Thursday, July 7, 2011

HARI TERAKHIR

“Pada hakekatnya.., setiap detik yang kita lalui, setiap menit yang kita lewati, setiap jam yang kita jalani, hari, minggu, tahun dan windu, akan semakin mendekatkan kita pada saat hari terakhir kita Nak Mas….” Kata Ki Bijak, ketika mendengar cerita Maula mengenai berakhirnya kebersamaan beberapa orang rekan kerjanya karena berbagai alas an.

Maula segera maklum bahwa ‘hari terakhir’ yang dimaksud oleh gurunya, bukan sekedar hari terakhir bekerja disebuah perusahaan, melainkan hari terakhir kehidupan seorang anak manusia.

“Maksud Aki…., hari datangnya kematian ki….?” Tanya Maula.

“Benar Nak Mas…, setiap yang berawal, pasti akan ada akhirya, setiap yang memulai, pasti ada ujungnya, pun setiap bernyawa akan mengalami yang namanya kematian, sebagai ‘akhir’ dari jatah hidupnya didunia ini…..”

“Hanya kadang banyak diantara kita yang sudah mulai ‘lupa’ akan kepastian datangnya hari terakhir itu…”

“Sebagian kita lupa akan datangnya hari terakhir, seolah kita akan hidup selamanya, sehingga mereka tidak memanfaatkan waktu yang diamanahkannya dengan baik, mereka menghabiskan waktu hidupnya untuk hura-hura, untuk berfoya-foya, untuk melakukan berbagai kegiatan yang sama sekali tidak memberikan bekal apapun untuk menyambut kedatangan hari terakhirnya….”

“Sebagian kita lupa akan datangnya hari terakhir, sehingga mereka berbuat sehendak hatinya saja, merampok, mencuri, korupsi uang rakyat, memperkaya diri sendiri tanpa mengenal batas dan aturan, dan masih banyak lagi perilaku sebagian manusia yang mengindikasikan bahwa mereka lupa akan datangnya hari terakhir itu….” Kata Ki Bijak menambahkan.

“Iya Ki…, sekarang ini, orang cenderung melupakan yang namanya kematian, bahkan sebagian orang merasa tidak nyaman ketika diajak untuk merenung dan berfikir tentang kematian yang pasti datang, mereka menganggap ‘sepele’ perkara hari terakhir ini, dan lebih senang berbicara tentang dunia dan segala kefanaanya…” Kata Maula.

“Benar Nak Mas…, padahal Ali bin Abi Thalib ra mengatakan, “Kamu semua ragu-ragu, dan tidak percaya akan adanya alam kubur, sampai kamu mengalami kematian. Bahwa kami para sahabat Rasulullah ketika berkumpul selalu menyebut-nyebut azab kubur, siksa kubur, sampai ruangan tempat berkumpul kami terasa panas,” (HR. Bukhari - Muslim), sementara kita dizaman sekarang ini, azab dan siksa kubur dianggap sebagai dongengan yang tidak berdasar.., dan itu salah, karena sesungguhkan kematian adalah salah satu ‘nasehat’ dari sekian nasehat yang dapat menyelamatkan manusia dari kehidupan dunia yang melalaikan, sebagaimana Allah peringatkan dalam surat At-takaasur;

1. Bermegah-megahan Telah melalaikan kamu[1598],
2. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4. Dan janganlah begitu, kelak kamu akan Mengetahui.
5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
6. Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
7. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin[1599].
8. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

[1598] Maksudnya: Bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya Telah melalaikan kamu dari ketaatan.
[1599] 'Ainul yaqin artinya melihat dengan mata kepala sendiri sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat.

Maula menghela nafas dalam-dalam, menyimak dengan seksama surat yang dibacakan gurunya tadi;

“Iya ki…., banyak orang yang lebih bangga kalau rumahnya besar, sehingga mempertaruhkan sebagian hidupnya untuk mengejar kemegahan dunia, daripada berusaha mencari ampunan Allah….”

“Banyak orang yang lebih bangga dengan mobilnya yang mewah, daripada memikirkan apa yang hendak mengantarnya keliang lahat, yang tidak lebih dari sebuah keranda, betapapun mobilnya mewah…”

“Banyak orang yang lebih bangga karena tabungan dan depositnya banyak, daripada memikirkan tabungan dan bekal akhiratnya…., dan masih banyak lagi aktivitasnya lebih condong pada upaya mengejar duniawi daripada memikirkan kehidupan abadi diakhirat kelak….” Kata Maula.

“Ya Nak Mas…, tak ubahnya seperti guru yang baik, kematian memberikan banyak pelajaran bagi kita, membingkai makna hidup, bahkan mengawasi alur kehidupan agar tak lari menyimpang dari apa yang sudah digariskan oleh sang pemilik kehidupan, nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, menarik, bahkan menenteramkan, dalam sebuah kumpulan kata yang terangkai indah, kematian menasehati kita dengan indahnya;

“Kematian mengingatkan kita bahwa waktu sangat berharga”

“Kematian mengingatkan kita, bahwa kita bukan siapa-siapa”

“Kematian mengingatkan kita bahwa kita tak memiliki apa-apa”

“Kematian mengingatkan kita bahwa hidup hanya sementara, bahkan teramat singkat”

“Kematian mengingatkan kia bahwa hidup begitu berharga..”

“Da orang yang mencintai sesuatu takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat sesuatu itu,termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat, dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan….” Kata Ki Bijak panjang lebar.

“Iya ki…, hari terakhir pasti datangnya, dan sebijak-bijak manusia adalah yang mempersiapkan bekal untuk menyambutnya ya ki….” Kata Maula.
“Benar Nak Mas, sebijak-bijak manusia adalah orang yang mempersiapkan bekal untuk menyambut hari terakhir dan tamu terakhirnya, karena kita tidak tahu kapan dan dimana kematian akan datang dan menjemput kita….” Kata Ki Bijak sambil mengutip ayat qur’an;

78. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan[319], mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka Mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan[320] sedikitpun? (An-nissa)

[319] kemenangan dalam peperangan atau rezki.
[320] pelajaran dan nasehat-nasehat yang diberikan.

8. Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, Kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu dia beritakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan". (Al Juma’ah)

Maula menghela nafas panjang,”Semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang lalai ya ki….” Kata Maula.

“Semoga Nak Mas…..” kata Ki Bijak mengakhiri diskusi.

Wassalam;

No comments:

Post a Comment