Friday, July 10, 2020

Kopi dari Langit

"Assalamualaikum Ki.." Maula menyampaikan uluk salam pada gurunya yang tengah membaca kitab. "Alaikumusalam.., Nak Mas, mari Nak Mas, mari masuk.." Jawab Ki Bijak mempersilahkan Maula masuk. "Ada kabar apa Nak Mas, seperti nya Nak Mas ingin menyampaikan sesuatu?" "Iya Ki...,pagi tadi saya mendapatkan ilmu yang luar biasa dari seorang sahabat Ki.." kata Maula . "Boleh Aki tahu ilmu apa Nak Mas?"Tanya Ki Bijak. "Sebelumnya ana sharing pelajaran yang ana dapat dari Aki kemarin, Man Yazra' Yashud, dan sahabat ana tersebut ternyata sudah mengalami apa yang selama ini disebut dengan 'keajaiban' sedekah Ki.."Kata Maula "Masya Allah..Laa Haula walaa quwwata ila Billah.., bagaimana prosesnya Nak Mas?" Tanya Ki Bijak lagi. "Beliau bertutur bahwa awalnya beliau 'hanya' pedagang kaki lima, suatu ketika beliau mendapat nasehat dari seorang temannya untuk rajin bersedekah, dan beliau kemudian benar-benar mengamalkan sedekah secara Istiqomah, dan sekarang, beliau sudah tidak lagi berjualan kaki lima, sekarang beliau sudah dikaruniai ruko 10! pintu sebagai lahan rezekinya Ki.." Papar Maula "Yaa Rabb, Maha Benar FirmanMu, Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..." Lirih Ki Bijak berkata sambil menengadah ke langit. Sejurus kemudian, Ki Bijak memandang ke wajah Maula, "Nak Mas mau seperti teman Nak Mas tadi?" tanya Ki Bijak sejurus kemudian Maula sedikit ragu untuk menjawab pertanyaan gurunya, ia hanya mengangguk pelan "Dari penuturan Nak Mas tadi, Aki menangkap beberapa point yang sangat indah untuk kita pelajari dan amalkan.."Kata Ki Bijak. Maula diam, menunggu penjelasan dari gurunya. "Pertama, tidak ada nasehat yang bagus, kecuali diamalkan, seperti cerita Nak Mas tadi, sahabat Nak Mas menjalankan nasehat dari teman nya untuk bersedekah, dan itu beliau lakukan secara ikhlas dan Istiqomah, sementara mungkin disaat yang sama, ada banyak orang yang mendapatkan nasehat yang sama,bahkan mungkin lebih baik, lebih detail,dari kyai atau ustadz, tapi hanya didengar tanpa diamalkan, dua hal inilah yang membedakan kondisi sahabat Nak Mas berubah menjadi lebih baik, sementara yang lain tetap berjalan ditempat,karena ia hanya pandai mendengar, tanpa Amaliah yang nyata.." Maula manggut-manggut mendengar penjelasan gurunya. "Analogi nya, nasehat itu seperti makanan yang halal, bergizi dan menyehatkan, tapi selama makanan itu hanya dilihat,maka makanan tersebut tidak akan memberikan apapun kepada kita, seperti juga nasehat yang hanya dibaca, di like, tapi tidak diamalkan, tidak akan berarti apa-apa bagi kita.." Lanjut Ki Bijak Maula mengangguk-angguk mendengar penjelasan gurunya. "Yang kedua, dari penjelasan Nak Mas tadi, sahabat Nak Mas melakukannya dengan Istiqomah, beliau menyadari dan memahami bahwa untuk bisa menuai hasil, pasti ada proses, ibarat menyemai padi, setelah disemai,dipupuk, disiangi dan dijaga dari hama, baru kemudian kita bisa memanen padinya..."Papar Ki Bijak lagi. "Iya ya Ki, tidak mungkin ada hari ini tanam, besok berbuah, harus ada proses.." Timpal Maula "Bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin Nak Mas, jika Allah berkehendak, hari ini kita sedekah, besok kita kaya, itu mudah, tapi dengan proses Allah ingin mendidik kita makna Istiqomah dan kesungguhan untuk mendapatkan sesuatu, karena tujuan hidup kita bukan sekedar hanya untuk menjadi kaya, tapi masih banyak hal yang harus kita capai, dan kita bisa menduplikasi proses keistiqomahan dan kesungguhan dalam mencapai tujuan.." Kata Ki Bijak. Maula mengangguk, "Benar Ki.." katanya kemudian "Yang ketiga, tentu harus ikhlas.., niat kita bersedekah bukan untuk kaya, bukan untuk mendapatkan nilai lebih dari uang yang kita sedekahkan, tapi lillahita'ala, perkara kemudian Allah memberikan kekayaan kepada kita, itu hak prerogatif Allah, kaya bukanlah tujuan sedekah, menjadi kaya hanya merupakan keniscayaan bagi mereka yang bersedekah nya Istiqomah dan ikhlas melakukan nya..." Kata Ki Bijak lagi. "Insyaallah ana paham Ki.., Nasehat yang baik akan menjadi percuma kalau tidak dijalani dengan Istiqomah dan ikhlas ya Ki..." Kata Maula. Ki Bijak tersenyum, 'Benar Nak Mas, laksanakan, Istiqomah kan, ikhlaskan, maka nasehat yang sederhana sekalipun, insyaallah akan memberi nilai tambah bagi bagi kita..."Pungkas Ki Bijak. "Terimakasih Ki..." kata Maula sambil pamitan kepada gurunya. "

Monday, April 13, 2020

Dzikir Jahar

Apa itu Dzikir Jahar Dzikir Jahar (nyata); Dzikir Jahar dilakukan mulut dengan menyebut-nyebut bacaan (lafazh); Istighfar, Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir, dan lain-lain atau tilawah ayat al-Qur’an atau wirid; “ Sesungguhnya bergemuruhnya suara orang berdzikir saat usai shalat fardhu betul-betul terjadi di masa Rasulullah s.a.w. Aku dapat mengetahui orang sudah usai shalat (berjamaah di masjid Nabi) ketika kudengar suara dzikir itu “. (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad). Dalam sehari semalam, hati manusia bergerak/bolak-balik sekitar 70,000 kali,ketika gerak hati tersebut tidak dikendalikan, maka yang akan timbul adalah Keresahan, kegalauan, ketakutan, cemas dan gelisah karena terlalu banyak ‘rasa yang bercampur aduk didalam hati, dan untuk ‘mengendalikan gerak hati” sebanyak ini, dapat dilakukan dengan memperbanyak dzikir jahar “Laa ilaha ilallah”, hingga kita akan mendapatkan ‘rasa dzikir’ yang sesuai dengan tingkatannya: - Ijtima’I Satati Qolbi Shohibihi - mengumpulkan terpecahnya ingatan hati manusia yang sedang berdzikir Gerakan hati manusia sehari semalam adalah 70.000 gerakan silih berganti, maka yang tak bisa menyikapinya jiwanya akan lelah dibawa kesana kemari oleh gerakan hatinya. Contohnya dalam sholat: apabila kita sedang sholat terasa dalam hati melirik kepada selain Allah.Namun yang tahu akan hal ini dia akan segera mengistirahatkan hatinya tinggal satu gerakan yaitu hanya Allah yang ada.Sehingga sholatnya menimbulkan efek samping sebagai tempat istirahat jiwa yang lelah karena beban 70.000 gerakan hati. Apabila masih kesulitan mengendalikan gerakan hatinya maka sebaiknya melatih dzikir sesudah sholat. - Himmatun ‘Aliyah – Memiliki cita-cita yang tinggi Dari segi bahasa Himmah bererti “An Niyyah“ (niat), “Iradah” (kehendak), “Al ‘azimah” (tekad). Dalam makna ini terdapat tiga kata yang berbeda yaitu berupa niat yang sifatnya biasa, kemudian iradah atau kehendak yang kuat lalu dilanjutkan dengan tekad untuk melaksanakan kehendak tersebut. Seseorang dikatakan memiliki Himmah yang tinggi manakala ia mampu mengenyampingkan amal atau tujuan lain selain cita-citanya, misalnya dalam hal ibadah, seseorang yang memiliki Himmatun ‘aliyah akan mampu mengeyampingkan tujuan dan pikiran lain selain Allah (khusyu), pun ketika menghadapi segala problem tidak mudah putus asa dari rahmat Allah, selalu ada harapan/himmah yang kuat kepada Allah. - Anisul Mutawahis - Menjinakan perkara diri yang liar Contohnya menggantikan sesuatu yang liar dengan diganti ibadah sunnah. Dengan kata lain Kontrol atau kemampuan untuk mengendalikan diri untuk menjaga dari hal yang dilarang dan menggantinya dengan kegiatan yang lebih baik. Kebiasaan untuk begadang diganti dengan shalat malam, kebiasaan untuk baca Koran, diganti dengan baca qur’an, kebiasaan ngobrol diganti dengan bacaan dzikir dan seterusnya. - Jarrul Khoir – Menarik Kebaikan. Yaitu kemampuan yang diberikan Allah kepada seseorang untuk ‘mempengaruhi orang lain untuk berbuat kebajikan; baik itu lewat perbuatannya/akhlaqnya, baik itu lewat lisannya atau dengan tulisan-tulisannya. - Khotrotus Samawiyyah – Kabar dari Langit. Secara harfiah Khotrotus Samawiyah artinya kabar dari langit, tanda tandanya ada kabar dari langit (belum tentu bisikan, tapi kabar gembira bagi kita akan janji Allah) bulu kuduk berdiri diiringi rasa gentar, terasa sedih tak tahu yang disedihkan, air mata meleleh namun hati bahagia,tapi bukan menangis karena persiapan dibuat suasana hati menjadi sedih, namun timbul sendiri kadang susah untuk mengulangi di lain hari, itulah rahmat Allah bagi hambanya yang dekat denganNYA (Allah memberi tanda sebagai kabar gembira). - Miftahul Ghaib - Terbukanya sesuatu yang samar. Untuk mengetahui perkara yang samar memang tidak mudah. Dibukakanya perkara yang samar ada yang langsung dari Allah berupa ilham tanpa kata tanpa suara tanpa huruf, suatu kepahaman, pengertian ilmu yang datang secara tiba tiba – (Ilmu Laduni) Dzikir jahar la ilaha illa Allah dilakukan dengan membayangkan semacam garis imajiner yang melewati lathaif. Fungsi “penarikan” garis zikir itu, yakni dari bawah ke atas, lalu ke kanan dan kiri (untuk pemula yang belum berpengalaman dianjurkan dengan menggunakan gerak kepala, sehingga dari luar tampak mereka berdzikir dengan menggeleng-gelengkan kepala) adalah agar kekuatan kalimat itu menyentuh titik-titik lathaif. Gerakan simbolik dari dzikir nafi-itsbat dimaksudkan agar semua lathifah tersebut, yang diyakini merupakan pusat pengendalian nafsu dan kesadaran jiwa dan spiritual, teraliri dan terkena energi dan panas zikir tahlil tersebut. DZikir pada mulanya pelan, dan cenderung lebih panjang tarikan bacaannya, tetapi kemudian temponya dipercepat dan suara makin meninggi, agar tercapai kondisi semacam “ekstase.” Percepatan bacaan ini juga dimaksudkan untuk membentengi pikiran dari “lintasan pikiran” (khatir) yang mengganggu hati, sehingga seluruh konsentrasi tertuju pada Allah saja. Kitab Fath al-Arifin menggambarkan sepuluh lathifah, lima diantaranya yg utama adalah qalb, ruh, sirr, khafi, dan akhfa, yang dikenal sebagai alam al-amr (alam perintah). Lima lathifah lainnya adalah nafs, plus empat unsur: air, udara, tanah dan api (alam al-khalq). Pada Tarekat Naqsabandiyah dan tarekat cabang-cabangnya, termasuk TQN, ada satu lathaif yang barangkali paling tinggi dan sulit dicapai, yakni “kullu jasad”, ini adalah kondisi “tanpa titik” di mana totalitas insan (dimensi ruh, kognitif, dan fisik) telah dawam dalam berdzikir dan “menjadi” dzikir itu sendiri. Itu adalah saat layar kesadaran menjadi tanpa tepi dan siap menerima limpahan (faid) ilmu dan rahasia-rahasia ruhani dari Allah. Dari segi hikmah, gerakan kepala tersebut dimaksudkan untuk ‘mencegah’ masuknya ‘setan’ dari arah depan,belakang, samping kiri dan kanan kita sebagaimana diisyaratkan dalam surat Al A’raf ayat 16 dan 17; 17. Apa itu Dzikir Khofi
Apa itu Dzikir Jahar

Dzikir Jahar (nyata); Dzikir Jahar dilakukan mulut dengan menyebut-nyebut bacaan (lafazh); Istighfar, Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir, dan lain-lain atau tilawah ayat al-Qur’an atau wirid; “ Sesungguhnya bergemuruhnya suara orang berdzikir saat usai shalat fardhu betul-betul terjadi di masa Rasulullah s.a.w. Aku dapat mengetahui orang sudah usai shalat (berjamaah di masjid Nabi) ketika kudengar suara dzikir itu “. (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad).

Dalam sehari semalam, hati manusia bergerak/bolak-balik sekitar 70,000 kali,ketika gerak hati tersebut tidak dikendalikan, maka yang akan timbul adalah Keresahan, kegalauan, ketakutan, cemas dan gelisah karena terlalu banyak ‘rasa yang bercampur aduk didalam hati,  dan untuk ‘mengendalikan gerak hati” sebanyak ini, dapat dilakukan dengan memperbanyak dzikir jahar “Laa ilaha ilallah”, hingga kita akan mendapatkan ‘rasa dzikir’ yang sesuai dengan tingkatannya:

- Ijtima’I Satati Qolbi Shohibihi - mengumpulkan terpecahnya ingatan hati manusia yang sedang berdzikir

Gerakan hati manusia sehari semalam adalah 70.000 gerakan silih berganti, maka yang tak bisa menyikapinya jiwanya akan lelah dibawa kesana kemari oleh gerakan hatinya.

Contohnya dalam sholat: apabila kita sedang sholat terasa dalam hati melirik kepada selain Allah.Namun yang tahu akan hal ini dia akan segera mengistirahatkan hatinya tinggal satu gerakan yaitu hanya Allah yang ada.Sehingga sholatnya menimbulkan efek samping sebagai tempat istirahat jiwa yang lelah karena beban 70.000 gerakan hati. Apabila masih kesulitan mengendalikan gerakan hatinya maka sebaiknya melatih dzikir sesudah sholat.

- Himmatun ‘Aliyah – Memiliki cita-cita yang tinggi
Dari segi bahasa Himmah bererti “An Niyyah“ (niat), “Iradah” (kehendak), “Al ‘azimah” (tekad). Dalam makna ini terdapat tiga kata yang berbeda yaitu berupa niat yang sifatnya biasa, kemudian iradah atau kehendak yang kuat lalu dilanjutkan dengan tekad untuk melaksanakan kehendak tersebut. Seseorang dikatakan memiliki Himmah yang tinggi manakala ia mampu mengenyampingkan amal atau tujuan lain selain cita-citanya, misalnya dalam hal ibadah, seseorang yang memiliki Himmatun ‘aliyah akan mampu mengeyampingkan tujuan dan pikiran lain selain Allah (khusyu), pun ketika  menghadapi segala problem tidak mudah putus asa dari rahmat Allah, selalu ada harapan/himmah yang kuat kepada Allah.

- Anisul Mutawahis  - Menjinakan perkara diri yang liar

Contohnya menggantikan sesuatu yang liar dengan diganti ibadah sunnah. Dengan kata lain Kontrol atau kemampuan untuk mengendalikan diri untuk menjaga dari hal yang dilarang dan menggantinya dengan kegiatan yang lebih baik. Kebiasaan untuk begadang diganti dengan shalat malam, kebiasaan untuk baca Koran, diganti dengan baca qur’an, kebiasaan ngobrol diganti dengan bacaan dzikir dan seterusnya.

-Jarrul Khoir – Menarik Kebaikan.
Yaitu kemampuan yang diberikan Allah kepada seseorang untuk ‘mempengaruhi orang lain untuk berbuat kebajikan; baik itu lewat perbuatannya/akhlaqnya, baik itu lewat lisannya atau dengan tulisan-tulisannya.

- Khotrotus Samawiyyah – Kabar dari Langit.

Secara harfiah Khotrotus Samawiyah artinya kabar dari langit, tanda tandanya ada kabar dari langit (belum tentu bisikan, tapi kabar gembira bagi kita akan janji Allah) bulu kuduk berdiri diiringi rasa gentar, terasa sedih tak tahu yang disedihkan, air mata meleleh namun hati bahagia,tapi bukan menangis karena persiapan dibuat suasana hati menjadi sedih, namun timbul sendiri kadang susah untuk mengulangi di lain hari, itulah rahmat Allah bagi hambanya yang dekat denganNYA (Allah memberi tanda sebagai kabar gembira).

-  MiftahulGhaib - Terbukanya sesuatu yang samar.

Untuk mengetahui perkara yang samar memang tidak mudah. Dibukakanya perkara yang samar ada yang langsung dari Allah berupa ilham tanpa kata tanpa suara tanpa huruf, suatu kepahaman, pengertian ilmu yang datang secara tiba tiba – (Ilmu Laduni

Dzikir jahar la ilaha illa Allah dilakukan dengan membayangkan semacam garis imajiner yang melewati lathaif. Fungsi “penarikan” garis zikir itu, yakni dari bawah ke atas, lalu ke kanan dan kiri (untuk pemula yang belum berpengalaman dianjurkan dengan menggunakan gerak kepala, sehingga dari luar tampak mereka berdzikir dengan menggeleng-gelengkan kepala) adalah agar kekuatan kalimat itu menyentuh titik-titik lathaif.
Gerakan simbolik dari dzikir nafi-itsbat dimaksudkan agar semua lathifah tersebut, yang diyakini merupakan pusat pengendalian nafsu dan kesadaran jiwa dan spiritual, teraliri dan terkena energi dan panas zikir tahlil tersebut. DZikir pada mulanya pelan, dan cenderung lebih panjang tarikan bacaannya, tetapi kemudian temponya dipercepat dan suara makin meninggi, agar tercapai kondisi semacam “ekstase.” Percepatan bacaan ini juga dimaksudkan untuk membentengi pikiran dari “lintasan pikiran” (khatir) yang mengganggu hati, sehingga seluruh konsentrasi tertuju pada Allah saja. Kitab Fath al-Arifin menggambarkan sepuluh lathifah, lima diantaranya yg utama adalah qalb, ruh, sirr, khafi, dan akhfa, yang dikenal sebagai alam al-amr (alam perintah). Lima lathifah lainnya adalah nafs, plus empat unsur: air, udara, tanah dan api (alam al-khalq).  Pada Tarekat Naqsabandiyah dan tarekat cabang-cabangnya, termasuk TQN, ada satu lathaif yang barangkali paling tinggi dan sulit dicapai, yakni “kullu jasad”, ini adalah kondisi “tanpa titik” di mana totalitas insan (dimensi ruh, kognitif, dan fisik) telah dawam dalam berdzikir dan “menjadi” dzikir itu sendiri. Itu adalah saat layar kesadaran menjadi tanpa tepi dan siap menerima limpahan (faid) ilmu dan rahasia-rahasia ruhani dari Allah.

Dari segi hikmah, gerakan kepala tersebut dimaksudkan untuk ‘mencegah’ masuknya ‘setan’ dari arah depan,belakang, samping kiri dan kanan kita sebagaimana diisyaratkan dalam surat Al A’raf ayat 16 dan 17;


قَالَ فَبِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَ 
“(Iblis) menjawab, Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus,”
ثُمَّ لَاٰ تِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ ۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ
“kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”
(QS. Al-A’raf Ayat 16-17

Monday, February 23, 2015

22. DIA itu Dekat



Dul:”……..tak ada yang dapat menolong, selain yang disana, tak ada yang dapat membantu, selain yang disana….., dia_lah tuhan…”

Somad:”Nt lagi nyanyi Dul…?”

Dul:”Lagi nangis Mad…, tahu orang lagi nyanyi, pake nanya!”

Somad:”He he.., Dul.., ‘yang disana’ ntu siapa Dul..?”

Dul:”Yang disana ntu Allah, Somaad, pan lagunya gitu, ‘dia_lah…,tuhan..’, Mad..!”

Somad:”Kata ‘disana’ ntu Dul, kok kayaknya jauh banget?”

Dul:”Bentar Mad, bentar…, kayaknya pertanyaan nt nih dalem banget.., emang salah ya syair lagu Mad…?”

Somad:”Bukan salah Dul, hanya kita perlu tafakuri, karena kata ‘yang disana’ ntu menunjukan bahwa Allah ntu ‘jauh’, sementara keterangan di al Qur’an dan hadits menunjukan bahwa Allah ntu ‘disini’ Dul, dekat, bahkan sangat dekat..”

Dul:”Ane belum nyambung nih Mad…?”

Somad:”Dul…, coba nt baca lagi ni ayat; “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.(QS.2:186).”. Dalam ayat ni, Allah sendiri yang menyatakan bahwa ‘Dia ntu Dekat..’; kemudian juga dalam ayat ni Dul;”Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian dia bersemayam di atas ´arsy[1453] dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [1454]. dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan (QS:57:04); kemudian lagi; “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (QS:50:16)”.

Dul:”Iya ya Mad…; semua ayat-ayat ni menyatakan Allah ntu ‘dekat’, tapi di dekat dimana ya Mad…?”

Somad:”Nt apa lagu ini Dul…;’Dia ada disini, didalam jiwa ini, berusahalah agar Dia slalu tersenyum…, ho ho, berusahalah agar Dia slalu tersenyum….”

Dul:”Iya ya ane baru ngeh, ni syair lagunya ndak konsisten, satu bilang ‘Yang disana’, satu lagi bilang ‘Dia ada disini..’, bikin orang bingung aja…”

Somad:”Dul…ntu kan lagu, biarin aja, lagian yang bingung nt, tidak semua orang, buktinya ane ndak bingung-bingung amat Dul….!”

Dul:”Mad….; maaf kata ya, kalau Dia ntu dekat, kenapa ane ndak bisa ‘melihat atau merasakannya’ Mad…?, apa Dia ntu terhalang sesuatu..?

Somad:”Dia ntu Maha Besar Dul, jadi tidak ada sesuatu apapun yang akan menghalangiNya…”

Dul:”Apa Dia ntu tersembunyi Mad..?”

Somad:”Bahkan Dia ntu sangat Nyata Dul…”

Dul:”Jadi kenapa dong ane ndak bisa ‘melihat’ Dia Mad..?”

Somad:”Satu-satunya alasan kenapa kita ndak bisa melihat Dia, karena kita tidak pernah mau melihatNya..;

Dul:”Maksudnya gimana tuh Mad..?

Somad:”Gini Dul..,nt tau ndak berapa banyak tanda lahir yang ada ditubuh nt..?”

Dul:”Waah mana ane tahu Mad..; lagian nt nanyanya yang ndak-ndak aja sih..”

Somad:”Bukankah tanda lahir ntu ada ditubuh nt sendiri Dul..; deket banget kan, tapi kenapa nt bisa ndak tahu..?”

Dul:”Somaaaad, iya benar ntu tanda lahir ada ditubuh ane, tapi ane kan ndak pernah perhatiin Mad…”

Somad:”Ntu jawabannya Dul…, kenapa nt ndak bisa ‘melihat Allah yang sangat dekat’, bukan karena apa-apa, tapi karena nt tidak pernah mau ‘memperhatikan’ dan tidak pernah mau ‘merasakan’ kedekatan kita dengan Allah…; sekarang coba nt perhatikan, siapa yang membuat nt bisa bicara? siapa yang menggerakan tangan nt, siapa yang mengedipkan mata nt, siapa yang mengalirkan darah didalam tubuh nt, siapa yang mendetakkan jantung nt, siapa yang memberikan lintasan pikiran dan lintasan dihati nt, pernah nt mencoba mencarinya Dul..?”

Dul:”Ndak pernah Dul…;ane pikir ntu semuakan sudah dari sononya Mad…”

Somad:”Dari sononya dari mana Dul..?” Dul.., apa yang tadi ane sebutkan ntu, tidak terjadi dengan sendirinya, tapi ada yang ‘melakukannya’, ada yang mengatur, ada yang mengawasi, ada yang mengendalikan, ada yang menggerakan, hingga nt bisa rasakan betapa teraturnya denyut jantung kita, betapa lancarnya aliran darah kita, betapa ringannya kedipan mata kita, betapa cepatnya gerak hati dan pikiran kita, ane yakin seyakin-yakinnya kalau semua ntu tidak ada yang ngatur, tubuh kita akan ‘meledak’ dan hancur Dul…”

Dul:”(diam tanpa suara, hening, hanya terdengar sedu sedan dari Dul yang nampak berat mengatur nafasnya)”
Somad:”Kenapa nt nangis Dul..?”

Dul:”Mad…, apa yang barusan nt omongin membuat ane merinding, ane merasa sangat-sangat bersalah pada Allah, yang selama ini ane abaikan…, ya Allah.., semoga Engkau ampuni kebodohan hambaMu ini, yang selama ini buta dan tidak bisa melihatMu yang sedemikian dekat.., Allah..Allah…Allah…”

Somad:”Terus ucapkan asmaNya Dul.., disetiap saat, disetiap waktu, dalam setiap tarikan nafasmu, bahkan tanpa perlu diucapkan, rasakan saja dalam hati, insya Allah nt akan merasakan betapa dekatnya Allah dengan kita ni…”

Dul:”Allah….Allah….Allah……”

Wednesday, September 3, 2014

Orang Mati tidak bisa mendengar

Dul:"Mad.., kenapa orang yang mau dimasukin ke liang lahat di adzanin sama diqomatin Mad, emang ntu mayat denger apa?

Somad:"Ane ndak tahu mayat ntu dengar apa ndak Dul, ane kan belum pernah mati Dul; cobain nt mati dulu; nanti ane yang adzan sama qomat, nanti dari kuburan nt dengar ndak, habis ntu nt lapor ke ana hasilnya.."

Dul:"Somaaad, ane serius nih, masak ada orang mati balik lagi; becanda nt Mad.."

Somad:"Dul..;yang ane tahu; adzan dan qomat dikuburan ntu bukan untuk mayat saja; tapi buat yang nganternya, yang masih hidup Dul...;

Dul:"Maksud nt gimana Mad, kan biasanya adzan dan qomat ntu dikumandangkan pas mayit mau dimasukin ke liang lahat, kok malah buat yg nganternya?

Somad:"Itulah hebatnya orang tua kita dulu Dul, mereka memberikan nasehat dengan cara yang santun dan bijak, bukan dengan cara-cara yang menyinggung dan menyakiti orang lain..;

Dul:"Maksud nt gimana Mad..?

Somad:"Coba nt perhatikan Dul; ketika adzan dikumandangkan diliang lahat; apakah simayit menjawab atau menyahut? Apakah ketika qomat dikumandangkan simayit bergegas untuk shalat?"

Dul:"Somaaad; mana ada mayit nyahut adzan dan nyamperin orang qomat Mad!

Somad:"Itulah pesan yang ingin disampaikan oleh orang tua kita dulu Dul; seolah mereka mengatakan: 'sedulur2 kabeh;barang siapa yang tidak memenuhi panggilan adzan dan diam saja ketika qomat dikumandangkan; itu sama halnya seperti orang mati, seperti mayit ini...", maka barang siapa yang ikut nganter mayit ini; yang jasadnya masih hidup; tapi tidak memenuhi panggilan adzan untuk shalat, maka sama halnya dengan orang mati!!

Dul:"Waduuuh; dalem banget Mad pesannya.."

Somad:"Dalam banget, tapi tetap santun; tidak menyinggung atau menyakiti orang yang dinasehati; dan itulah dakwah yang sebenarnya, dakwah yang dengan cara menyentuh, bukan menyinggung, ikannya dapat, airnya tetap jernih Dul.."

Dul:"Iya ya Mad, seandainya dakwah bisa dilakukan dengan cara yang santun seperti ntu; ukhuwah kita tidak rusak hanya karena persinggungan dan perbedaan bahasa yg digunakan ya Mad.."

Somad:"Sekarang nt ndak penasaran lagi kenapa mayit ntu diadzanin sm ϑȋ̝̊ qomatin Dul..."

Dul:"Atas berkat rahmat Allah yg maha kuasa, dan atas kebijakan sahabatku Somad; ane sekarang mengerti Mad.., he he….”

Somad:"Dul..Dul.."

Tuesday, September 2, 2014

Setan musuh yang nyata

Dul:"Mad..; nt pernah liat setan ndak?"

Somad:"Pernah Dul.., bahkan gue sering liat setan Dul.."

Dul:"Aah yang bener nt Mad...; coba setan ntu kayak apa kalau nt pernah liat Mad.."

Somad:"Setan ntu sukanya membuat perselisihan Dul..; ”Dan katakanlah kepada Hamba-hambaku, “Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang Baik (Benar). Sesungguhnya Setan itu menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya Setan itu musuh nyata bagi manusia”(Al Israa:53)

Dul:"Aah ntu mah bukan setan Mad..., ntu mah orang..."

Somad:"Lah coba nt  baca redaksi ayatnya, setan ntu suka membuat
perselisihan, jadi kalau nt liat orang yang demen banget adu domba, ntu artinya nt sedang liat setan yg berujud manusia Dul...."

Dul:"Ane demen cara ngeles nt Mad...; trus ape lagi.."

Somad:"Setan ntu suka berbuat jahat Dul; “Sesungguhnya Setan itu hanya menyuruh kamu berbuat Jahat dan Keji, dan mengatakan kepada Allah yang tidak kamu ketahui”(Al Baqarah:169);“Trus lagi setan ntu suka kikir Dul; “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) Kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (KIKIR), sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-nya dan Karunia. dan Allah Maha Luas (Karunia-nya) lagi maha mengetahui” (Al Baqarah:268)

Dul:"Iya Mad...; tapi pas bilang kikir jangan liat ke ane dong, emang ane setan apa..?"

Somad:"Lah wong kite cuman berdua, ya ane liatin nt.., emang mau lihat setan...; dah deh sekarang kite shalat dulu, biar ndak kayak setan, sebab setan itu suka ingkar kalau diperintah ama Allah.."

Dul:"Berarti orang yg ndak shalat kayak setan dong Mad...; iih serem banget..”

Somad:"Makanya nyok shalat..."

Dul:"Nyok...."

Selepas shalat, si Dul masih penasaran dengan sifat-sifat setan yang diceritakan sama Somad;

Dul:”Mad..selain nyang tadi nt sampein, ada lagi ndak sifat setan yang sering nt lihat dikeseharian kite..?”

Somad:”Lha Dul…; tadi shalat nt inget setan? Baru salam aje dah nanya setan lagi…”

Dul: ”Iye Mad…, ane tadi diganggu setan, shalat ane jadi ndak khusyu…”

Somad: “Dul…Dul; sifat setan selanjutnya ntu ‘Boros’, suka foya-foya dan menghamburkan uang buat sesuatu yang mubazir Dul, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”.‘Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.(Al Israa’ 26:27)

Dul: ”Waduuh…; kalau orang yang suka bakar petasan, ulang tahun, pesta-pesta ntu kan pemborosan Mad, berarti mereka saudara setan dong…”

Somad: ”Bukan ane yang bilang mereka saudara setan Dul, tapi Al Qur’an, tinggal kite instrospeksi saja kalau ndak mau dikatakan saudaranya setan…”

Dul:”Iye ye…, trus ape lagi Mad…?”

Somad: “Setan ntu suka pamer Dul, suka Riya’, kalau ibadah ndak ikhlas, kalau sedekah ingin dipuji, kalau haji pengen semua orang tau, kalau taklim pengen disebut alim, dan seterusnya, ketika seseorang melakukan ibadah disertai pamrih, ntu artinya hatinya sedang bersama setan, dia teman setan juge..”

Dul:” Ane mau insyaf aah Mad…; kayaknya sifat-sifat setan nyang nt sebutin, ada di ane semua…”

Somad:”Iye Dul…, ane juga sama, kite harus berhati-hati dengan perangkap setan yang licik dan halus, kalau kite ndak mau dikadalin setan, ya kite harus tahu tipu daya setan ntu apa saja…”

Dul:”Siap ustadz Somad…!”

Somad:”Dul..Dul, dah ane bilangin, ane bukan ustadz, ane ni muridnya ustadz, ane ni baru jadi santri di Cimaung…”

Dul: “ He he, siapapun nt, ane salut sama nt Mad….”

Somad: ”Ane juga acungin jempol buat nt Dul, nyang sudah jadi santri abadi disini….;

Dul:”Somaaad…..!”

Monday, September 1, 2014

Baiti Jannati


Dul:”Mad…, Baiti Jannati ntu artinya apa sih?”

Somad:”Ooh ntu artinya ‘Rumahku Surgaku’ Dul…”

Dul:"Berarti dirumah ntu segala ada ya Mad, rumahnya besar, punya mobil bagus, perabotan mewah, makanan apa aja ada, pengen apa aja bisa, gitu Mad…”

Somad:”Bisa jadi begitu, bisa juga ndak Dul…”

Dul:”Nt ni gimana Mad, kok bisa jadi begitu, bisa juga ndak, ntu maksud nt pegimane..?

Somad:”Dul…, Rumah yang megah, mobil mewah, perabotan yang mahal, makanan apa aja ada, ntu memang bagian dari kenikmatan surga; tapi semua itu tidak berarti apa-apa manakala ‘rumah kita yang disini’ masih berantakan..”

Dul:”Ane masih belum paham Mad..”

Somad:”Gini Dul…; hati kita ini ‘rumah hakiki’ kita, disini, dihati kita ini, Allah meletakan rasa tenang, dihati inilah Allah menaruh rasa tentram, rasa cinta, rasa kasih sayang, dan sifat-sifat ilahiyah lainnya….”

Dul:”Trus…”

Somad:”Sebaliknya dihati ini juga ada sifat-sifat syaitoniyah,seperti sombong, angkuh, iri dan dengki, kemudian ada juga sifat Bahimiyah, sifat binatang buas, seperti rakus dan tamak, serta sifat Sabaiyah seperti tidak tahu malu dan sebagainya…”

Dul:”Lalu…?”

Somad:”Ketika sifat-sifat ilahiyah kita yang dominan dan menguasai diri kita, maka hati kita akan menjadi sumber kebahagiaan, menjadi sumber kenikmatan surgawi, terlepas dari apakah rumah kita bagus, apakah mobil kita mewah, apakah hidup kita serba ada, sekalipun kondisi lahiriah kita dalam keadaan sebaliknya, ketika hati kita dalam keadaan tentram, maka itulah yang namanya surga…; paham Dul..?

Dul:”Hmmh belum Mad….”

Somad:”Gini deh…,misalnya rumah nt nih kayak istana, mobil nt berjejer ampe nutup jalan tetangga, kemudian perabotan rumah nt nih semuanya barang impor, toilet nt bisa buat tiduran, kolam renang rumah nt kayak gelanggang samudra di ancol, pokoknya secara materi, keadaan nt serba waah….; tapi kemudian di hati nt ni masih ada sifat tamak…,nt masih pengen punya rumah yang lebih besar, nt masih punya pengen mobil lain yang nt belum punya sementara tetangga nt memilikinya, nt masih pengen perabotan rumah nt yang lebih lagi dan seterusnya, ane yakin seyakin-yakinnya, dengan kondisi seperti itu nt tidak akan bahagia, nt tidak akan bisa menikmati megahnya rumah nt, nt tidak bisa menikmati mewahnya mobil nt, nt tidak bisa menikmati kelebihan-kelebihan nt, pikiran nt selalu dirasuki oleh perasaan kurang, perasaan was-was kalau-kalau harta nt ada yang ambil, nt khawatir kalau mobil nt lecet, maka semua kelebihan nt ntu akan menjadi ‘neraka’ yang akan membakar jiwa nt hingga selalu resah dan gelisah….”

Dul:”Rasa-rasanya ane pernah bertemu dengan orang semacam ini Mad…; orangnya ganteng, jabatanya tinggi, pinter, istrinya cantik, rumahnya besar, pulang pergi kekantor naik mobil, tapi tiap hari bilangnya pusing mulu, pokoknya ada aja yang membuat dia nepok keningnya..,persis yang nt bilang tadi, ditengah kondisi serba kecukupan, tapi justru dia seperti orang yang serba susah…”

Somad:”Iya Dul…, kita mesti bersyukur meski secara ekonomi mungkin kita tidak seperti orang lain, tapi kita masih memiliki guru yang senantiasa membimbing hati kita untuk bisa berlapang dada, untuk bisa sabar dan syukur, hingga kita bisa tertawa lepas seperti sekarang ini….;serta teman-teman yang bisa kita ajak berbagai, banyak lho orang yang banyak uang tapi senyum saja susah….”

Dul:”Iya Dul…; ane baru nyadar selama ini ane berhutang banyak pada Guru yang telah membimbing hati kita ya Mad…”

Somad:”Iya Dul….; dan balas budi seorang murid kepada gurunya tidak harus dengan memberinya materi yang banyak, balas budi itu bisa lewat khidmat keguru serta mengamalkannya ilmu yang beliau ajarkan kekita…”

Dul:”Iya Mad…”

Friday, August 29, 2014

Doa kita pasti diterima Allah

Dul:”Mad.., ane sering dengar dari ceramah ustadz - ustadz bahwa Allah akan menerima setiap doa kite, ntu benar ndak Mad…?

Somad:”Iye Dul, ntu bener, Allah pasti menerima setiap doa kita…”

Dul:”Kok doa ane ndak diterima ame Allah Mad…?”

Somad:”Mana buktinya Dul?”

Dul:”Bukti apaan maksud nt Mad..?”

Somad:”Bukti kalau doa nt ditolak ame Allah, doa nt dikembalikan ndak?”

Dul:”Somaaad, ane serius nih.., masak ada doa dikembaliin?!?”

Somad:”Dul.., kalau doa nt ndak dikembaliin, ntu artinya doa nt sudah diterima sama Allah Dul, sekarang nt tinggal tunggu aja jawaban dari Allah atas doa nt ntu..”

Dul:”Otak nt emang kepinteran Mad…..!, ane mau marah gimana, mau ketawa juga ndak lucu.., lalu ampe kapan ane mesti nunggu Somaad?”

Somad:”Ampe waktu yang tepat menurut Allah Dul..”

Dul:”Iyee, tapi waktu yang tepat ntu kapan..?

Somad:”Nt inget ndak dulu waktu kita kirim lamaran kerja ke perusahaan-perusahaan..?

Dul:”Iyee ane inget…”

Somad:”Selama alamat yang kita tulis di ntu surat lamaran bener, pasti ntu surat lamaran nyampe dan diterima perusahaan…”

Dul:”Iyee, trus…?”

Somad:”Perkara kapan kite dipanggil dan dikasih pekerjaan ame ntu perusahaan, ntu tergantung kebijakan perusahaan, kalau kemudian kita belum dipanggil,mungkin karena belum ada job yang pas buat kite, atau mungkin kompetensi kita dianggap kurang, kualifikasi kita tidak memenuhi syarat dan lain sebagainya.."

Dul:”Lalu apa hubungannya sama doa yang belum dijawab Allah Somaaad..!

Somad:”Gini Dul…,selama nt sudah berdoa kepada Allah, pasti doa nt diterima ama Allah, perkara kapan doa nt akan diijabah oleh Allah, itu hak prerogative Allah untuk menentukan kapan, dimana dan dalam bentuk apa doa kita diqobulkan oleh Allah..; kalau sekarang doa nt belum diqobul Allah, mungkin Allah melihat waktunya belum tepat Dul.., mungkin Allah melihat nt belum waktunya memiliki harta yang banyak, mungkin Allah melihat nt belum siap untuk itu, atau kenapa nt belum dikasih jabatan, karena Allah melihat nt belum siap merima amanah jabatan ntu dan lain sebagainya…; tapi nt harus tetap yakin, suatu saat nanti, ketika waktunya sudah tepat menurut Allah, apa yang nt minta ntu pasti akan nt terima sesuai dengan kadar yang Allah tentukan Dul..”

Dul:”Masuk akal juga Mad….”

Somad:”Mangkanya nt mesti selalu berbaik sangka pada Allah, harus sabar, dan harus jeli, karena mungkin sebenarnya doa nt sudah diqobul Allah, hanya dalam bentuk yang lain yang beda dari pikiran nt Dul..”

Dul:”Misalnya Mad…?”

Somad:”Misalnya nt berdoa Robbana ‘atina fidunya hasanah wal fil akhirati hasanah…,ya Allah berikanlah kepadaku kebaikan didunia, dan berikan kepadaku kebaikan di akhirat, kemudian Allah meng-ijabah doa nt dengan menjadikan nt kekurangan harta seperti sekarang ini, agar nt selamat didunia dan akhirat Dul..”

Dul:”Maksud nt Mad…?”

Somad:”Dul..,betapa banyak orang ‘celaka’ karena hartanya, betapa banyak orang kaya yang justru mendapatkan kerugian didunia dan akhiratnya karena ia tidak bisa membawa hartanya dengan baik, hingga akhirnya ia menjadi budak harta, ia menjadi hamba dunia, hartanya justru menjadi bumerang yang mencelakai dirinya sendiri…, dan karena Allah sayang banget ama nt, Allah ingin nt selamat didunia dan akhirat nanti, Allah kasih nt harta yang sekedarnya saja, agar nt tidak diperbudak harta, agar nt tetap menjadi hamba Allah yang taat, bukan menjadi hamba dunia Dul…”

Dul:”Somaaad, meski contoh nt nih nylekit banget, mudah-mudahan ntu bener, Allah sayang ane, Allah ndak ingin ane jadi budak harta, Allah ingin ane selamat dari fitnah harta, gitu kan Mad…?”

Somad:”Naaah sekarang nt pinteran Dul…., nt dapat nangkep maksud perkataan ane…”

Dul:”Somaaad..!!!!! ane emang pinter Mad…,cuman kalah dikit doang dari nt…”

Somad:”He he he…”

Thursday, August 28, 2014

Ujian itu Kesempatan


Dul:"Mad....;ane lg pusing nih...."

Somad:" Knp Dul...kok pusing mulu...."

Dul:"Iya nih Mad...ane lg banyak masalah, bkn masalah ane sih sebenarnya, tp masalah keluarga besar ane, adik dan orang tua ane, jd kan mau ndak mau ane kefikiran juga.."

Somad:" Alhamdulillah....."

Dul:"Somaaaaaad; orang lg dirundung masalah malah bilang alhamdulillah...tega nt y Mad..."

Somad:"He he tenang Dul....; orang yang sedang dirundung masalah itu spt orang yang sedang mengikuti ujian Dul; artinya dia sedang diberi kesempatan untuk naik kelas...."

Dul:"Maksud nt Mad....?"

Somad:"Dul sahabatku yang baik hati..;anak sekolah yg mau naik kelas, harus ikut ujian dulu, mahasiswa yg pengen jadi sarjana, hrs melewati ujian dulu....;pun dengan kita, ketika kita ingin 'naik kelas' kita hrs melewati ujian dulu....itu sunatullahnya...."

Dul:"Iya Somaaaad, tp ini ujiannya berat banget....!!"

Somad:"Alhamdulillah...."

Dul:"Kok Alhamdulilllah lagi sih...ane kan bilang ujiannya berat banget Somaaddd!!"

Somad:"Dul....; anak SD akan diuji dengan materi SD, anak SMP akan diuji sesuai dgn tingkatannya, pun SMA dan Mahasiswa, akan diuji dengan ujian yg setara dgn tingkat kemampuannya...;nah kalau skr nt diuji dengan ujian yang berat, mungkin Allah untuk menempatkan nt di tingkatan sarjana, jadi wajar kalau ujiannya berat...,masak sarjana diuji dengan materi anak TK..?"

Dul:"Jdi ane mesti gimana Mad...?"

Somad:"Pertama...Allah tdk akan menguji kita dengan ujian yang melebihi batas kemampuan kita, jd nt harus yakin bahwa nt bisa menjalani ujian ini....;

Dul:"Trus....?"

Somad:"Trus...nt amalin tuh apa yang sdh guru ajarkan..'ulah loba teuing mikir, tanceupkeun ka hate...,kembalikan kepada Allah, inna lillahi wa inna ilaihi roji;un...,mangga gusti...,nuhun gusti...; masak nt lupa baru semalam guru bicara spt itu Dul..?

Dul:"Astaghfirullah...benar Mad...; ah dasar setan, kerjaannya nakut-nakutin ane mulu...."

Somad:"Dul...kalau setan menakut-nakuti kita dengan perasaan cemas,khawatir,galau, itu memang sudah pekerjaan setan.., nt bayangin kalau setan ndak punya kerjaan, setan nganggur, kemudian setan pada demo ke depnaker..kan malah repot Dul..."

Dul:"Nt Mad....masak ada setan demo....Mad...!!

Somad:"He he...,makanya Dul...,biarin setan dengan kerjaanya, selama kita masih pake rompi anti setan, insya Allah setan ndak bakal bisa menggoda dan menakuti kita Dul...."

Dul:"Rompi anti setan apaan tuh Mad...?"

Somad:"Dul.....Kalimat Laa ilaha ilallah itu senjata paling sakti, temeng paling kuat yang tidak akan tembus oleh godaan setan macam apapun kalau kita sudah bisa makenya...."

Dul:"Astaghfirullah......;knp ane lupa y Mad....?"

Somad:"Ntu krn nt belum pake Laa ilaha ilallah dengan benar Dul...; coba kalau nt sdh bener makenya, ndak bakalan nt pusing kayak gini...."

Dul:"Emang nt sdh bisa Mad..?"

Somad:"Belum Dul...."

Dul:"Kok nt tadi bilang ane sj yang belum bisa make laa ilaha ilallah?

Somad:"He he skr kan ceritanya nt yang nanya, ane yg jawab,yg ditanya itu mesti rada pinteran dikit dr yang nanya Dul...he he..."

Dul:"Bisa aja nt Mad...., tp bener juga sih, ane merasa belum make laa ilaha ilallah dengan benr Mad..."

Somad:"Makanya rajin2 datang ke majelis Dul....,biar kita ndak kalah mulu sama setan...."

Dul:"Siap Mad....!!

Tuesday, August 26, 2014

Segenggam Garam

Segenggam Garam

Dul:”Mad.., ada nggak sih rumus atau formula untuk mengurangi beban hidup..?

Somad:”Maksud nt Dul..?

Dul:”Iya Mad, hampir tiap hari, kitakan selalu dihadapkan pada berbagai masalah, baik ntu masalah dikantor lah, masalah dengan temanlah, masalah keluarga, masalah keuangan dan berbagai masalah lainnya yang datang silih berganti dalam hidup kite, maksud ane bagaimana caranya agar masalah ntu tidak ‘terasa pahit’ banget dan kita bisa melaluinya dengan enjoy...”

Somad:”Wuih pake kata enjoy segala nt Dul..., belajar dimana nt Dul..?”

Dul:”Lah pan tiap hari ane dicecokin nt ama bahasa-bahasa intelek Mad, masak ndak ada yang nyangkut.., udah deh jangan ngeledek ane mulu, jawab tuh pertanyaan ane..!

Somad:”Dul..., boleh ndak ane minta empat sendok garam..?”

Dul:”Somaad, nt kebiasaan nih, apa yang ditanya, apa yang diminta, ini pake minta garam segala, nih ambil sekantong sekalian...”

Somad:”Sekarang ane masukin ni garam kedalam gelas ini, dan ane aduk sampe rata..; nah sekarang nt cobain ni campuran air dan garam, pasti nikmat Dul..”

Dul:”Somaad.., mana ada air sama garam diaduk jadi nikmat, yang ada getir iya, ndak mau, ane ndak mau cobain..!”

Somad:”Kalau nt ndak mau cobain, maka ane ndak akan bisa jawab pertanyaan nt tadi Dul..., kalau pake bahasa yang panjang lebar, nanti nt pusing lagi, dah cobain dikit aje...”

Dul:”Somaad.., Somaad, dah sini...., puuuuh, asin banget Somaaaad..!!!!!”

Somad:”He he..., sekarang kita main ke sendang yuk Dul...”

Dul:”Mad..., nt dendam sama ane Mad..., abis suruh minum air garam, sekarang ngajak ke sendang, jangan-jangan sampe sana nt suruh ane masuk ke sendang lagi.., aneh-aneh saja nih bocah yang atu..”

Somad:”Udah..,ikut aja...”

Dul:”Sekarang apa lagi Mad...?”

Somad:”Ane mau masukin ini sisa garam yang sekantong tadi kedalam ni sendang...”

Dul:”Trus..?”

Somad:”Nah garamnya sudah ane masukin semua, sekarang coba nt rasain air sendang yang bening ini..?”

Dul:”Somaaad, ndak suruh nyebur, malah suruh ngerasain air sendang..., nih ane minum airnya Mad..!”

Somad:”Bagaimana rasanya Dul.., apa kerasa asin?”

Dul:”Ndak Mad..., biasa saja, rasa air tawar yang segar...”

Somad:”Sekarang jawab pertanyaan ane, kenapa garam yang dua sendok didalam gelas tadi terasa sangat getir, tapi garam yang hampir sebungkus tadi, tidak mempengaruhi rasa air sendang ini..?”

Dul:”Ini pasti pertanyaan jebakan lagi.., ya karena garam yang dua sendok ntu hanya dicampur dengan air segelas, maka asinnya garam kerasa banget Mad..., sementara garam sekantong tadi kan nt campurin ke  air sendang yang seluas ini, ndak ngaruh lah...”

Somad:”Tepat Dul..., ntu jawaban pertanyaan nt tadi...”

Dul:”Jawaban apaan Mad...lah tibang garam sama air doang, nt bilang jawaban..!”

Somad:”Dul...garam ntu ibarat ‘masalah’, sementara air digelas dan air sendang ntu ibarat ‘kondisi hati kita..’

Dul:”Trus...?”

Somad:”Ketika garam cuman dua sendok, dimasukan kedalam air yang cuman segelas, akan terasa sangat getir.., ntu seperti masalah yang sebenarnya kecil, masalah yang biasa-biasa saja, tapi ketika kita masukin kedalam hati kita yang kerdil, maka masalah ntu akan terasa sangat berat, sangat getir....; sementara ketika garam yang lebih banyak tadi ane masukin kedalam sendang yang luas, justru sama sekali tidak mempengaruhi rasa air sendang, ntu seperti kita dikasih masalah, dikasih ujian sama Allah, lebih berat dari orang lain misalnya, tapi kita menerimanya dengan kelapangan dada, kita menyikapinya dengan kebesaran jiwa, kita menerimanya dengan kebesaran hati, maka insya Allah masalah atau ujian apapun yang Allah berikan kepada kita, tidak akan membuat kita putus asa, tidak akan membuat kita meratap, tidak akan membuat gelap mata, tidak akan membuat kita menyalahkan Allah, karena seperti air sendang yang bisa menetralisir rasa garam yang asin dengan airnya yang banyak, kebesaran jiwa kita, kebesaran hati kita, akan mampu menetralisir tekanan masalah yang sedang kita hadapi, sampe sini nt paham Dul..?

Dul:”Insya Allah ane ngerti sekarang, hanya ane belum bisa terima rasa asin ini, getir banget Mad.., nt tega banget ame ane…”

Somad:”Tapi hikmahnya nt jadi ngerti bagaimana cara kita menghadapi masalah kan Dul…, yaah getir dikit karena garam mah ndak apa-apa, itung-itung jamu, daripada nt tiap hari getir terus didera masalah Dul…, he he..”

Dul:”Iya deh..,ane ndak bakalan menang lawan nt Mad….; tapi makasih banget loh Mad, ane jadi agak enakan nih sekarang, dan ruwet lagi…”

Somad:”Ndak harus berterima kasih pada ane Dul, ucapkan saja Alhamdulillah pada Allah, karena ntu memang hak nt untuk tahu, ane hanya jadi wasilah Allah untuk menyampaikannya ken t…”

Dul:”Alhamdulillah ya Allah…, terima kasih sudah memberikan ane teman yang bernama Somad, meski kadang keterlaluan, tapi sebenarnya dia baik ya Allah, moga besok-besok kalau Somad mau kasih contoh ndak harus pake minum air garam lagi ya Allah…Aamiin..”

Somad:”Aamiin…., Dul…Dul, sudah bersyukur, masih ditambahin keluhan….”

Monday, August 25, 2014

Hewan Terkuat

Somad:”Dul…nt tahu ndak hewan apa yang paling kuat didunia..?

Dul:”Nt Mad…, ntu mah pertanyaan buat anak kecil Mad.., ya tentu saja Gajah Somaad..”

Somad:”Kenapa nt bilang gajah hewan terkuat didunia Dul..?

Dul:”Somaad, tumben otak nt agak lelet nih, masak masih nanya kenapa gajah ane sebut hewan terkuat didunia, ya tentu saja karena badannya yang gede, belalainya saja bisa mengangkat batang pohon kelapa Mad…, emang ada hewan lain yang lebih kuat dari gajah Mad..? nt ini kalau nanya suka ngawur….”

Somad:”Jawaban nt salah Dul…;hewan yang paling kuat ntu Semut Dul…”

Dul:”Sini ane pegang kening nt Mad…., sudah panas kali ye, masak semut yang kecil segitu dibilang hewan terkuat didunia, Somaad, Somaad…!

Somad:”Dul..; semut pemakan daun (semut rangrang) itu memang ukuran tubuhnya kecil, bahkan sangat kecil kalau dibanding gajah, tapi dengan ukuran tubuh sebesar itu, semut pemakan daun mampu mengangkat beban yang beratnya 50 kali dari berat tubuhnya, jadi kalau ibarat kata itu semut besarnya sebesar Ade Rai, maka semut ntu akan bisa mengangkat sebuah container seberat 50 ton!

Dul:”Beneran nt Mad…?”

Somad:”Nt perhatiin saja ntu semut pemakan daun.., tuh lihat dipohon ntu….”

Dul:”Iya ya Mad…,ni semut kuat banget….; tapi ane masih penasaran, kenapa sepagi ini nt ngomongin semut Mad…?

Somad:”Semut nt cerminan perilaku sebagian kita Dul, banyak orang yang perilakunya kayak semut…”

Dul:”Maksud nt perilaku manusia yang kayak semut ntu yang suka salam-salaman gitu Mad…?

Somad:”Iya itu perilaku positifnya, sementara disisi lain perilaku semut yang jarang dibicarakan adalah semut itu bekerja sangat keras, bekerja siang malam, bahkan seperti nt tadi lihat, semut rela mengangkat makanan dan dedaunan yang beratnya jauh melebihi ukurannya, untuk kemudian makanan itu dibawa kesarangnya, ditimbun, dan nt tahu ndak Dul, makanan yang dikumpulkan semut-semut ntu, tidak akan habis hingga semut-semut yang mengumpulkannya mati!

Dul:”Waduuuh…;kayak manusia yang suka numpuk-numpuk harta ampe tujuh turunan dong Mad…”

Somad:”Persis Dul…; ntu yang ane maksud, ada banyak manusia seperti semut, kerja keras, banting tulang, peras keringat, kaki dijadikan kepala, kepala dijadikan kaki, siang dijadikan malam, malam dijadikan siang, yang haram dihalalkan, yang bukan haknya diakui, kalau perlu sikut kiri kanan, tak peduli apakah perbuatannya itu mengorbankan kepentingan orang lain atau tidak, yang penting bagaimana mengumpulkan harta sebanyak mungkin…”

Dul:”Ane jadi bergidik mendengar kata-kata nt Mad…, emang ada orang yang kayak gitu..?

Somad:”Nt ndak lihat di berita Mad, ada orang yang mobilnya sampe 74 unit, ntu baru yang ketauan, belum yang ndak ketauan, ada lagi orang yang punya pulau, ada orang yang uangnya dibagi-bagikan ke artis-artis, ntu karena saking banyaknya uang Dul..”

Dul:”Iye ye….; manusia emang luar biasa…, luar biasa gila maksud ane Mad.., he he..”

Somad:”Iya Dul…, banyak orang yang sudah ‘gila’ karena terperdaya
nafsunya, banyak orang yang ‘gila’ karena mencintai dunia dengan gelap mata, banyak orang ‘gila’ karena diperbudak oleh tipu daya dunia yang fana ini….”

Dul:”Mad….; menurut nt, apakah memang kita harus ‘segila’ ntu untuk ngumpulin harta Mad..?”

Somad:”Dul…, mari kita ingat-ingat lagi pelajaran yang kita dapat dari Pangersa Aa’, beliau sering menyampaikan bahwa kita tinggal didunia ini hanya sementara, dunia ini hanya tempat persinggahan kita yang tidak berapa lama, dunia ini hanya tempat sendau gurau yang menipu jika kita tidak pandai memaknainya…; ikhtiar ntu wajib, dan karena saking pentingnya ikhtiar, Allah memberikan tuntunan dan arahan agar kita bisa berikhtiar dengan baik, benar, dan hasilnya sesuai dengan harapan..”

Dul:”Jadi maksud nt kita tidak melulu harus banting tulang, peras keringat dan kerja sekeras-kerasnya untuk dapat mencukupi kebutuhan kita Mad…?”

Somad:”Tepat Dul…; ane lebih seneng menyebutnya dengan ‘kerja cerdas’ daripada kerja keras Dul…”

Dul:”Kerja Cerdas gimana maksud nt Mad..?

Somad:”Kalau kerja keras kita harus banting tulang segala, maka kerja cerdas adalah kerja dengan ini dan ini Dul…”

Dul:”Kerja Cerdas ntu dengan Otak dan Hati maksud nt Mad…?”

Somad:”Tepat Dul, kerja dengan otak, kerja dengan ilmu, jauh lebih menghasilkan daripada sekedar kerja keras Dul, sementara kerja dengan hati, kerja dengan ikhlas, akan menghasilkan ketentraman, terlepas dari berapa dan apapun hasil yang kita terima, begitu Dul, nt paham..?

Dul:”Pengennya sih gitu, tapi ada ndak kesimpulan yang lebih ringkes Mad, biar ane ndak terlalu capek mikirnya..?

Somad:”Bekerja keras itu menghasilkan, Bekerja Cerdas itu melipat gandakan, Bekerja Ikhlas itu menentramkan…”,Bisa dimengerti saudara Dul..?

Dul:”Siaap…., dapat dimengerti Bung Somaad…; he he..”

Somad:”Dua jempol buat nt Dul…”

Ikan Asin


Dul:”Mad…., gimana caranya agar kita tidak terpengaruh oleh dampak buruk lingkungan kita Mad…?”

Somad:”Maksud nt Dul..?

Dul:”Ntu Mad, seperti diberita-berita ntu, hampir tiap hari ada aja berita yang bikin bulu kuduk bergidik, hampir semua kejahatan yang katanya ada dijaman jahiliyah dulu, sekarang ini semua sudah ada didepan mata kita, perjudian, minuman keras, pemerasan, perampokan, pencurian, pergaulan bebas, obat-obat terlarang, semuanya ada disekitar kita, bagaimana kita bisa terhindar dari pengaruh lingkungan yang seperti itu Mad…?

Somad:”Tumben pertanyaan nt panjang banget Dul, jawabannya ya kita jangan ikut-ikutan Dul..”

Dul:”Iye ane tahu, jangan ikutan, maksud ane, kan tidak mungkin kalau kita mengurung diri dikamar untuk menghindari pengaruh buruk ntu Somad, ntu bagaimana caranya..?

Somad:”Ooooh ntu maksudnya; gini Dul, nt tahu ndak kenapa ikan etong yang suka nt makan itu ndak asin meski ikan ntu tinggal di air yang laut yang asin?”

Dul:”Emang etong ndak asing Mad…, bukannya ikan etong ntu asin?”

Somad:”Ikan etong ntu asin, setelah ikan itu mati Dul, dibumbuin, baru rasanya asin, tapi selama ikan etong ntu hidup, coba nt rasain, pasti rasanya tidak asin…”

Dul:”Kira-kira dong Mad, masak ane makan ikan hidup-hidup, tapi benar juga ya, kenapa ikan-ikan dilaut ntu nggak asin, padahal air lautnya asin ya Mad…?

Somad:”Selama ikan ntu masih hidup, maka ikan laut tidak akan terpengaruh oleh asinnya air laut, ikan hanya akan menjadi asin setelah ikan ntu mati Dul….”

Dul:”Hubungannya sama pertanyaan ane apa Mad…?”

Somad:”Dul yang baik hati dan tidak sombong…., kita ini ibarat ikan, sementara lingkungan adalah lautnya..”

Dul:”Trus..?”

Somad:”Selama kita hidup, maksudnya selama hati kita hidup, selama kita punya prinsip, maka lingkungan seperti apapun tidak akan dapat mempengaruhi kita, misalnya dilingkungan sekitar kita orang-orangnya pada suka judi, selama hati kita hidup, selama kita memegang prinsip bahwa judi itu dilarang agama, insya Allah kita tidak akan ikut-ikutan main judi bersama mereka…., pun misalnya tempat kerja kita, orang-orangnya ndak pada shalat, selama kita berprinsip shalat ntu kewajiban dan kebutuhan kita, kita akan tetap istiqomah menjalankan shalat, pun dengan hal lainnya, apa dan bagaimanapun kondisi lingkungannya, selama hati kita hidup dan selama kita memegang teguh prinsip yang kita yakini, maka kita tidak akan terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitar kita..”

Dul:”Jadi kalau yang ikut-ikutan ntu kayak ikan mati ya Mad..?”

Somad:”Bener Dul..;nt lihat ikan yang mati, jangankan ada gelombang besar, sama riak air yang kecil saja, ikan yang mati akan terbawa kemanapun air mengalir, ikan mati akan diombang-ambing, dibenturkan kekarang, bahkan terseret kedaratan oleh air tidak besar sekalipun, persis seperti orang yang hatinya mati, dan tidak memiliki prinsip yang kokoh, ia akan mudah diombang-ambingkan oleh arus kehidupan, ada orang mabuk, ikut, ada orang judi, ikut, ada orang ndak shalat, ikut ndak shalat, dan seterusnya….”

Dul:”Ooooh jadi begitu ya Mad….”

Somad:”Iya Dul, mangkanya hidupkan terus hati kita dan pegang teguh prinsip yang kita yakini, insya Allah kita akan terhindar dari pengaruh buruk lingkungan Dul..”

Dul:”Siaaap, laksanakan…!

Friday, August 22, 2014

Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un


Dul:"Mad...; nt kan sedikit banyak tahu tuh ayat qur'an, kira-kira ayat mana yang paling bagus dan paling berguna bagi ane ya Mad..."

Somad:"Ayat al qur'an ntu bagus semua dan merupakan satu kesatuan yang utuh Dul, ndak bisa dipisah-pisah, malah nanti salah tafsir lagi..."

Dul:"Iya ane ngerti Mad..., maksud ane, ayat yang simpel, tapi bisa ane jadikan pegangan biar hidup ane tidak terombang-ambing kayak sekarang ni Mad..., nt tahu ndiri ane hafalan qur'an ane kayak apa.."

Somad:"Maksa banget sih nt Dul....; kalau nt mau tafakur, tafakuri saja satu ayat yang insya Allah akan membuat hidup nt stabil Dul....;

Dul:”Naaah ntu yang ane maksud Mad..., ayatnya apaan tuh?

Somad:”Inna lillahi wa inna ilahi roji'un Dul..."

Dul:"Somaaaaad, nt nyumpahin ane mati...?!!

Somad:"Lah pan nt tadi minta dikasih tahu ayat yang bisa buat hidup nt stabil Mad, ya ntu ayatnya Dul...!"

Dul:"Somaaad, dimana - mana, inna lillahi wa inna ilaaihi roji'un ntu untuk orang mati!

Somad:"Bukan Dul..., ayat ntu bukan hanya untuk orang mati, tapi justru untuk orang hidup...!

Dul:"Maksud nt Mad..?”

Somad:"Coba nt tafakuri ayat ntu, 'Semua dari Allah, dan akan kembali kepada Allah', artinya ketika nt kaya, kekayaan ntu datangnya dari Allah, bukan karena nt pinter atau karena nt hebat, semua datangnya dari Allah..; pun ketika kemudian nt jatuh miskin secara syari'at, harta dan kekayaan nt habis semua, hakekatnya kekayaan nt ntu kembali kepada pemiliknya yang hakiki, yaitu Allah..."

Dul:"Trus..?”

Somad:"Ketika nt menyadari dan memahami apapun yang ada pada nt ntu dari Allah, maka nt tidak akan menjadi sombong dan lupa diri ketika dititipi amanah seperti harta, pangkat ataupun jabatan, karena nt sadar bahwa semua ntu milik Allah, ndak ada yang perlu disombongkan, ndak ada yang perlu dibangga – banggakan, pun nt tidak akan menangis tersedu, manakala amanah itu kembali pada Allah, harta nt habis misalnya, jabatan nt berakhir misalnya, pangkat nt pun tidak lagi bisa nt banggakan misalnya, hidup nt akan tetap stabil, tenang, tentram, tidak goyah oleh pusaran badai kehidupan sekalipun, karena sekali lagi, nt yakin, semua dari Allah dan akan kembali kepada Allah, paham Bro..?

Dul:"Jempol buat nt Mad....; ternyata inna lillahi wa inna ilaihi roji'un ntu dalem banget ye maknanya.."

Somad:"Mangkanya Dul, jangan cepat berpuas diri, terus dan terus kita tambah ilmu, insya Allah hidup kita akan diberi kemudahan sama Allah.."

Dul:"Iya Mad..., ane mau beneran aah ngajinya...

Somad:"Jadi selama ini nt ngajinya bohongan Dul?

Dul:"Ikut - ikutan doang, yang penting rame, he he .

Somad:”??????..”

Belajar dari Cicak



Dul:”Mad…, gimana caranya agar kita tidak mudah mengeluh dalam menjalani kehidupan ini Mad…?”

Somad:”Gampang Dul.., belajar saja dari Cicak..!”

Dul:”Somaaad..!, kemarin ane disuruh belajar dari burung, kemudian ane disuruh getok batu, sekarang lebih parah, suruh belajar dari Cicak, apa hubungannya dengan pertanyaan ane Somaaaad..!”

Somad:”Nt perhatikan ntu Cicak Dul.., Cicak bisa terbang ndak..?”

Dul:”Mad…anak nt yang umur setahun aja tahu kalau Cicak ntu ndak bisa terbang, pake nanya lagi ke ane…, ya ndak bisa Somaad!”

Somad:”Kalau nyamuk, bisa terbang Dul..?”

Dul:”Bisa..,kalau naik pesawat jet !,kesel ane…”

Somad:”Dul sahabatku yang baik hati, jangan marah-marah terus, nanti tambah jelek loh….; sekarang coba nt perhatiin ntu Cicak yang ndak bisa terbang, tapi Allah kasih makanan Cicak ntu nyamuk yang justru bisa terbang, secara logika, mestinya Cicak akan kesulitan menangkap nyamuk yang bisa terbang, sementara Cicak hanya bisa merayap, betul ndak..?”

Dul:”Bentar…, bentar Mad…, iya ya, ntuk Cicak bisanya cuman merayap, sementara nyamuk terbangnya gesit banget, tapi kok bisa ya Cicak makan nyamuk..?”

Somad:”Sekarang ane tanya ke nt Dul, nt pernah dengar ndak Cicak ngeluh atau protes ke Allah, ‘ya Allah kenapa ane dikasih makan nyamuk yang susah ane tangkep, ane kan ndak bisa terbang, sementara nyamuk kan bisa terbang ya Allah’ , pernah nt dengar Cicak ngeluh gitu..?

Dul:”Mana ane tahu Mad..,emang ane Angling Darma yang bisa mengerti bahasa Cicak…, tapi bener juga ya, kenapa Cicak ndak protes ke Allah kalau makanannya susah ditangkap ya Mad..?”

Somad:”Nah ntu dia Dul, Cicak aja ndak pernah protes meski susah nangkap nyamuk, sementara nt, bisanya ngeluh mulu, kurang dikit, ngeluh, susah dikit, ngeluh, kehujanan dikit, ngeluh, kepanasan juga ngeluh, kapan syukurnya Dul.., malu dong sama Cicak…!”

Dul:”Nt emang paling bisa kalau buat permisalan Mad, iya ya, ane baru nyadar kalau seharusnya kita ntu banyakin syukur dari pada banyak ngeluh ya Mad..”

Somad:”Silahkan saja nt ngeluh Dul, kalau ndak malu sama Cicak.., he he…”

Dul:”Ndak ah, mulai sekarang ane pengen banyakin rasa syukur, ane ndak mau diketawain sama Cicak Mad…”

Somad:”Siiiplah kalau nt ngerti Dul..”