Friday, July 9, 2010

AQUARIUM VS KOLAM

“Nak Mas masih memiliki keinginan untuk wira usaha….?” Tanya Ki Bijak dalam sebuah kesempatan.

“Insya Allah masih ki, ana masih menginginkan punya usaha sendiri, ana berharap dengan wira usaha, ana bisa lebih punya banyak waktu untuk keluarga……” Kata Maula.

“Kalau memang Nak Mas berkeinginan seperti itu, tidak ada salahnya Nak Mas mencoba membuka usaha kecil-kecilan dulu dari sekarang, hanya Aki pesan sebelumnya Nak Mas harus mempersiapkan dan memperhitungkan segala sesuatunya dengan teliti dan cermat…., shalat istikhorah mungkin bisa membantu Nak Mas untuk memulai bidang yang akan Nak Mas tekuni……” Kata Ki Bijak lagi.

“Iya ki…., ana sedang mempersiapkannya, sambil mencari referensi dari teman-teman yang sudah memulainya terlebih dahulu…..” Kata Maula.

“Syukurlah kalau demikian, carilah referensi dan ilmu dari orang-orang yang kompeten dibidangnya, karena Aki sendiri tidak bisa membantu Nak Mas secara teknis dan materi, Aki hanya bisa memberi sedikit saran yang mungkin Nak Mas butuhkan nantinya…..” Kata Ki Bijak.

“Ki…., nasehat-nasehat Aki, jauh lebih berharga dari bantuan material dan bantuan teknik apapun, karena bagi ana, nasehat Aki adalah obor yang selalu menerangi hati dan pemikiran ana, itu jauh lebih berharga ki….” Kata Maula.

Ki Bijak menarik nafas panjang, “Berwira usaha mungkin akan sedikit berbeda dengan ketika Nak Mas menjadi seorang karyawan seperti sekarang, bedanya.., dalam analogi Aki seperti ikan yang hidup diaquarium dan dan ikan yang hidup bebas dikolam yang luas…..” Kata Ki Bijak kemudian.

“Beda antara wirausaha dengan karyawan seperti ikan diaquarium dan ikan dikolam ki…..?” Tanya Maula.

“Iya Nak Mas, ikan diaquarium, kelihatannya hidup relative ‘lebih mudah’, ikan diaquarium mendapat jatah makan dari sang pemilik setidaknya dua atau tiga kali sehari, kemudian air diaqaurium jauh lebih bening, sehingga semuanya terlihat, kemudian lagi ‘kompetisi’ antar ikan diaqurium, relative tidak ada, karena biasanya ikan dalam aquarium merupakan ikan dari jenis yang sama…….” Kata Ki Bijak

“Lalu ki….?” Tanya Maula.

“Pun demikian dengan kehidupan seorang karyawan yang relative ‘terbaca’, setiap bulan dapat gaji dari perusahaan, kemudian lingkungannya relative tidak berubah, teman-teman sekantor yang sama, dan jikapun ada kompetisi, masih dalam batas toleransi dan wajar…….”

“Beda halnya dengan ikan yang hidup dikolam luas…, ikan yang hidup dikolam memiliki ‘potensi’ makanan yang jauh lebih besar dan banyak, dikolam, ikan bisa bebas memilih makanan yang tersedia disana, meski pada suatu saat, ikan dikolam mungkin tidak dapat makanan sama sekali, karena banyaknya komunitas ikan dikolam yang memperebutkannya, belum lagi kondisi air yang tidak sebening air aquarium, ikan dikolam harus benar-benar bisa survive untuk dapat memperoleh makanan dan mempertahankan hidupnya……” Kata Ki Bijak beranalogi.

“Pun demikian dengan seorang usahawan, dengan menjadi wiraswasta, peluang untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar, sangat terbuka lebar, potensi untuk maju juga relative lebih besar, hanya itu tadi, didunia wirausaha, persaingan dan kompetisi sangat ketat, lingkungannya pun relative lebih luas, mungkin hampir setiap hari seorang wirausahan akan bertemu dan berhubungan dengan orang yang berbeda, latar belakang yang berbeda, tujuan dan motivasi yang berbeda, karakter yang berbeda, dan masih banyak lagi ragam yang berbeda yang kesemuanya harus kita hadapi untuk dapat survive dan berhasil dalam dunia wirausaha……..” Kata KI Bijak.

“Waah….., ana tidak menyangka Aki mempunyai wawasan dan visi kewirausahaan yang hebat…….., ana sendiri belum terpikir sejauh itu ki…..” Kata Maula mengagumi wawasan luas dari gurunya.

“Justru Aki yang banyak belajar dari Nak Mas mengenai hal ini, Aki tidak terlalu pandai mengenai urusan dunia wira usaha Nak Mas…..” Kata Ki Bijak

“Tapi apa yang Aki katakan tadi sangat masuk akal ki…., karyawan, mendapat gaji setiap bulan, tapi ya hanya itu saja sumber penghasilannya, paling banter dapat lemburan dan bonus, sementara pedangang atau wirausahawan, suatu waktu mungkin akan mendapat keuntungan yang besar, usahanya maju, berhasil dan sukses, sementara disisi lain, sangat mungkin seorang pedagang atau wirausahawan akan mengalami kerugian atau usahanya tidak lancar, dan mereka akan mengalami kesulitan…….., dan itu sangat masuk akan dan perlu dipikirkan oleh setiap orang yang mau memulai memasuki dunia usaha……” Kata Maula.

“Dan kalau memang Nak Mas benar-benar mau masuk kedalam dunia usaha tadi, Aki harap Nak Mas sudah benar-benar siap dengan segala kemungkinan yang akan Nak Mas temukan di’kolam’ besar yang menjanjikan, sekaligus penuh tantangan ini……….” Kata Ki Bijak lagi.

“Bismillah Ki……, semoga Allah member kemudahan dan kelancaran bagi ana untuk melaksanakan niatan ini……” Kata Maula.

“Semoga Nak Mas, dan jangan lupa…., niatnya diluruskan…, jika Nak Mas ingin memiliki usaha sendiri, bukan karena Nak Mas ingin kaya, bukan karena Nak Mas mengejar materi semata, bukan karena ikut-ikutan, atau apalagi hanya karena teman-teman Nak Mas lebih dulu ‘sudah berhasil’, tapi niatkan untuk ibadah, untuk mencari ridha Allah semata……..” Kata Ki Bijak menambahkan.

“Insya Allah ki, dan ana juga memohon doa Aki ya ki….” Pinta Maula.

“Nak Mas, tanpa Nak Mas mintapun, Aki selalu berdoa untuk kebaikan Nak Mas dan keluarga, semoga Nak Mas dan keluarga senantiasa dalam rahmat dan kasih sayang Allah swt…….” Kata Ki Bijak.

“Amiiin……” Maula mengamini.

Wassalam

July 2010.

No comments:

Post a Comment