Thursday, November 15, 2007

KITA HANYA BOLEH MELAKUKAN YANG TERBAIK

“Sedang baca berita apa Nak Mas............” Tanya Ki Bijak pada Maula yang tengah membaca tabloid olahraga sambil istirahat.

“Ini ki, berita rencana penggantian pelatih Barcelona............” Kata Maula.

“Kenapa memangnya Nak Mas.........?” Tanya Ki Bijak.

“Itu ki, kemarin kan Barca kalah lawan Getafe, padahal sebelumnya, Barca menang di Liga Champion, tapi tetap saja kekalahan itu membuat sebagian pendukung dan pengurus kasak-kusuk untuk mencari pelatih baru.........” Kata Maula.

“Bukankah pelatih Barca yang sekarang ini ‘berhasil’ merebut juara liga spanyol plus liga Champion Nak Mas.....?” Tanya Ki Bijak.

“Benar Ki, Frank Rijkard dua tahun lalu demikian dipuja karena keberhasilannya mematahkan dominasi Madrid sebagai langganan juara La Liga, ana jadi kepikiran, kenapa ya ki, keberhasilan yang boleh dikata hebat itu, bisa pupus hanya karena satu kekalahan yang mungkin tidak terlalu menentukan juara tidaknya sebuah klub......?” Tanya Maula.

“Nak Mas ingat dengan pepatah yang mengatakan ‘panas setahun hilang oleh hujan sehari....?” Tanya Ki Bijak.

“Iya ki, kebaikan yang banyak, akan hilang oleh keburukan yang dilakukan walau hanya sekali.............” Kata Maula.

“Ya, kira-kira seperti itu, lalu Nak Mas tahu apa arti peribahasa itu bagi kita...........?” Tanya Ki Bijak.

Maula menggeleng, belum mengetahui makna peri bahasa itu bagi kehidupan sehari-harinya.

“Artinya kita hanya boleh melakukan yang terbaik saja dan harus senantiasa menjaga diri dari hal yang subhat sekalipun, karena sekali kita berbuat salah, maka seolah kita telah melakukan kesalahan sepanjang masa, tidak peduli bahwa betapapun banyak kebaikan yang telah kita lakukan sebelumnya..........” Kata Ki Bijak.

“Sepertinya tidak adil ya ki...........” Kata Maula.

“Terlepas adil atau tidaknya menurut kita, itu adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga untuk kita camkan dan tanamkan bahwa kita tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apapun agar kebaikan yang kita lakukan tidak hangus karenanya..............” Kata Ki Bijak.

“Dalam bahasa Al qur’an, Allah sering sekali menggunakan kata ‘peliharalah’, seperti ‘peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka’, kemudian ‘peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya’, lalu ‘peliharalah hubungan silaturahim’ dan masih banyak lagi….”,

“Menurut hemat Aki, kata ‘pelihara’ mengandung arti berkesinambungan dan terus menerus, jika kita diperintah Allah untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka, artinya kita diharus kan secara terus menerus menjaga amal ibadah dan perbuatan kita yang dapat menghindarkan kita dari neraka, jika kita diperintah Allah untuk memelihara tali silatarahim, artinya kita harus menjaga hubungan kekerabatan dan kekelurgaan bukan hanya saat idul fitri saja misalnya, tapi kontinu dan terus menerus………”

“Sekali kita lalai dalam memelihara apa yang diperintahkan Allah, sangat boleh jadi, kebaikan yang kita lakukan akan terhapus sama sekali oleh kesalahan yang kita buat...........” Tutur Ki Bijak.

“Iya ya ki, seperti contoh pelatih sepakbola itu, terlepas dari berapa kemenangan yang telah diraih timnya atau berapa tropi yang sudah dipersembahkannya, ketika dia ‘melakukan kesalahan’ karena timnya kalah, maka kemenangan dan tropi itu seperti tidak berarti sama sekali...........” Kata Maula, mulai memahami apa yang diutarakan oleh gurunya.

“Pun demikian dengan pekerjaan kita Nak Mas, berusahalah untuk senantiasa memberikan yang terbaik, jaga kepercayaan atasan, dan jangan sekali-kali membuat ‘kesalahan’ yang akan membuat nilai kita merah selamanya dihadapan atasan kita, karena akan sangat sulit bagi kita untuk merebut kembali kepercayaan yang telah rusak.............” Kata Ki Bijak.

“Jadi kita tidah boleh melakukan kebaikan musiman ya ki.........” Kata Maula.

“Bukan tidak boleh Nak Mas, kalau kita ramai-ramai menyantuni yatim piatu di bulan Muharam, misalnya, itu juga sebuah kebaikan yang sangat dianjurkan, namun demikian, alangkah baiknya bila kita ‘memelihara’ amal shaleh itu dalam setiap waktu, karena kebutuhan anak yatim piatu kan bukan hanya dibulan Muharam saja, jika semua kita milih-milih waktu untuk menyantuni anak yatim piatu sebatas dibulan muharam, lalu bagaimana kehidupan mereka dibulan-bulan lainnya.........?” Kata Ki Bijak.

“Atau kalau kita gemar bersedekah dibulan ramadhan karena iming-iming pahala yang besar, juga sangat baik, tapi alangkah baiknya kalau sedekah, zakat dan zariah itu dilakukan sepanjang tahun, karena itu merupakan kebutuhan kita.......” Kata Ki Bijak lagi.

“Tadarus Al qur’an pun demikian ya ki, bulan hanya dimalam-malam ramadhan........” Kata Maula.

“Benar Nak Mas, kalau kita baca qur’an sebatas dimalam-malam ramadhan, kesannya kita hanya ikut-ikutan, dan belum menjadikan tadarus al qur’an sebagai sebuah kebutuhan...............” Kata Ki Bijak.

“Atau bahkan menurut beberapa kalangan, al qur’an mempunyai hak atas kita, yaitu untuk dikhatamkan minimal dua kali dalam setahun., Nah kalau kita hanya baca al qur’an dibulan ramadhan, harusnya kita khawatir ada hak al qur’an untuk dikhatamkan tidak dapat kita tunaikan, kita menjadi ‘berhutang’ dan berdosa karenannya............” Lanjut Ki Bijak.

“Kembali pada topik kita diatas, melakukan hal terbaik harus dapat kita jadikan sebagai karakter kita, kita harus berupaya shalat dengan shalat terbaik, kita harus shaum dengan shaum terbaik, zakat dengan harta dan cara terbaik, haji dengan upaya maksimal untuk menjadi haji terbaik, terlepas dari apapun hasil yang akan Allah berikan kepada kita nanti, kita sudah mendapat kredit point tersendiri dari kesungguhan upaya kita untuk hanya melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan kita..............” Kata Ki Bijak.

“Ki, bagaimana membentuk karakter seperti ini, ki...........” Tanya Maula.

“Latihan Nak Mas, mulailah latihan dari yang kecil dulu, misalnya untuk mencapai tingkatan shalat terbaik, latihlah diri kita untuk minimal shalat tepat waktu dulu, kemudian secara perlahan dan kontinu, perbaiki bacaan kita, sempurnakan gerakan kita, kemudian pahami makna bacaan kita, selanjutnya terus hingga kita bisa mencapai maqam shalat khusyu sesuai yang diajarkan Rasulullah...............” Kata Ki Bijak.

“Pun dalam hal sedekah, latihlah diri kita untuk bersedekah tiap hari, berapapun jumlahnya, terus kita bersedekah, sehingga kita akan merasa rugi dan kehilangan jika kita tidak bersedekah, kemudian tingkatkan kualitas sedekah kita dengan nominal yang lebih besar, niat yang lebih ikhlas, sehingga kita memiliki karakter untuk selalu berbuat yang terbaik............” Kata Ki Bijak.

“Berapa lama latihannya ki.........?” Tanya Maula.

“Tergantung kesungguhan kita dalam melakukan latihan itu Nak Mas, semakin intens kita melatih diri untuk shalat tepat waktu, maka karakter untuk menjadi orang yang selalu shalat dengan cara terbaik, akan lebih cepat kita miliki, pun dengan latihan sedekah dan zakat kita, kalau kita latihan sedekahnya rajin dan rutin, insha Allah, karakter itu akan lebih cepat terbentuk..............”Kata Ki Bijak.

“Sederhana sekali ya ki............?” Kata Maula.

“Sangat sederhana bahkan, tapi kadang karena kesederhaan itu kita jadi cenderung menyepelekannya, ini hanya harus kita waspadai Nak Mas.....................” Kata Ki Bijak.

“Nak Mas, ada jadwal pertandingan sepakbola nanti malam....?” Tanya Ki Bijak.

“Ada ki, Aki mau ikut nonton.............?” Kata Maula.

“Nak Mas saja yang nonton bola, kemudian Nak Mas perhatikan, pemain yang tidak memberikan permainan terbaiknya, pasti akan diganti oleh pemain lain, benar begitu...?” Kata Ki Bijak.

“Benar Ki..............” Kata Maula.

“Ya, seperti itulah kehidupan kita......., maka belajarlah dengan lebih keras untuk menjadi orang yang selalu berbuat yang terbaik bagi dirinya,bagi keluarga, dan syukur kalau bisa berbuat yang terbaik untuk agama, bangsa dan negara..., Aki pamit pulang dulu ya Nak Mas.............” Kata Ki Bijak sambil menepuk bahu Maula.

“Assalamu’alaikum..............” Lanjut Ki Bijak,

“Walaikumusalam.........., Balas Maula sambil mengantar gurunya kedepan.

Wassalam

Nopember 15, 2007

No comments:

Post a Comment