Wednesday, April 27, 2011

DARI BARCA VS MADRID

“Bagaimana pertandingan bolannya Nak Mas…? Tanya Ki Bijak.


“Menarik…., pertandingan Barca lawan Madrid memang selalu menyajikan aura yang berbeda disetiap pertemuan mereka…..” Jawab Maula.


“Siapa yang akhirnya juara…? Tanya Ki Bijak lagi.


“Madrid Ki…., Madrid berhasil mengalahkan Barca dengan skor 1-0,lewat gol Ronaldo….” Kata Maula lagi.


Ki Bijak tersenyum mendengar antusiasme dan kefasihan Maula mengomentari pertandingan sepakbola semalam, “Selain apa yang Nak Mas sebutkan tadi, ada hal yang membuat Nak Mas tertarik…? Tanya Ki Bijak kemudian.


Maula diam sejenak, untuk kemudian mencoba mendeskripsikan hal-hal yang menarik yang ia temukan selama menonton pertandingan; “Pertama mungkin ini ki…., dimusim ini, sudah tiga kali Barca dan Madrid bertemu,dipertemuan pertama, Madrid kalah telak 5-0 dari Barca, kemudian beberapa hari lalu, mereka juga bertemu lagi, kali ini hasilnya imbang 1-1, dan semalam Madrid justru mengungguli Barca tepat difinal yang otomatis mengantar mereka meraih trofi……” Kata Maula.


“Kenapa Nak Mas tertarik dengan hasil-hasil pertandingan itu..?” Tanya Ki Bijak.


“Ya sangat menarik ki, karena dalam hemat ana, Madrid mengajarkan pada kita bahwa kita bisa belajar dari sebuah kekalahan, setelah kalah telak, dipertandingan berikutnya Madrid belajar bagaimana untuk tidak kalah, dan selanjutnya bagaimana meraih kemenangan…..” Kata Maula.


Ki Bijak tersenyum mendengar penuturan Maula; “Benar Nak Mas, meski Aki tidak menonton pertandingannya, namun dari cerita Nak Mas tadi, Aki bisa meraba bahwa memang Madrid merupakan tim yang mau belajar dari kesalahan dan kekalahan sebelumnya, untuk kemudian menjadikannya senjata untuk meraih kemenangan……., subhanallah, betapa indah jika kita memiliki karakter dan sifat seperti itu Nak Mas, sifat untuk mau belajar dan terus belajar dari hal apapun……” Kata Ki Bijak.


“Dalam keseharian kitapun, kita sering menemukan ‘kekalahan’ atau ‘kegagalan’, tak peduli siapapun ia, pasti pernah mengalami kegagalan, namun sebaik-baik orang adalah mereka yang tidak hancur karena kegagalannya, dan bisa menjadikan kegagalan sebagai batu pijakan untuk meraih kemenangan…….” Kata Ki Bijak lagi.


“Iya ya Ki, Madrid pernah kalah, Manchester United pernah kalah, AC Milan pernah kalah, semua tim, sehebat apapun tim itu pasti pernah mengalami kekalahan…..” Kata Maula.


“Dari sanalah kita bisa belajar untuk tetap tegar, tetap semangat, tetap berusaha dengan maksimal untuk menuju tangga juara dalam kehidupan kita……, karena keberhasilan bukan sebuah hasil sulapan yang bisa terjadi dalam sekejap, bim salabim jadi, keberhasilan adalah sebuah proses yang mensyaratkan adanya kesungguhan, totalitas, mentalitas yang baik, dan usaha serta kerja keras untuk mencapainya….., selain tentu keyakinan dan tawakal kita kepada Allah swt….” Kata Ki Bijak.


“Iya Ki, ana mengerti…..” Jawab Maula.


“Syukurlah…..,lalu ada hal lain yang Nak Mas lihat dari pertandingan semalam…?” Tanya Ki Bijak.


Maula diam sejenak….,”Iya ki, ana melihat sebuah moment…, kalau tidak salah dimenit ke 116, dimana pelatih Barca berbicara kepada Lionel Messi, entah apa isi pembicaraanya, apa Pep member pengarahan atau menegur Messi, tapi yang menarik bagi ana adalah bahwa seorang Messi sekalipun, seorang pemain terbaik dunia dalam dua tahun terakhir, seorang pesepakbola yang dikarunia bakat luar biasa, seorang maestro, bahkan ada yang menjulukinya Messias’ karena kehebatannya dalam mengolah bola dan dikagumi serta disegani oleh kawan dan lawannya, tetap memerlukan ‘pengerahan’ atau teguran dari pelatihnya, padahal secara logika, dengan kemampuannya sekarang, Messi sepertinya bisa bermain bola sesukanya tanpa perlu bimbingan atau petunjuk dari siapapun, tapi nyatanya tidak demikian ki, Messi tetaplah seorang pemain yang memerlukan arahan dari pelatihnya…..” kata Maula.


“Waaah….wah, Nak Mas benar-benar seorang pengamat sepakbola yang hebat, sehingga bisa melihat moment yang mungkin terabaikan oleh orang lain….,dan memang seperti itulah seharusnya kita melihat sesuatu, bukan sekedar menonton, tapi bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang ada didalamnya………” dan dari moment ‘perbincangan’ Messi tadipun kita bisa mengambil sesuatu darinya, bahwa kita tidak boleh sombong, karena kita sudah merasa bisa, bahwa kita tidak boleh merasa paling hebat sehingga tidak memerlukan arahan atau teguran dari orang lain, kita tidak boleh merasa besar kepala, hanya karena kita sudah mendapat predikat terbaik, kita tidak boleh tinggi hati dan meremehkan orang lain, hanya karena kita sudah merasa hebat…., siapapun kita, apapun jabatan kita, sehebat apapun kemampuan kita, kita tetap memerlukan arahan dari orang lain, kita tetap memerlukan nasehat dari orang lain, kita tetap memerlukan orang yang bisa mengarahkan kita…, karena sangat mungkin orang yang berada diluar kita justru bisa melihat kita secara utuh……..”Kata Ki Bijak


“Seperti ini saja Nak Mas, meski telinga kita ini dekat, meski hidung kita dekat, tapi kita tidak bisa melihatnya tanpa bantuan alat atau orang lain……, tapi justru orang disekitar kita jauh lebih jelas melihat hidung dan telinga kita daripada kita sendiri……..” Kata Ki Bijak sambil memegan telinga dan hidungnya.


“Iya ya ki, telinga dan hidup kita sangat dekat dengan mata kita, seharusnya kitalah yang lebih tahu dan paling dulu melihatnya, tapi justru orang lain yang bisa melihat dengan jelas telinga dan hidung kita….” Kata Maula.


“Karenanya Nak Mas harus terus menerus belajar, harus terus menerus menambah ilmu, dan jangan lupa, jika esok lusa disuatu hari nanti Nak Mas menjadi ‘seseorang’ yang hebat, yang terkenal, yang disegani, Nak Mas harus tetap berpijak dibumi, Nak Mas harus tetap rendah hati dan tidak sombong……” Kata Ki Bijak lagi.


“Amiiin ki……” Kata Maula.


“Dan ini juga sebuah tamsil yang indah bagi kita Nak Mas, manakala kita merasa sudah beribadah kepada allah dengan baik, sudah berdzikir terus menerus, sudah beristghfar, dan sudah berusaha menjauhi larangan-larangan Allah, tapi kemudian kita masih ‘ditegur’ Allah dengan berbagai ujian, itu sama sekali tidak berarti Allah tidak sayang pada kita, justru ketika kita sudah ‘bermain baik dan benar’ dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya, kemudian kita masih ditegur, insya Allah itu sebuah isyarah bahwa Allah sangat sayang kepada kita, bahwa Allah ingin kita terus memperbaiki diri, bahwa Allah tidak ingin kita terlena karena merasa sudah menjadi orang baik…..” Kata Ki Bijak lagi.


“Iya ki…..” Kata Maula lagi.


“Masih ada hal lain yang menarik perhatian Nak Mas dari pertandingan bola semalam..?” Tanya Ki Bijak.


“Iya ki, secara permainan, Barca lebih baik dan dominan daripada Madrid, tapi toh justru Madrid yang memenangkan pertandingan….” Kata Maula.


“Ini juga sebuah amsal yang baik Nak Mas, bahwa kita sebagai manusia hanya diwajibkan untuk menyempurnakan kasab kita dengan usaha yang sungguh-sungguh dan maksimal, selebihnya, berhasil atau tidaknya, adalah hak Allah untuk memutuskan, persis seperti Barca yang bermain baik, Barca yang menguasai pertandingan, Barca yang mendominasi, Barca yang menurut kita harusnya menang, tapi justru Madrid-lah yang mengangkat trofi……” Kata Ki Bijak.


“Ini juga sebuah ‘nasehat’ bahwa kita tetaplah sebagai manusia, dengan kemampuan yang serba terbatas, ini juga sebuah nasehat bagi kita, bahwa kita tidak boleh jumawa, tidah boleh merasa paling hebat, dan agar kita tetap latihan, agar kita terus belajar dan agar kita tetap konsisten dengan apa yang sudah kita pilih, hasilnya kita serahkan semuanya kepada Allah….” Pungkas Ki Bijak mengakhiri perbincangan, karena Maula hendak berangkat kerja.


Wassalam


April 21,2011

No comments:

Post a Comment