“Ki; kemarin ana berbincang dengan seorang teman, dia mengatakan bahwa akhir-akhir ini ia agak ‘jenuh’ berdoa dan meminta kepada Allah……., katanya ia sudah banyak berdoa tapi hingga sekarang doa-doanya seperti tidak diijabah oleh Allah…..” Kata Maula menceritakan perbincangan dengan temannya beberapa waktu lalu
Ki Bijak menghela nafas panjang; “Tidak boleh seperti itu Nak Mas, kita tidak boleh merasa jenuh atau bosan untuk meminta kepada Allah, karena itu memang kewajiban kita, kita wajib meminta, sementara kapan dan dalam bentuk apa pengabulan permohonan kita kepada Allah, itu adalah hak prerogatif Allah……, jauh lebih baik kita berbaik sangka kepada Allah daripada kita berprasangka jelek pada Dzat yang Maha mengabulkan, itu sebuah kedzaliman Nak Mas….” Jawab Ki Bijak.
“Astaghfirullah….,kadang ana juga masih merasa seperti itu Ki, syukur alhamdulillah Aki selalu mengingatkan ana…, Ki, adakah hal-hal yang membuat Allah ‘menahan’ permohonan kita ki……?” Tanya Maula.
“Untuk menjawab ini, ada sebuah nasehat bijak dari Ibrahim bin Adham, yang beberapa waktu lalu kita perbincangkan Nak Mas….” Kata Ki Bijak.
“Apa Nasehatnya ki…..?” Tanya Maula.
“Suatu ketika, beliau, Ibrahim bin Adham melewati sebuah keramaian; yang dalam beberapa literatur, beliau melewati sebuah pasar yang sedang ramai……” Kata Ki Bijak mulai menceritakan Ibrahim bin Adham yang terkenal zuhud dan wara’nya.
“Lalu ki……?” Tanya Maula penasaran.
“Lalu sama seperti dengan teman Nak Mas tadi, orang-orang dipasar itu mengadukan perihal doa-doa mereka yang seperti tidak dijawab oleh Allah……, Ibrahim bin adham diam sejenak sebelum memberi nasehat kepada pada pengunjung pasar tersebut….” Tutur Ki Bijak.
Maula menahan diri untuk tidak menuntut, meski ia sangat penasaran dan ingin segera mengetahui apa nasehat sang Alim berkenaan dengan ‘tertahannya’ doa dan permohonan seorang hamba.
“Ibrahim bin adham kemudian menjawab bahwa ada sepuluh hal yang dapat menyebabkan tertahannya doa dan permohonan seseorang, yang pertama; beliau mengatakan bahwa kita mengenal Allah, namun tidak menunaikan hak_Nya……” Kata Ki Bijak lagi.
“Kita mengenal Allah, tapi tidak menunaikan hak-hak_Nya ki….?” Tanya Maula.
“Benar Nak Mas, kita mengenal Allah sebagai Dzat yang Maha Esa; dan hak Allah atas kita adalah wajib bagi kita untuk tidak menyekutukannya; tapi banyak dari kita yang justru menyetarakan Allah dengan mahluk atau berhala…”
“Kita mengenal Allah sebagai Dzat yang wajib kita sembah dan kita ibadahi, tapi kadang kita pengabdian kita kepada mahluk justru melebihi pengabdian dan penyembahan kita pada Allah…:
“Hal-hal yang semacam inilah yang kemudian menjadi hizab, menjadi sekat kita dengan Allah, sehingga kemudian doa-doa kitapun terhizab oleh ‘pelanggaran’ kita terhadap hak-hak Allah…….”Papar Ki Bijak.
“Ana mengerti ki……” Kata Maula.
“Coba Nak Mas buka surat Al Baqarah ayat 186; disana dengan jelas Allah menyatakan bahwa ‘Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku’….”Kata Ki Bijak lagi.
Dengan segera Maula membuka al qur’an;
186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
“Benar Ki, Allah akan mengabulkan setiap doa; dengan ‘syarat’ si pemohon memenuhi perintah_Nya dan beriman kepada Allah…….” Kata Maula setelah melihat ayat dimaksud.
“Yang kedua, hal yang sangat mungkin menjadi asbab tertundanya permohonan kita menurut nasehat Ibrahim bin adham adalah kita membaca al qur’a, tapi kita tidak mau mengamalkan isinya…..” Tutur Ki Bijak.
“Banyak diantara kita yang rajin baca qur’an,bacaanya fasih, murotalnya bagus, tapi sikap dan perilaku sebagian dari mereka justru bertolak belakang dari apa yang dibacanya……., qur’an mestinya dijadikan ‘imam’ dan rujukan dalam kehidupan kita, tapi tak jarang mereka yang pandai membaca al qur’an justru ‘memaksa’ al qur’an untuk mengikuti hawa nafsu mereka, hal ini juga salah satu asbab tertundanya doa-doa kita…..” Kata Ki Bijak.
“Iya ki…..” Jawab Maula pendek.
“Hal ketiga, yang menjadi asbab tertundanya doa-doa kita adalah bahwa kita tahu iblis itu musuh kita,musuh yang nyata, namun masih banyak jejak langkah iblis yang justru menjadi rujukan ikutan kita, Nak Mas tahu sikap iblis yang masih banyak ditiru oleh sebagian kita….?” Tanya Ki Bijak.
“Ya Ki, sifat enggan dan sombong, yang kemudian menjadikan iblis mahluk terusir dari surganya Allah……” Kata Maula.
“Nak Mas benar, sifat enggan untuk melaksanakan perintah Allah, dan sikap sombong karena merasa diri lebih baik dari yang lain, adalah perangkap iblis yang ditebar sepanjang perjalanan hidup kita……, maka berhati-hatilah terhadapnya, karena sekali lagi, boleh jadi kesombongan kitalah yang ‘menahan’ karunia Allah kepada kita…..” Kata Ki Bijak lagi.
“Iya ki……” Jawab Maula.
“Lalu hal keempat yang menurut Ibrahim bin adham dapat menjadi asbab tertundanya permohonan kita adalah kita mengaku mencintai Rasulullah, tetapi kita lebih sering meninggalkan ajaran dan sunnahnya dari pada melaksanakannya….”,
“Kita selalu punya dalih untuk tidak mengikuti apa yang Rasulullah contohkan, ada yang mengatakan ‘inikan hanya sunnah’, dan lain sebagainya, padahal tidaklah Rasul melakukan atau mengatakan sesuatu itu tanpa perintah dari Allah, maka dalam hemat Aki, sunnah bukan berarti tidak perlu dikerjakan,karena dibalik sunnah itu banyak sekali terdapat hikmah dan pelajaran yang luar biasa besar…., dan lagi, ketika kita meninggalkan ajaran dan sunnah rasul,sangat boleh jadi hal ini yang menunda terkabulnya doa dan permohonan kita…” Kata Ki Bijak lagi.
“Nak Mas mengerti sampai sini……?” Tanya Ki Bijak, demi melihat Maula sedemikian serius menyimak penuturannya.
“Iya ki, ana mengerti, ana juga melihat adalah ‘sedikit kesalah pahaman’ dari sebagian kita tentang bagaimana merealisasikan kecintaan kita pada Rasul, seperti adanya berbagai kegiatan seremonial yang katanya wujud dari kecintaan pada Rasul, tapi justru bertentangan dengan ajaran dan sunnahnya…….” Kata Maula.
“Ya Nak Mas, dan nasehat lain yang Ibrahim bin adham sampaikan kepada para pengunjung pasar ketika itu, dan juga sangat relevan untuk kita renungkan sekarang ini adalah bahwa kita ingin surga, tapi amal kita jauh dari amalan para calon ahli surga;
“Lemudian kita takut neraka; tapi dengan senang hati sebagian kita melakukan perbuatan para calon ahli neraka;
“Lalu kita tahu bahwa kematian pasti datang, tapi kita tidak pernah mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangannya;
“Dan kita lebih sibuk mencari aib orang lain, tapi cenderung melupakan cacat dan kekurangan kita sendiri;
“Kemudian lagi kita tahu setiap hari kita makan rezeki dari Allah, kita minum air dari Allah, kita berpijak dibumi Allah, kita dihangatkan dengan cahaya matahari Allah, kita menghirup udara Allah, semuanya dari Allah, tapi kita kerap lupa untuk mensyukurinya,
“Dan yang terakhir yang dinasehatkan oleh Ibrahim bin adham adalah bahwa kita sering mengantar jenazah, tapi kita tidak pernah menyadari bahwa suatu saat kelak, pasti kita akan mengalami hal yang sama, hari ini kita mengantar jenazah, besok lusa, jenazah kitalah akan diusung dan diantar oleh orang lain……” Papar Ki Bijak, menggenapi sepuluh nasehat Ibrahim bin Adham bagi para pengunjung pasar, dan bagi kita yang masih sering merasa bosan berdoa karena merasa tidak pernah dijawab oleh Allah.
“Jadi ketika doa kita belum dikabulkan, jangan bosan ya ki, tetap berdoa dan lebih bijak lagi kita tengok kedalam, adakah apa yang dinasehatkan Ibrahim bin Adham itu masih melekat pada kita…..” Kata Maula.
“Benar Nak Mas, berdoa itu sama dengan ikhtiat lahir kita untuk menjemput rezeki dan karunia Allah, jadi tetap harus kita lakukan terus-menerus, karena sekali-kali Allah tidak akan pernah bosan mendengar doa-doa kita, Allah tidak akan repot dengan permohonan-permohonan kita, justru Allah akan murka kepada orang yang enggan bermohon padanya……” Kata ki Bijak sambil mengutip ayat ke 60 dari surat Al Mu’min;
60. Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
[1326] yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.
“Iya ki, terima kasih ki…..” kata Maula sambil menyalami gurunya untuk pamitan.
Wassalam
May 05,2010
Ki Bijak menghela nafas panjang; “Tidak boleh seperti itu Nak Mas, kita tidak boleh merasa jenuh atau bosan untuk meminta kepada Allah, karena itu memang kewajiban kita, kita wajib meminta, sementara kapan dan dalam bentuk apa pengabulan permohonan kita kepada Allah, itu adalah hak prerogatif Allah……, jauh lebih baik kita berbaik sangka kepada Allah daripada kita berprasangka jelek pada Dzat yang Maha mengabulkan, itu sebuah kedzaliman Nak Mas….” Jawab Ki Bijak.
“Astaghfirullah….,kadang ana juga masih merasa seperti itu Ki, syukur alhamdulillah Aki selalu mengingatkan ana…, Ki, adakah hal-hal yang membuat Allah ‘menahan’ permohonan kita ki……?” Tanya Maula.
“Untuk menjawab ini, ada sebuah nasehat bijak dari Ibrahim bin Adham, yang beberapa waktu lalu kita perbincangkan Nak Mas….” Kata Ki Bijak.
“Apa Nasehatnya ki…..?” Tanya Maula.
“Suatu ketika, beliau, Ibrahim bin Adham melewati sebuah keramaian; yang dalam beberapa literatur, beliau melewati sebuah pasar yang sedang ramai……” Kata Ki Bijak mulai menceritakan Ibrahim bin Adham yang terkenal zuhud dan wara’nya.
“Lalu ki……?” Tanya Maula penasaran.
“Lalu sama seperti dengan teman Nak Mas tadi, orang-orang dipasar itu mengadukan perihal doa-doa mereka yang seperti tidak dijawab oleh Allah……, Ibrahim bin adham diam sejenak sebelum memberi nasehat kepada pada pengunjung pasar tersebut….” Tutur Ki Bijak.
Maula menahan diri untuk tidak menuntut, meski ia sangat penasaran dan ingin segera mengetahui apa nasehat sang Alim berkenaan dengan ‘tertahannya’ doa dan permohonan seorang hamba.
“Ibrahim bin adham kemudian menjawab bahwa ada sepuluh hal yang dapat menyebabkan tertahannya doa dan permohonan seseorang, yang pertama; beliau mengatakan bahwa kita mengenal Allah, namun tidak menunaikan hak_Nya……” Kata Ki Bijak lagi.
“Kita mengenal Allah, tapi tidak menunaikan hak-hak_Nya ki….?” Tanya Maula.
“Benar Nak Mas, kita mengenal Allah sebagai Dzat yang Maha Esa; dan hak Allah atas kita adalah wajib bagi kita untuk tidak menyekutukannya; tapi banyak dari kita yang justru menyetarakan Allah dengan mahluk atau berhala…”
“Kita mengenal Allah sebagai Dzat yang wajib kita sembah dan kita ibadahi, tapi kadang kita pengabdian kita kepada mahluk justru melebihi pengabdian dan penyembahan kita pada Allah…:
“Hal-hal yang semacam inilah yang kemudian menjadi hizab, menjadi sekat kita dengan Allah, sehingga kemudian doa-doa kitapun terhizab oleh ‘pelanggaran’ kita terhadap hak-hak Allah…….”Papar Ki Bijak.
“Ana mengerti ki……” Kata Maula.
“Coba Nak Mas buka surat Al Baqarah ayat 186; disana dengan jelas Allah menyatakan bahwa ‘Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku’….”Kata Ki Bijak lagi.
Dengan segera Maula membuka al qur’an;
186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
“Benar Ki, Allah akan mengabulkan setiap doa; dengan ‘syarat’ si pemohon memenuhi perintah_Nya dan beriman kepada Allah…….” Kata Maula setelah melihat ayat dimaksud.
“Yang kedua, hal yang sangat mungkin menjadi asbab tertundanya permohonan kita menurut nasehat Ibrahim bin adham adalah kita membaca al qur’a, tapi kita tidak mau mengamalkan isinya…..” Tutur Ki Bijak.
“Banyak diantara kita yang rajin baca qur’an,bacaanya fasih, murotalnya bagus, tapi sikap dan perilaku sebagian dari mereka justru bertolak belakang dari apa yang dibacanya……., qur’an mestinya dijadikan ‘imam’ dan rujukan dalam kehidupan kita, tapi tak jarang mereka yang pandai membaca al qur’an justru ‘memaksa’ al qur’an untuk mengikuti hawa nafsu mereka, hal ini juga salah satu asbab tertundanya doa-doa kita…..” Kata Ki Bijak.
“Iya ki…..” Jawab Maula pendek.
“Hal ketiga, yang menjadi asbab tertundanya doa-doa kita adalah bahwa kita tahu iblis itu musuh kita,musuh yang nyata, namun masih banyak jejak langkah iblis yang justru menjadi rujukan ikutan kita, Nak Mas tahu sikap iblis yang masih banyak ditiru oleh sebagian kita….?” Tanya Ki Bijak.
“Ya Ki, sifat enggan dan sombong, yang kemudian menjadikan iblis mahluk terusir dari surganya Allah……” Kata Maula.
“Nak Mas benar, sifat enggan untuk melaksanakan perintah Allah, dan sikap sombong karena merasa diri lebih baik dari yang lain, adalah perangkap iblis yang ditebar sepanjang perjalanan hidup kita……, maka berhati-hatilah terhadapnya, karena sekali lagi, boleh jadi kesombongan kitalah yang ‘menahan’ karunia Allah kepada kita…..” Kata Ki Bijak lagi.
“Iya ki……” Jawab Maula.
“Lalu hal keempat yang menurut Ibrahim bin adham dapat menjadi asbab tertundanya permohonan kita adalah kita mengaku mencintai Rasulullah, tetapi kita lebih sering meninggalkan ajaran dan sunnahnya dari pada melaksanakannya….”,
“Kita selalu punya dalih untuk tidak mengikuti apa yang Rasulullah contohkan, ada yang mengatakan ‘inikan hanya sunnah’, dan lain sebagainya, padahal tidaklah Rasul melakukan atau mengatakan sesuatu itu tanpa perintah dari Allah, maka dalam hemat Aki, sunnah bukan berarti tidak perlu dikerjakan,karena dibalik sunnah itu banyak sekali terdapat hikmah dan pelajaran yang luar biasa besar…., dan lagi, ketika kita meninggalkan ajaran dan sunnah rasul,sangat boleh jadi hal ini yang menunda terkabulnya doa dan permohonan kita…” Kata Ki Bijak lagi.
“Nak Mas mengerti sampai sini……?” Tanya Ki Bijak, demi melihat Maula sedemikian serius menyimak penuturannya.
“Iya ki, ana mengerti, ana juga melihat adalah ‘sedikit kesalah pahaman’ dari sebagian kita tentang bagaimana merealisasikan kecintaan kita pada Rasul, seperti adanya berbagai kegiatan seremonial yang katanya wujud dari kecintaan pada Rasul, tapi justru bertentangan dengan ajaran dan sunnahnya…….” Kata Maula.
“Ya Nak Mas, dan nasehat lain yang Ibrahim bin adham sampaikan kepada para pengunjung pasar ketika itu, dan juga sangat relevan untuk kita renungkan sekarang ini adalah bahwa kita ingin surga, tapi amal kita jauh dari amalan para calon ahli surga;
“Lemudian kita takut neraka; tapi dengan senang hati sebagian kita melakukan perbuatan para calon ahli neraka;
“Lalu kita tahu bahwa kematian pasti datang, tapi kita tidak pernah mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangannya;
“Dan kita lebih sibuk mencari aib orang lain, tapi cenderung melupakan cacat dan kekurangan kita sendiri;
“Kemudian lagi kita tahu setiap hari kita makan rezeki dari Allah, kita minum air dari Allah, kita berpijak dibumi Allah, kita dihangatkan dengan cahaya matahari Allah, kita menghirup udara Allah, semuanya dari Allah, tapi kita kerap lupa untuk mensyukurinya,
“Dan yang terakhir yang dinasehatkan oleh Ibrahim bin adham adalah bahwa kita sering mengantar jenazah, tapi kita tidak pernah menyadari bahwa suatu saat kelak, pasti kita akan mengalami hal yang sama, hari ini kita mengantar jenazah, besok lusa, jenazah kitalah akan diusung dan diantar oleh orang lain……” Papar Ki Bijak, menggenapi sepuluh nasehat Ibrahim bin Adham bagi para pengunjung pasar, dan bagi kita yang masih sering merasa bosan berdoa karena merasa tidak pernah dijawab oleh Allah.
“Jadi ketika doa kita belum dikabulkan, jangan bosan ya ki, tetap berdoa dan lebih bijak lagi kita tengok kedalam, adakah apa yang dinasehatkan Ibrahim bin Adham itu masih melekat pada kita…..” Kata Maula.
“Benar Nak Mas, berdoa itu sama dengan ikhtiat lahir kita untuk menjemput rezeki dan karunia Allah, jadi tetap harus kita lakukan terus-menerus, karena sekali-kali Allah tidak akan pernah bosan mendengar doa-doa kita, Allah tidak akan repot dengan permohonan-permohonan kita, justru Allah akan murka kepada orang yang enggan bermohon padanya……” Kata ki Bijak sambil mengutip ayat ke 60 dari surat Al Mu’min;
60. Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
[1326] yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.
“Iya ki, terima kasih ki…..” kata Maula sambil menyalami gurunya untuk pamitan.
Wassalam
May 05,2010
No comments:
Post a Comment