Thursday, December 18, 2008

JANGAN PERNAH BERKATA “ANA KHOIRU MINHA”

“Nak Mas tahu apa yang menyebabkan iblis ‘diusir’ dari syurga....?” Tanya Ki Bijak, menanggapi pertanyaan Maula mengenai beberapa pangkal dosa;

“Karena Iblis takabur ki, Iblis tidak mau sujud (penghormatan) kepada Adam sebagaimana Allah perintahkan......” Jawab Maula sambil mengutip surat Al A’raf ayat 12;


12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" menjawab Iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".


“Lalu Nak Mas tahu apa yang menyebabkan Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan dari Syurga...?” Tanya Ki Bijak lagi.

“Keserakahan ki, Allah telah memberikan semua fasilitas syurga kepada Nabi Adam dan Siti Hawa, kecuali satu yang tidak boleh diambilnya, yiatu buah khuldi, tapi Nabi Adam dan Siti Hawa terperangkap kedalam bujuk rayu iblis untuk mengambil dan memakan buah khuldi yang dilarang Allah, sehingga kemudian Nabi Adam dan Siti Hawa dikeluarkan dari Syurga......” Jawab Maula, sambil mengutip Surat al Baqarah;

35. Dan kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini[37], yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.
36. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu[38] dan dikeluarkan dari keadaan semula[39] dan kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."
37. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat[40] dari Tuhannya, Maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

[37] pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan Hadist tidak menerangkannya. ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.

[38] Adam dan hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. yang dimaksud dengan syaitan di sini ialah Iblis yang disebut dalam surat Al Baqarah ayat 34 di atas.

[39] maksud keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga.
[40] tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam sebahagian ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat.

“Lalu apa yang menyebabkan Nabi Yunus ‘dihukum’ Allah didalam ikan Nun....?” Tanya Ki Bijak lagi.

“Kemarahan ki...., Nabi Yunus ‘marah’ kepada kaumnya dan meninggalkan mereka, hingga kemudian Nabi Yunus tercebur kelaut dan ditelan ikan Nun, ki.......” Jawab Maula sambil mengutip ayat al qur’an;


140. (Ingatlah) ketika ia lari[1288], ke kapal yang penuh muatan,
141. Kemudian ia ikut berundi[1289] lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.
142. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela[1290].

[1288] yang dimaksud dengan lari di sini ialah pergi meninggalkan kewajiban.
[1289] undian itu diadakan Karena muatan kapal itu sangat penuh. kalau tidak dikurangi mungkin akan tenggelam. oleh sebab itu diadakan undian. siapa yang kalah dalam undian itu dilemparkan kelaut. Yunus a.s. termasuk orang-orang yang kalah dalam undian tersebut sehingga ia dilemparkan ke laut.
[1290] sebab Yunus tercela ialah Karena dia lari meninggalkan kaumnya.

“Lalu apa yang menyebabkan kemurkaan Allah kepada Bani Israil Nak Mas....?” Tanya Ki Bijak lagi.

“Kufur nikmat, dengki dan dusta ki....., Bani Israil dikarunia Allah dengan berbagai kelebihan, mereka umat terbaik pada zamannya, kemudian mereka juga di karuniai Mana dan Salwa, serta masih banyak nikmat yang Allah anugerahkan pada mereka, tapi semuanya mereka kufuri, dan mereka juga berdusta tentang ayat-ayat Allah yang telah sampai kepada mereka, karena kedengkian mereka itulah kemudian mereka menyembunyikan ayat-ayat Allah demi kepentigan mereka.......” Jawab Maula, sambil mengutip beberapa nikmat Allah kepada Bani Israil.


49. Dan (Ingatlah) ketika kami selamatkan kamu dari (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.

50. Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan[47].

[47] waktu nabi Musa a.s. membawa Bani Israil ke luar dari negeri Mesir menuju Palestina dan dikejar oleh Fir'aun, mereka harus melalui laut merah sebelah Utara. Maka Tuhan memerintahkan kepada Musa memukul laut itu dengan tongkatnya. perintah itu dilaksanakan oleh Musa hingga belahlah laut itu dan terbentanglah jalan raya ditengah-tengahnya dan Musa melalui jalan itu sampai selamatlah ia dan kaumnya ke seberang. sedang Fir'aun dan pengikut-pengikutnya melalui jalan itu pula, tetapi di waktu mereka berada di tengah-tengah laut, kembalilah laut itu sebagaimana biasa, lalu tenggelamlah mereka.


“Benar Nak Mas, dan al qur’an sudah menjawab pertanyaan Nak Mas tadi, bahwa pangkal dari dosa adalah sifat sombong dan takabur yang menyebabkan iblis terusir dari surga, kemudian sifat ‘serakah’ yang menyebabkan Nabi Adam dan Siti Hawa juga keluar dari Syurga, kemudian ‘kemarahan’ yang menyebabkan Nabi Yunus ditelan ikan, serta sifat kufur nikmat, dengki dan dusta yang menyebabkan Bani Israil menjadi umat yang ‘terhina’ karena tabiat buruknya itu.........” Kata Ki Bijak.

“Iya ki, lalu apa yang menyebabkan sifat sombong dan takabur itu sendiri ki.....?” Tanya Maula.

“Iblis menjadi sombong, karena secara kodrati, ia merasa lebih baik dalam unsur penciptaannya, yaitu dari Api sementara Adam diciptakan dari tanah, dalam konteks kekinian, kesombongan dan sikap takabur bisa lahir dari rupa yang bagus, harta, tahta dan bahkan kesombongan bisa lahir dari ilmu dan ‘ketaqwaan’......” Kata Ki Bijak lagi.

“Ki, kalau orang yang sombong karena kecantikan dan ketampanannya, ana masih mengerti, lalu orang kaya yang sombong juga ana masih bisa menemukan contohnya dengan mudah, begitupun dengan pejabat yang sombong, sekarang ini sangat menjamur, tapi kalau orang yang sombong dengan ilmunya, lalu orang yang sombong dengan ketaqwaanya, seperti apa ya ki......?” Tanya Maula.

“Memang sedikit ‘sulit’ menemukan kesombongan seperti ini Nak Mas, tapi sederhananya begini, ketika dalam sebuah forum diskusi, biasanya masing-masing pihak mengajukan argumen dan dalil berdasarkan ilmu dan pemahaman yang dimilikinya, awalnya diskusi berjalan sehat, tapi tidak jarang ditengah jalan, setan ikut nimbrung dalam diskusi itu, sehingga kemudian konteks diskusi berubah jadi debat, dan dalam debat inilah kemudian muncul ‘keakuan’ dari pihak-pihak yang terlibat, setiap orang mengaku paling benar, setiap pihak mengklaim paling shahih, setiap peserta mengedepankan ‘kelebihannya’, setiap orang mengaku paling ‘mirip’ dengan perilaku Nabi berdasarkan nash dan dalil yang mereka miliki, sehingga sadar atau tidak, mereka seolah-olah ingin mengatakan apa yang membuat iblis terusir, ana khoiru minha.....saya lebih baik darinya....., ini adalah sebuah bentuk kesombongan terselubung yang sangat berpotensi merusak dan menjerumuskan Nak Mas, selain juga berpotensi merusak ukhuwah dan tali silaturahim.......” kata Ki Bijak.

“Ana mengerti sekarang ki, setan memang ‘pintar’ memanfaatkan momentum diskusi seperti itu, sehingga diskusi tidak bermanfaat dan cenderung merusak ya ki....., akan halnya ketaqwaan yang melahirkan kesombongan ki.....? Tanya Maula lagi.

“Orang bijak berkata ‘Dosa dan maksiat yang mengantar pelakunya untuk menyesal dan kemudian mendekat kepada Allah, lebih baik daripada ketaatan yang menjadikan pelakunya ujub dan bangga diri’, dan ini benar adanya Nak Mas, banyak orang yang sudah merasa taat, banyak orang yang sudah merasa shaleh, banyak orang yang sudah merasa taqwa, sehingga lalai dengan bisikan riya yang ditiupkan setan kedalam hatinya, sehingga tak jarang orang yang secara lahiriah sangat rajin kemasjid, sangat rajin sedekah, sangat rajin shaum, menjadi orang yang merugi karena tidak mendapatkan pahala dari amal-amalnya yang tercemari oleh sifat ujub dan sombongnya.....”Kata Ki Bijak lagi.

“Kemudian keserakahan, hal yang membuat Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan dari syurga, juga merupakan hal yang dalam konsep kekinian terbukti dengan sangat nyata, banyaknya pejabat yang harus rela meninggalkan ‘syurga dunia’ kursi empuknya diparlemen atau kabinet, berganti dengan neraka dunia dibalik terali besi penjara, semuanya bermuara dari keserakahan....., ketidakpuasan dan kehausan sebagian kita akan yang namanya dunia, padahal mereka tahu dunia hanya sementara yang pasti akan rusak binasa...............” Kata Ki Bijak lagi.

“Yang ketiga, kemarahan, hal yang menyebabkan Nabi Yunus dihukum Allah....., Nabi pernah diminta berpesan oleh salah seorang sahabat, "Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku." Nabi Saw berpesan, "Jangan suka marah (emosi)." Sahabat itu bertanya berulang-ulang dan Nabi Saw tetap berulang kali berpesan, "Jangan suka marah." (HR. Bukhari), karena memang kemarahan selamanya tidak akan membuat sesuatu menjadi lebih baik, pekerjaan yang dilakukan dengan amarah, hasilnya tidak akan baik, persoalan yang dipecahkan dengan kemarahan, hanya akan menimbulkan kehancuran, dan apapun yang dilandasi dengan kemarahan, akan berujung pada ketidakbaikan…………….” Kata Ki Bijak.

“Dan penyakit lama yang lahir kembali dipenghujung zaman ini adalah kufur, dengki dan dusta, ketiga jenis penyakit ini sudah lama ada dan menjangkiti berbagai umat disepanjang zaman, dan tidak ada satupun umat dalam sejarah yang terjangkiti penyakit ini kemudian memperoleh kemulian, sejarah justru mencatat kehancuran demi kehancuran, kegagalan demi kegagalan, kebinasaan demi kebinasaan menimpa mereka yang mengidap penyakit kufur, dengki dan dusta ini………….” Kata Ki Bijak lagi.

“Ya Allah, jauhkan hamba_Mu ini dari sifat ujub dan takabur, jauhkan hamba_Mu ini dari sifat serakah, jauhkan hamba_Mu ini dari sifat pemarah, dan jauhkan hamba_Mu ini dari sifat kufur, dengki dan dusta, sebagaimana Engkau jauhkan timur dan barat……”

“Ya Allah, dekatkan hamba_Mu ini dengan sifat tawadlu dan rendah hati, dekatkan hamba_Mu dengan qana’ah, dekatkan hamba_Mu ini dengan sifat sabar, dan dekatkan hamba_Mu ini dengan sifat syukur, pemaaf dan jujur, sebagaimana Engkau dekatkan Rasulullah disisi_Mu……..” Kata Maula.

“Amiiin…………”

Wassalam

December 18, 2008

No comments:

Post a Comment