mas buka kota jariah ini................” Perintah Ki Bijak lagi.
Tanpa banyak tanya, Maula berusaha membuka kota jariah itu, Maula mengamati hampir semua sudut kotak jariah itu untuk menemukan celah agar bisa membukanya, “Susah ki............” Kata Maula setelah beberapa kali mencoba membuka kotak jariah yang tidak terlalu besar itu.
Ki Bijak tersenyum sambil menyodorkan kunci kecil yang beliau ambil dari sakunya, “Nak Mas buka pake ini...............” Katanya kemudian.
Maula segera mengambil kunci kecil itu dan tanpa kesulitan, ia berhasil membuka kotak jariah tersebut.
Maula masih diam, memandangi wajah gurunya, sambil menunggu tamsil dari apa yang baru saja terjadi.
“Nak Mas tahu bedanya kenapa sekarang Nak Mas dengan mudah bisa membuka kotak ini, sementara sebelumnya Nak Mas nampak kesulitan.....?” Tanya Ki Bijak kemudian.
“Ya ki, karena yang pertama, ana berusaha membuka kotak ini hanya dengan semangat dan tenaga saja, sementara tadi ana membukanya dengan kunci kecil ini........” Jawab Maula.
“Seperti itulah yang Aki maksud tadi Nak Mas, untuk mencapai sebuah keberhasilan, mungkin kita bisa mengandalkan semangat dan tenaga kita, tapi itu perlu waktu yang lama, dan tenaga yang ekstra, sementara ketika kita tahu kuncinya, pengorbanan kita untuk menapaki proses keberhasilan itu menjadi jauh lebih sedikit, tenaga yang kita perlukan sedikit, dan waktu yang kita butuhkanpun jauh lebih sedikit daripada seperti tadi Nak Mas menarik-narik hampir semua bagian kotak jariah ini..........” Kata Ki Bijak.
“Iya ya ki......., kunci ini kecil, tapi sangat membantu kita untuk membuka sesuatu.........” Kata Maula.
“Benar Nak Mas, dengan kunci yang kecil, brankas baja yang tebalnya sampai 10 inchi, akan dapat terbuka dengan mudah....”
“Dengan kunci yang kecil, tank baja yang beratnya puluhan ton, akan dapat bergerak.....”
“Dengan kunci yang kecil, gerbang yang tingginya puluhan meter, akan terbuka dengan mudah.....”
“Pun demikian dengan upaya kita dalam mencapai keberhasilan, akan jauh lebih mudah kalau kita mengetahui kunci-kunci keberhasilan tersebut.......” Papar Ki Bijak lagi.
Maula manggut-manggut tanda mengerti, “Lalu apa saja kunci-kunci keberhasilan itu ki....?” Tanya Maula kemudian.
“Tergantung niat dan keinginan kita Nak Mas, seperti apa yang dikatakan Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullahm, beliau berkata:
“Niat, insya Allah sudah ki, usaha juga alhamdulillah, ana selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam berbagai hal, dan ana juga insya Allah tidak lupa memohon kepada Allah untuk diberikan kemudahan dalam menjalani proses ini, hanya satu yang ana belum paham ki, seperti apa kunci-kunci keberhasilan yang Aki maksudkan tadi..........” Kata Maula.
“Syukur alhamdulillah kalau Nak Mas sudah melakukan tiga dari sekian syarat keberhasilan yang Aki sebut tadi, sekarang Nak Mas ambil kotak jariah itu kesini..............” Kata Ki Bijak.
Dengan segera Maula mengambil kotak jariah dipojokan masjid dan membawanya kehadapan Ki Bijak, “Ini ki................” Katanya kemudian.
“Sekarang coba Nak Mas buka kota jariah ini................” Perintah Ki Bijak lagi.
Tanpa banyak tanya, Maula berusaha membuka kota jariah itu, Maula mengamati hampir semua sudut kotak jariah itu untuk menemukan celah agar bisa membukanya, “Susah ki............” Kata Maula setelah beberapa kali mencoba membuka kotak jariah yang tidak terlalu besar itu.
Ki Bijak tersenyum sambil menyodorkan kunci kecil yang beliau ambil dari sakunya, “Nak Mas buka pake ini...............” Katanya kemudian.
Maula segera mengambil kunci kecil itu dan tanpa kesulitan, ia berhasil membuka kotak jariah tersebut.
Maula masih diam, memandangi wajah gurunya, sambil menunggu tamsil dari apa yang baru saja terjadi.
“Nak Mas tahu bedanya kenapa sekarang Nak Mas dengan mudah bisa membuka kotak ini, sementara sebelumnya Nak Mas nampak kesulitan.....?” Tanya Ki Bijak kemudian.
“Ya ki, karena yang pertama, ana berusaha membuka kotak ini hanya dengan semangat dan tenaga saja, sementara tadi ana membukanya dengan kunci kecil ini........” Jawab Maula.
“Seperti itulah yang Aki maksud tadi Nak Mas, untuk mencapai sebuah keberhasilan, mungkin kita bisa mengandalkan semangat dan tenaga kita, tapi itu perlu waktu yang lama, dan tenaga yang ekstra, sementara ketika kita tahu kuncinya, pengorbanan kita untuk menapaki proses keberhasilan itu menjadi jauh lebih sedikit, tenaga yang kita perlukan sedikit, dan waktu yang kita butuhkanpun jauh lebih sedikit daripada seperti tadi Nak Mas menarik-narik hampir semua bagian kotak jariah ini..........” Kata Ki Bijak.
“Iya ya ki......., kunci ini kecil, tapi sangat membantu kita untuk membuka sesuatu.........” Kata Maula.
“Benar Nak Mas, dengan kunci yang kecil, brankas baja yang tebalnya sampai 10 inchi, akan dapat terbuka dengan mudah....”
“Dengan kunci yang kecil, tank baja yang beratnya puluhan ton, akan dapat bergerak.....”
“Dengan kunci yang kecil, gerbang yang tingginya puluhan meter, akan terbuka dengan mudah.....”
“Pun demikian dengan upaya kita dalam mencapai keberhasilan, akan jauh lebih mudah kalau kita mengetahui kunci-kunci keberhasilan tersebut.......” Papar Ki Bijak lagi.
Maula manggut-manggut tanda mengerti, “Lalu apa saja kunci-kunci keberhasilan itu ki....?” Tanya Maula kemudian.
“Tergantung niat dan keinginan kita Nak Mas, seperti apa yang dikatakan Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullahm, beliau berkata:
“Sesungguhnya Allah telah menjadikan bagi segala sesuatu kunci untuk membukanya, Allah menjadikan kunci pembuka shalat adalah bersuci sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘Kunci shalat adalah bersuci’, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kunci pembuka haji adalah ihram, kunci kebajikan adalah kejujuran, kunci surga adalah tauhid, kunci ilmu adalah bagusnya bertanya dan mendengarkan, kunci kemenangan adalah kesabaran, kunci ditambahnya nikmat adalah syukur, kunci kewalian adalah mahabbah dan dzikir, kunci keberuntungan adalah takwa, kunci taufik adalah harap dan cemas kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kunci dikabulkan adalah doa, kunci keinginan terhadap akhirat adalah zuhud di dunia, kunci keimanan adalah tafakkur pada hal yang diperintahkan Allah, keselamatan bagi-Nya, serta keikhlasan terhadap-Nya di dalam kecintaan, kebencian, melakukan, dan meninggalkan, kunci hidupnya hati adalah tadabbur al-Qur’an, beribadah di waktu sahur, dan meninggalkan dosa-dosa, kunci didapatkannya rahmat adalah ihsan di dalam peribadatan terhadap Khaliq dan berupaya memberi manfaat kepada para hamba-Nya, kunci rezeki adalah usaha bersama istighfar dan takwa, kunci kemuliaan adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, kunci persiapan untuk akhirat adalah pendeknya angan-angan, kunci semua kebaikan adalah keinginan terhadap Allah dan kampung akhirat, kunci semua kejelekan adalah cinta dunia dan panjangnya angan-angan.
“Masya Allah, bagus sekali untaian hikmah ini ki…….” Dengan segera Maula mengulang-ngulang apa yang barusan disampaikan gurunya, hingga ia sampai pada kata “ kunci rezeki adalah usaha bersama istighfar dan takwa, kunci kemuliaan adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya”.
“Kunci rezeki adalah usaha bersama istighfar dan takwa, kunci kemuliaan adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya..?, bukankah urusan rezeki dan kemulian ini yang banyak diperbincangkan orang, jadi inikah kuncinya ki…., usaha bersama istighfar, dan takwa, serta ketaatan kepada Allah dan rasul_Nya, jadi…….?” Maula nampak binggung untuk melanjutkan kata-katanya.
“Jadi untuk mendapatkan rezeki yang barokah, serta berkecukupan, dan kemulian disisi Allah swt dan dimata manusia, kuncinya ada pada diri kita sendiri Nak Mas, tinggal bagaimana usaha kita, bagaimana istighfar kita, bagaimana ketaqwaan dan ketaatan kita pada Allah dan rasul_Nya….., mudah dan dekat bukan….? Tidak perlu jauh-jauh kegunung, tidak perlu cape-cape kekuburan, cukup dengan mendidik diri kita sendiri untuk taat & takwa kepada Allah serta dengan menyempurnakan ihtiar……..” Kata Ki Bijak melanjutkan kata-kata Maula yang terputus.
“Astaghfirullahal’adiem……, benar sekali ki, sangat dengan, mudah dan murah……” Kata Maula.
“Hanya kita ini memang kadang seperti kisah ikan didalam air Nak Mas…..” Kata Ki Bijak.
“Kisah ikan didalam air ki…?” Tanya Maula.
“Iya Nak Mas, ada kisah yang menyebutkan seekor ikan yang mendengar orang-orang dipinggir kolam bercerita tentang kehebatan air, ikan itu kemudian berkata kepada temannya bahwa ia akan mencari air, ia tidak tahu bahwa sebenarnya ia sedang dalam air yang orang-orang perbincangkan…….” Kata Ki Bijak.
“Maksud Aki, sebenarnya kita sudah diberi fasilitas dan kunci oleh Allah untuk mencapai keberhasilan fi dunya dan akhirat didalam diri kita sendiri, tapi kebanyakan dari kita tidak menyadarinya, begitu ki….?” Kata Maula.
Ki Bijak tersenyum, “Benar Nak Mas, secara fitrah, kita telah dibekali Allah dengan berbagai kelengkapan yang sangat sempurna, hanya itu tadi, kadang kita tidak tahu atau tidak mau tahu dengan kemurahan Allah tersebut……” Kata Ki Bijak.
Maula kembali manggut-manggut, terngiang kembali ditelinganya berbagai kunci yang ditawarkan Allah kepada hamba-hamba_Nya;
“Sesungguhnya Allah telah menjadikan bagi segala sesuatu kunci untuk membukanya, Allah menjadikan kunci pembuka shalat adalah bersuci sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘Kunci shalat adalah bersuci’, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kunci pembuka haji adalah ihram, kunci kebajikan adalah kejujuran, kunci surga adalah tauhid, kunci ilmu adalah bagusnya bertanya dan mendengarkan, kunci kemenangan adalah kesabaran, kunci ditambahnya nikmat adalah syukur, kunci kewalian adalah mahabbah dan dzikir, kunci keberuntungan adalah takwa, kunci taufik adalah harap dan cemas kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kunci dikabulkan adalah doa, kunci keinginan terhadap akhirat adalah zuhud di dunia, kunci keimanan adalah tafakkur pada hal yang diperintahkan Allah, keselamatan bagi-Nya, serta keikhlasan terhadap-Nya di dalam kecintaan, kebencian, melakukan, dan meninggalkan, kunci hidupnya hati adalah tadabbur al-Qur’an, beribadah di waktu sahur, dan meninggalkan dosa-dosa, kunci didapatkannya rahmat adalah ihsan di dalam peribadatan terhadap Khaliq dan berupaya memberi manfaat kepada para hamba-Nya, kunci rezeki adalah usaha bersama istighfar dan takwa, kunci kemuliaan adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, kunci persiapan untuk akhirat adalah pendeknya angan-angan, kunci semua kebaikan adalah keinginan terhadap Allah dan kampung akhirat, kunci semua kejelekan adalah cinta dunia dan panjangnya angan-angan.
“Terima kasih ki, syukur kepada_Mu yang Allah, Engkau telah bukakan satu kunci yang selama ini hamba cari……..” Kata Maula sambil pamitan kepada gurunya.
Wassalam.
April 29,2009
No comments:
Post a Comment