Wednesday, January 7, 2009

HIDUP MEMANG BERPUTAR

“Ada khabar apa dikampung Nak Mas......?” Tanya Ki Bijak kepada Maula yang baru kembali dari kampungnya sehabis liburan kemarin.

“Alhamdulillah ki, semua sehat....., Abi, umi dan saudara-saudara dalam keadaan sehat, hanya Dinda kemarin badanya sedikit panas, mungkin kelelahan setelah ujian disekolah dan madrasahnya ki........”Jawab Maula.

“Syukurlah Nak Mas, sehat adalah nikmat yang tidak terhingga yang patut kita syukuri......” Kata Ki Bijak lagi.

“Iya ki...., ki.., ada sesuatu yang masih mengusik hati dan fikiran ana sepulang dari kampung kemarin ki.......” Kata Maula.

“Perihal apa itu Nak Mas, kalau Aki boleh tahu.......?” Tanya Ki Bijak lagi.

“Kemarin, pada saat kami pulang kampung liburan idul fitri, ana bertemu dengan teman-teman semasa kecil dulu..........” kata Maula.

“Lalu.......?” Tanya Ki Bijak.

“Salah seorang teman, ketika itu tengah dalam kondisi yang sangat ‘enak’, usahanya sedang lancar, ia memiliki penghasilan besar, telah mampu membeli sepeda motor, dan berencana untuk membeli sebuah rumah..........” Kata Maula.

“Terus Nak Mas.......” Ki Bijak dengan sabar menunggu kelanjutan cerita Maula.

“Beberapa bulan berselang, sekitar tiga bulan, oktober, november, december, keadaannya berubah, sekarang usahanya lagi ‘seret’ karena perubahan harga komoditinya yang fluktuatif sehingga ia mengalami kerugian besar, dan yang lebih mengejutkan ana, hari minggu lalu ia masih membawa sepeda motornya, dan minggu berikutnya sepeda motor itu sudah dijual lagi....., sedemikian cepat perubahan itu terjadi, hanya dalam rentang waktu tiga bulan saja......” Kata Maula.

Ki Bijak tersenyum mendengar penuturan Maula, “Itulah hidup Nak Mas, hidup memang berputar, kadang dibawah, dilain saat kita berada diatas, dan perubahan itu bisa terjadi kapan saja, bisa setahun,bisa dua tahun, bisa tiga bulan seperti penuturan Nak Mas tadi, bahkan tidak mustahil ada orang yang mengalami perubahan dalam kehidupannya hanya dalam waktu satu malam saja, jika Allah menghendaki sesuatu maka kun fayakun, terjadilah apa yang di kehendaki_Nya......” Kata Ki Bijak

“Iya ki, rasanya seperti mimpi saja, hanya ana masih belum bisa menangkap ‘pesan’ dari apa yang terjadi dengan teman ana itu ki........” Kata Maula.

“Pesannya sangat jelas Nak Mas, bahwa setiap kita akan diuji oleh Allah dengan ‘kebaikan dan keburukan’, dan tujuannya pun jelas, agar kita senantiasa ingat bahwa diatas segalanya, ada Allah yang telah mengatur dan menentukan hidup kita, agar kita tidak menangis manakala kita mendapati kesusahan,dan kita tidak terbahak manakala kita dihinggapi kelapangan....., dan kenapa Nak Mas yang mendapati pengalaman seperti itu, dalam hemat Aki, itu adalah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sekarang ini tengah berkecamuk didalam hati Nak Mas........?” Kata Ki Bijak.

Maula sedikit terkejut mendengar perkataan gurunya yang seakan mengetahui apa yang tengah berkecamuk didalam hatinya, “Benar ki, dalam beberapa waktu ini, ana merasa ada sesuatu yang kurang, ana merasa tertinggal dari teman-teman yang lain, ana merasa bahwa saat ini ada berada ‘dibawah’ dalam beberapa hal......” kata Maula jujur.

“Nak Mas....., apa yang Nak Mas saksikan pada perjalanan hidup teman Nak Mas tadi adalah cermin bagi Nak Mas, bahwa memang setiap kita akan mengalami perputaran dalam kehidupannya, termasuk juga dengan Nak Mas, kalau keadaan Nak Mas sekarang ini belum sebaik teman-teman Nak Mas, itu adalah sebuah ‘tantangan’ bagi Nak Mas untuk dapat menyikapinya secara bijak, untuk belajar lebih tekun lagi untuk bisa memaknai segala hal yang terjadi pada kita........” Kata Ki Bijak.

“Nak Mas masih ingat dengan ayat al qur’an yang menyatakan bahwa setiap kita akan diuji oleh Allah......?” Tanya Ki Bijak.

“Iya ki......” Jawab Maula sambil membaca surat al anbiya ayat 35;

35. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan Hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.


“Nak Mas sudah tahu ayatnya, dan sudah sangat jelas bahwa Allah akan menguji kita bukan hanya dengan keburukan, bahkan kebaikan pun merupakan ujian yang harus dilalui oleh kita...., sekarang tinggal bagaimana Nak Mas memaknai ayat tersebut untuk Nak Mas terapkan dalam kehidupan Nak Mas sehingga Nak Mas lebih bijak dalam menjalani kehidupan ini......” Kata Ki Bijak.

“Kebaikan juga sebuah ujian ya ki.......?” Tanya Maula pelan.

“Benar, kebaikan juga sebuah ujian, orang-orang yang Nak Mas lihat bergelimang harta, orang-orang yang saat ini memiliki kedudukan yang tinggi, orang-orang yang saat ini memiliki gaji dan penghasilan besar, orang-orang yangsaat ini memiliki rumah tingkat, mobil mewah atau sawah dan ladang yang luas, orang-orang tersebut juga tengah diuji oleh sejauh mana mereka mensyukuri apa yang Allah amanahkan kepada mereka, dan jangan pernah berfikir bahwa ujian berupa kebaikan ini mudah, justru banyak orang-orang yang berhasil ‘lulus’ dalam ujian ‘keburukan’, seperti kemiskinan dan kekurangan, tapi ‘gagal’ ketika ia harus melalui ujian berupa kebaikan tadi.............” Kata Ki Bijak.

“Nak Mas masih ingat kisah Sa’labah......?” Tanya Ki Bijak.

“Iya ki, Sa'labah bin hatib adalah seorang yang miskin namun sangat rajin dalam beribadah, suatu hari Sa'labah datang menemui Rasulullah SAW dan berkata: "Doakan ya Rasulullah supaya saya dikaruniai Illahi rezeki yang banyak".

“Rasulullah SAW merasa tidak suka mendengar kata-kata Sa'labah tersebut. Beliau lalu berkata.""Tidakkah engkau merasa ridha hidup seperti nabi-nabi Allah, yaitu mencukupkan apa yang ada. Saya sendiri, apabila menghendaki kekayaan, maka Allah dapat mengaruniakan satu gunung emas dan perak". Lalu Sa'labah menjawab,"Kalau saya mendapat rezeki banyak dari Illahi, maka saya akan menafkahkan harta itu untuk kepentingan umum, dan akan saya berikan kepada setiap orang yang memerlukan dan berhajat."

Akhirnya, Nabi memohonkan kepada Allah supaya Sa'labah mendapat rezeki yang banyak. Permohonan itu pun dikabulkan oleh Allah. Binatang ternak yang dipelihara oleh Sa'labah berkembang biak dengan cepatnya sampai memerlukan satu lapangan yang sangat luas untuk tempat pengembalaannya. Singkat cerita, Sa'labah menjadi seorang hartawan, kekayaannya terkenal ke seluruh kota dan desa...”

“Tetapi, semenjak "bintang"nya terang, ia semakin sibuk mengurusi kekayaannya itu. Tadinya Sa'labah termasuk orang yang sangat tekun beribadah, karena kesibukannya mulailah ia melalaikan ibadahnya, sholat Dhuhur dan Ashar kerapkali dijamakkan saja (dikumpulkan jadi satu), walaupun tidak ada illat dan alasan-alasan yang sah, dalam sholat berjamaah yang semula rutin dikerjakan acapkali tidak kelihatan, lama-kelamaan Sa'labah tidak muncul sama sekali dalam sembahyang Jum'at. Dia sudah terlalu sibuk mengurusi harta-kekayaannya itu…...” Tutur Maula, menceritakan kisah Sa’labah.

“Dan jika Nak Mas perhatikan, dizaman sekarang ini pun Sa’labah-sa’labah modern akan gampang sekali kita jumpai, konteksnya sama, ketika miskin dan papa, ia rajin kemasjid, rajin ibadah, rajin tahajud, tapi setelah Allah memberi sedikit saja kemudahan dan kelapangan, ibadahnya mulai berkurang karena kesibukannya……” Kat Ki Bijak sambil membacakan ayat al qur’an;

75. Dan diantara mereka ada orang yang Telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, Pastilah kami akan bersedekah dan Pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.

76. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).

77. Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, Karena mereka Telah memungkiri terhadap Allah apa yang Telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga Karena mereka selalu berdusta. (At Taubah)

“Iya ki, ana beberapa kali melihat orang yang sangat rajin kemasjid ketika ditimpa kesusahan, tapi kemudian ‘menghilang’ setelah ia mendapatkan apa yang ia inginkan….” Kata Maula.

“Dan Allah mengingatkan Nak Mas dengan gambaran teman Nak Mas tadi, agar Nak mas tidak terlalu cemas dengan kondisi dan keadaan Nak Mas sekarang ini, meski mungkin menurut Nak Mas masih kurang ideal, jalani saja Nak Mas, jalani apa yang ada sekarang sebagai sebuah proses, sebuah sunnatullah yang memang pasti berlaku pada siapapun……….” Kata Ki Bijak.

“Kuncinya masih sama, kita undang nikmat Allah dengan mensyukurinya, kemudian dengan bertawakal kepada_Nya, dengan bersabar dan ridha atas semua apa yang Allah anugerahkan kepada kita, selain tentu dengan kasab kita dengan bersungguh-sungguh menjemput karunia Allah yang luas terbentang tak terhingga ini……” Tambah Ki Bijak.

“Subhanallah…., Maha Suci Engkau ya Allah, ampuni hamba_Mu yang tidak pandai membaca apa yang Engkau siratkan…., terima kasih ki, terima kasih Aki selalu mengingatkan ana manakala ana alpa, semoga kedepan, ana lebih kokoh dan kuat lagi dalam menjalani ‘proses’ ini, dan semoga ana lebih bijak dan pandai dalam membaca ayat-ayat Allah yang tersirat dalam berbagai hal…….” Kata Maula, menyadari betapa kejadian yang sedang dialami oleh temannya, merupakan cermin dan jawaban atas apa yang tengah dipertanyakan oleh hatinya.

“Belajarlah Nak Mas, mohonlah kepada Allah untuk dikarunia ilmu dan hikmah agar Nak Mas lebih pandai ‘membaca’ berbagai hal yang Allah siratkan untuk kita pahami……” Kata Ki Bijak.

“Iya ki………….” Jawab Maula sambil pamitan.

Wassalam

Januari 06,2009

No comments:

Post a Comment