“Ki….mohon maaf, sepertinya ana tidak jadi datang ke pondok pada sabtu dan ahad nanti…., ana harus masuk kerja ki…..” Kata Maula memberi tahu gurunya.
“Sabtu- minggu bukannya Nak Mas biasanya libur…?” Tanya Ki Bijak.
“Iya ki…, tapi untuk minggu ini, ana harus masuk, ada pekerjaan…..” Kata Maula.
“Ya tidak apa-apa Nak Mas….., Nak Mas bisa datang kepondok kapan saja, kalau nanti Nak Mas sudah tidak sibuk ya silahkan Nak Mas datang kesini…..” Kata KI Bijak.
Maula menghela nafas panjang mendengar penuturan gurunya; “Iya ki…., hanya kesibukan ana akhir-akhir ini sangat menguras konsentrasi dan fikiran ana, sudah seminggu ini selalu pulang malam, sehingga ana tidak bisa shalat magrib dan isya b berjamaah dimasjid, ini sangat berat bagi ana ki…..” Kata Maula.
Ki Bijak pun menghela nafas panjang mendegar penuturan Maula; “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un…., Aki mengerti apa yang Nak Mas rasakan…, namun Aki bersyukur bahwa ditengah kesibukan Nak Mas, Nak Mas masih memiliki semangat untuk bisa shalat berjamaah dimasjid, semoga Alla segera memberi Nak Mas jalan keluar, agar Nak Mas lebih punya banyak waktu untuk beribadah kepada Allah…..” Kata Ki Bijak.
“Iya ki…, semoga Allah menempatkan ana pada tempat yang Allah berkahi, sehingga kesibukan lahiriah ana, tidak mengurangi nilai ibadah ana disisi Allah swt….” Kata Maula.
“Aamiin…., insya Allah Nak Mas…, insya Allah kesibukan Nak Mas yang sekarang, tidak mengurangi nilai ibadah Nak Mas kepada Allah, selama hati Nak Mas tetap tertaut kepada Allah….., jangan pernah berhenti berdzikir walau sehela nafas sekalipun Nak Mas….” Kata Ki Bijak.
“Iya ki…..” Kata Maula pendek.
“Berbicara mengenai kesibukan…., dunia ini memang tempat yang penuh dengan kesibukan Nak Mas….,dunia ini tempatnya orang bekerja, dunia ini tempatnya orang untuk memeras keringat dan memutar otak untuk mendapatkan yang terbaik yang Allah janjikan baginya…..;
“Yang membedakan hanyalah nawaitu-nya….., ada orang yang banting tulang dan peras keringat, hanya untuk memiliki harta yang banyak…”
“Ada orang yang lembur siang malam, hanya untuk memiliki mobil yang mewah…”
“Ada orang yang harus meninggalkan keluarga, berhari-hari tidak pulang kerumah, hanya untuk mengejar pangkat dan jabatan serta materi….”
“Beragam carapun banyak dilakukan…., ada yang mengikuti cara yang benar, ada pula yang menggunakan cara yang menyimpang….., yang jelas, setiap manusia, memiliki kesibukan dan caranya masing-masing……” Kata Ki Bijak.
Maula masih diam mendengarkan penuturan gurunya;
“Dan yang Aki harapkan dari Nak Mas adalah bagaimana Nak Mas bisa memaintain kesibukan Nak Mas dengan niat yang baik, niat yang tulus, niat yang ikhlas semata demi memenuhi kewajiban Nak Mas pada Allah untuk memberi nafkah pada keluarga, sehingga kalaupun Nak Mas harus tidak pulang, ketidak pulangan Nak Mas memiliki arti lebih disisi Allah dan dimata keluarga….”
“Akan merugi mereka yang sudah bekerja siang malam, bahkan harus tidak pulang, tapi niatnya hanya sekedar memperbanyak materi, mungkin dia akan kaya, mungkin dia akan memiliki harta, mungkin dia akan mengendarai mobil mewah, mungkin dia akan menempati rumah megah, mungkin dia akan mendapatkan posisi dan jabatan tinggi dimata manusia, tapi disisi Allah…, orang yang bekerja dengan niatan duniawi, tidak akan mendapatkan apapun untuk kehidupan abadinya diakhirat kelak…..” Kata Ki Bijak lagi.
Maula manggut-manggut mendengar penuturan gurunya yang panjang lebar…..
“Nak Mas…., Allah juga senantiasa dalam kesibukan…., malaikat juga senantiasa dalam ‘kesibukan’, para nabi juga tidak bisa lepas dari ‘kesibukan’, presiden juga sibuk, menteri juga sibuk, gubernur juga sibuk, bahkan seorang RT sekalipun memiliki kesibukannya sendiri.., jadi Nak Mas tidak perlu sedih…., tidak perlu merasa tertekan, tidak perlu merasa diburu-buru…., kembalikan semuanya kepada Allah…, laa haula walaa quwwata ila billah…, insya Allah semua akan berjalan dengan baik…….” Kata Ki Bijak.
“Iya ki….” Kata Maula lagi..
“Nak Mas masih ingat ayat seribu dinar..?” Tanya Ki Bijak.
“Iya ki……” Kata Maula sambil membacakan ayat dimaksud;
Ì 4 `tBur È,Gtƒ ©!$# @yèøgs† ¼ã&©! %[`t�øƒxC ÇËÈ çmø%ã—ö�tƒur ô`ÏB ß]ø‹ym Ÿw Ü=Å¡tFøts† 4 `tBur ö@©.uqtGtƒ ’n?tã «!$# uqßgsù ÿ¼çmç7ó¡ym 4 ¨bÎ) ©!$# à÷Î=»t/ ¾ÍnÌ�øBr& 4 ô‰s% Ÿ@yèy_ ª!$# Èe@ä3Ï9 &äóÓx« #Y‘ô‰s% ÇÌÈ
2. ………. barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
“Nak Mas perhatikan arti ayat ini’ Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah , niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar..”, jalan keluar bagi setiap permasalahan kita, jalan keluar bagi setiap kesulitan kita, jalan keluar bagi setiap kegundahan kita, jalan keluar bagi kesetiap keresahan kita, jalan keluar bagi setiap kesempitan kita.., termasuk jalan keluar bagi kesibukan kita, seperti yang tengah Nak Mas hadapi sekarang ini…..”
“Karenanya sesibuk apapun kita, utamakan perintah Allah…, sebagaimana Allah maklum dalam sebuah hadits qudsi “Hai anak Adam, luangkan waktumu untuk beribadah kepadaKu, niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan, dan Aku lapangkan tanganmu dari kesibukan…., jika tidak, maka Aku penuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan…..” Kata Ki Bijak.
“Iya ki…., semoga kesibukan ana sekarang ini tidak menjadikan ana orang yang lalai dalam mengingat Allah…, dan semoga pula ana segera diberikan kelapangan, sehingga ana bisa lebih banyak waktu untuk bersama Allah dan menimba ilmu dipondok ini….” Kata Maula.
“Insya Allah Nak Mas…, tidak ada yang sulit bagi Allah untuk memberikan apapun yang kita minta, tergantung bagaimana kita mendekat kepadaNya dengan segenap keyakinan dan kepasrahan diri padaNya….” Kata Ki Bijak lagi.
“Aamiin ki…….; salam buat rekan-rekan yang lain ya Ki…, ana harus segera berkemas…..” Kata Maula sambil pamita.
“Insya Allah Aki sampaikan Nak Mas….” Kata Ki Bijak sambil menyambut uluran tangan Maula.
No comments:
Post a Comment