“Ada apa Nak Mas, kok tampak tegang sekali......” Tanya Ki Bijak demi melihat wajah muridnya yang tampak tegang, seperti orang yang sedang menahan marah.
“Ini ki, tadi ana dapat e-mail kartun penghinaan terhadap Nabi, jahat dan picik sekali ki.............” Kata Maula masih dengan nada kesal.
Ki Bijak tersenyum, “Aki bangga pada Nak Mas, Aki berharap ‘kemarahan’ Nak Mas semata karena Allah dan demi membela kehormatan Rasul_Nya, tapi menurut hemat Aki, kemarahan tidak akan banyak membantu kita Nak Mas untuk menemukan titik jernih dari apa yang sekarang terjadi, kita boleh marah, kita boleh geram, tapi kita pun harus tetap tenang dan bijak untuk menyikapi hal ini.......” Kata Ki Bijak.
“Bagaimana bisa tenang ki, sementara pengecut itu dengan sangat tidak etis menodai kehormatan Nabi......” Kata Maula nampak masih berapi-api.
Ki Bijak tersenyum, dengan wajah teduh dan kata-kata santun, ia kemudian membaca ayat 120 dari surat Al Baqarah;
120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
“Nak Mas masih ingat ayat itu..?” Tanya Ki Bijak sejurus kemudian;
“Ingat Ki………..” Jawab Maula pendek.
“Apa yang Nak Mas dapat tadi, sebagai salah satu bukti & pembenaran terhadap ayat ini, golongan diluar kita, akan selalu berusaha untuk ‘menyibukan’ kita dengan berbagai hal, yang tujuannya tidak lain untuk membelokan kita kearah yang salah….., Nak Mas masih ingat dengan propaganda mereka yang dikenal dengan Ghaswul fikri….?” Kata
“Iya ki..., Ghaswul berasal dari kata Ghuswah yang berarti Serangan, invasi atau serbuan, sementara Fikr adalah Pikiran atau pola pikir, dengan demikian Ghaswul Fikr biasa didefinisikan dengan Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak bisa lagi dibedakan antara Islam dan selainnya, mereka melakukan upaya-upaya Tasykik – Pendangkalan / Peragu-raguan, baik itu pendangkalan akidah, pendangkalan pemahaman hukum dan syariat serta pendangkalan pemahaman terhadap berbagai aktivitas ibadah umat Islam,Tasywih – Pencemaran/Pelecehan,Tadhlil – penyesatan,Taghrib – Pembaratan......” kata Maula singkat.
“Sekarang menjadi jelas, bahwa pelecehan dan pencemaran adalah salah satu program sistematis mereka untuk menggangu konsentrasi umat islam, karena itu Aki menghimbau kepada Nak Mas khusunya, dan kepada saudara-saudara kita yang lain umumnya, untuk dapat berlaku bijak dalam menyikapi hal ini, dengan cara yang pertama hendaknya kita jangan terprovokasi dengan propaganda mereka, tetap tenang, anggap saja hal itu sebagai sampah yang tidak berguna, dan kita tidak perlu mengorbankan energy dan konsentrasi kita untuk hal yang jelas-jelas salah sasaran, kita jauh lebih tahu siapa baginda Rasul dan bagaimana budi pekerti beliau, karenanya apa yang digambarkan itu hanya sekedar coretan orang kurang akal yang tidak perlu kita tanggapi secara berlebihan................” Kata Ki Bijak.
“Yang kedua, kalau Nak Mas mendapat kiriman komik sampah itu, jangan sekali-kali Nak Mas meneruskan dan menyebarkannya, hapus saja, karena semakin banyak kita memforward email yang tidak bertanggung jawab ini, akan semakin banyak orang yang terprovokasi, dan ini tidak baik bagi perkembangan umat kita, kita putus saja mata rantai penyebaran propaganda murahan ini, karena kalau tidak mereka akan merasa menang............” Sambung Ki Bijak.
“Ketiga, maknai dan sikapi hal ini sebagai ujian bagi kita, ujian sejauh mana keimanan kita meyakini kebenaran nubuwah dan risalah yang dibawa Rasul, ujian sejauh mana kita mengenal baginda rasul, kalau kemarin dulu kita tidak atau belum paham betul sifat, karakter dan akhlawa Rasul, maka sudah saatnyalah sekarang ini kita mempelajari, memahami dan meneledani pekerti luhur panutan kita ini, ini juga merupakan batu asah bagi kita Nak Mas, orang lain diluar kita demikian konsen dengan kemuliaan beliau, sehingga mereka merasa perlu untuk mengotorinya, sementara kita sendiri kadang masih belum benar-benar menempatkan beliau pada proporsi yang semestinya......” Kata Ki Bijak.
“Iya ya ki, hanya orang mulia saja yang mendapat cobaan untuk dihinakan, karena orang yang biasa saja tidak perlu dikomentari apapun......” kata Maula.
“Meski mereka tidak mengakuinya secara jantan, mereka sebenarnya mengakui kebenaran dan keluhuran islam beserta nabinya, sehingga merasa perlu untuk menjatuhkannya..., hanya sekali lagi mereka tidak memiliki keberanian untuk mengakuinya.....” Kata Ki Bijak.
“Yang keempat, hal terpenting yang harus kita lakukan untuk menjaga kehormatan dan kewibawaan nabi adalah dengan menjalan risalah dan sunnahnya secara benar dan total, dengan cara menghidupkan budi pekerti luhur rasul dalam keseharian kita, sehingga mereka yang ‘masih buta ’ dengan kemulian rasulullah, akan melek dan bisa melihat kebesaran dan keluhuran akhlaq rasul lewat kita umatnya, insya Allah, jika kita yang mengaku umat rasul ini shalatnya tepat waktu, berjamaah nya istiqomah, tadabur dan tadarus al qur’annya jalan, jujur, amanah, tabligh dan cendekia, mereka yang akan menistakan nabi berpikir seribu kali untuk menemukan celah yang dapat mengotori keluhuran nabi kita..........” kata Ki Bijak lagi.
“Jadi sebenarnya kita yang belum menjalankan dan mengamalkan risalah dan sunnah rasul juga ‘ikut berperan’ mendorong munculnya kasus semacam ini ya ki.......” Kata Maula.
“Setidaknya kita belum memberikan gambaran yang jelas tentang sosok Rasul agung itu, sehingga mereka yang memang sudah membencinya, semakin bernafsu untuk menistakannya..., kalau saja umat islam ini mampu menampilkan akhlaq dan keteladanan nabi dalam kesehariannya, niscaya mereka akan malu pada kita, kalau umatnya saja sudah sedemikian baik, apalagi rasulnya......., dan untuk ini kita masih harus berusaha lebih keras lagi, sehingga kelak dikemudian hari, figur-figur teladan yang menghidupkan akhlaqul karimah ala rasul lahir dan tumbuh subur dikalangan umat kita................” kata Ki Bijak lagi.
“Bagi kita, cukup jaminan dari Allah bahwa baginda rasul adalah sosok pilihan yang berbudi pekerti agung, yang tidak mungkin melakukan hal-hal hina yang mereka tuduhkan....” Kata Ki Bijak sambil membaca surat Al Qalam;
1. Nun[1489], demi kalam dan apa yang mereka tulis,
2. Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.
3. Dan Sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.
4. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
”Hhhhh, ana sedikit tenang sekarang ki.....................” kata Maula sambil menarik nafas dalam dalam, ia mengulang-ulang kalimat gurunya, bahwa untuk menjaga kehormatan dan kewibawan Rasul tidak hanya dengan marah dan memaki balik orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu, tapi dengan berupaya menunjukan akhlaq mulia rasul, dengan shalat tepat waktu, dengan tadabur al qur’an, dengan sikap jujur, sikap amanah, tabligh dan fathonah, dengan mengedepankan kasih sayang, dengan mengedepankan keluhuran budi pekerti yang agung......
Tiba-tiba air bening mengalir dipipi Maula, membayangkan bagaimana manusia agung itu menghadapi hujatan, cacian dan bahkan lemparan batu kearahnya, beliau tetap sabar, teguh dan berlaku bijak…,
“Seperti ketika beliau dilempari batu di thaif, beliau justru mendoakan orang yang melemparinya agar memperoleh hidayah dari Allah….”
“Seperti ketika beliau dicaci maki oleh yahudi buta, beliau justru memberi makan dan menyuapi orang yang mencacinya…….”
“Ya Rasul, keagunganmu abadi, takkan lekang oleh cacian, kemulianmu takkan luntur oleh hinaan, engkau tetap rasul mulia, manusia pilihan sepanjang zaman, assalamu’alaika ya rasul…………….” Panjatnya kemudian.
Wassalam
“Ini ki, tadi ana dapat e-mail kartun penghinaan terhadap Nabi, jahat dan picik sekali ki.............” Kata Maula masih dengan nada kesal.
Ki Bijak tersenyum, “Aki bangga pada Nak Mas, Aki berharap ‘kemarahan’ Nak Mas semata karena Allah dan demi membela kehormatan Rasul_Nya, tapi menurut hemat Aki, kemarahan tidak akan banyak membantu kita Nak Mas untuk menemukan titik jernih dari apa yang sekarang terjadi, kita boleh marah, kita boleh geram, tapi kita pun harus tetap tenang dan bijak untuk menyikapi hal ini.......” Kata Ki Bijak.
“Bagaimana bisa tenang ki, sementara pengecut itu dengan sangat tidak etis menodai kehormatan Nabi......” Kata Maula nampak masih berapi-api.
Ki Bijak tersenyum, dengan wajah teduh dan kata-kata santun, ia kemudian membaca ayat 120 dari surat Al Baqarah;
120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
“Nak Mas masih ingat ayat itu..?” Tanya Ki Bijak sejurus kemudian;
“Ingat Ki………..” Jawab Maula pendek.
“Apa yang Nak Mas dapat tadi, sebagai salah satu bukti & pembenaran terhadap ayat ini, golongan diluar kita, akan selalu berusaha untuk ‘menyibukan’ kita dengan berbagai hal, yang tujuannya tidak lain untuk membelokan kita kearah yang salah….., Nak Mas masih ingat dengan propaganda mereka yang dikenal dengan Ghaswul fikri….?” Kata
“Iya ki..., Ghaswul berasal dari kata Ghuswah yang berarti Serangan, invasi atau serbuan, sementara Fikr adalah Pikiran atau pola pikir, dengan demikian Ghaswul Fikr biasa didefinisikan dengan Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak bisa lagi dibedakan antara Islam dan selainnya, mereka melakukan upaya-upaya Tasykik – Pendangkalan / Peragu-raguan, baik itu pendangkalan akidah, pendangkalan pemahaman hukum dan syariat serta pendangkalan pemahaman terhadap berbagai aktivitas ibadah umat Islam,Tasywih – Pencemaran/Pelecehan,Tadhlil – penyesatan,Taghrib – Pembaratan......” kata Maula singkat.
“Sekarang menjadi jelas, bahwa pelecehan dan pencemaran adalah salah satu program sistematis mereka untuk menggangu konsentrasi umat islam, karena itu Aki menghimbau kepada Nak Mas khusunya, dan kepada saudara-saudara kita yang lain umumnya, untuk dapat berlaku bijak dalam menyikapi hal ini, dengan cara yang pertama hendaknya kita jangan terprovokasi dengan propaganda mereka, tetap tenang, anggap saja hal itu sebagai sampah yang tidak berguna, dan kita tidak perlu mengorbankan energy dan konsentrasi kita untuk hal yang jelas-jelas salah sasaran, kita jauh lebih tahu siapa baginda Rasul dan bagaimana budi pekerti beliau, karenanya apa yang digambarkan itu hanya sekedar coretan orang kurang akal yang tidak perlu kita tanggapi secara berlebihan................” Kata Ki Bijak.
“Yang kedua, kalau Nak Mas mendapat kiriman komik sampah itu, jangan sekali-kali Nak Mas meneruskan dan menyebarkannya, hapus saja, karena semakin banyak kita memforward email yang tidak bertanggung jawab ini, akan semakin banyak orang yang terprovokasi, dan ini tidak baik bagi perkembangan umat kita, kita putus saja mata rantai penyebaran propaganda murahan ini, karena kalau tidak mereka akan merasa menang............” Sambung Ki Bijak.
“Ketiga, maknai dan sikapi hal ini sebagai ujian bagi kita, ujian sejauh mana keimanan kita meyakini kebenaran nubuwah dan risalah yang dibawa Rasul, ujian sejauh mana kita mengenal baginda rasul, kalau kemarin dulu kita tidak atau belum paham betul sifat, karakter dan akhlawa Rasul, maka sudah saatnyalah sekarang ini kita mempelajari, memahami dan meneledani pekerti luhur panutan kita ini, ini juga merupakan batu asah bagi kita Nak Mas, orang lain diluar kita demikian konsen dengan kemuliaan beliau, sehingga mereka merasa perlu untuk mengotorinya, sementara kita sendiri kadang masih belum benar-benar menempatkan beliau pada proporsi yang semestinya......” Kata Ki Bijak.
“Iya ya ki, hanya orang mulia saja yang mendapat cobaan untuk dihinakan, karena orang yang biasa saja tidak perlu dikomentari apapun......” kata Maula.
“Meski mereka tidak mengakuinya secara jantan, mereka sebenarnya mengakui kebenaran dan keluhuran islam beserta nabinya, sehingga merasa perlu untuk menjatuhkannya..., hanya sekali lagi mereka tidak memiliki keberanian untuk mengakuinya.....” Kata Ki Bijak.
“Yang keempat, hal terpenting yang harus kita lakukan untuk menjaga kehormatan dan kewibawaan nabi adalah dengan menjalan risalah dan sunnahnya secara benar dan total, dengan cara menghidupkan budi pekerti luhur rasul dalam keseharian kita, sehingga mereka yang ‘masih buta ’ dengan kemulian rasulullah, akan melek dan bisa melihat kebesaran dan keluhuran akhlaq rasul lewat kita umatnya, insya Allah, jika kita yang mengaku umat rasul ini shalatnya tepat waktu, berjamaah nya istiqomah, tadabur dan tadarus al qur’annya jalan, jujur, amanah, tabligh dan cendekia, mereka yang akan menistakan nabi berpikir seribu kali untuk menemukan celah yang dapat mengotori keluhuran nabi kita..........” kata Ki Bijak lagi.
“Jadi sebenarnya kita yang belum menjalankan dan mengamalkan risalah dan sunnah rasul juga ‘ikut berperan’ mendorong munculnya kasus semacam ini ya ki.......” Kata Maula.
“Setidaknya kita belum memberikan gambaran yang jelas tentang sosok Rasul agung itu, sehingga mereka yang memang sudah membencinya, semakin bernafsu untuk menistakannya..., kalau saja umat islam ini mampu menampilkan akhlaq dan keteladanan nabi dalam kesehariannya, niscaya mereka akan malu pada kita, kalau umatnya saja sudah sedemikian baik, apalagi rasulnya......., dan untuk ini kita masih harus berusaha lebih keras lagi, sehingga kelak dikemudian hari, figur-figur teladan yang menghidupkan akhlaqul karimah ala rasul lahir dan tumbuh subur dikalangan umat kita................” kata Ki Bijak lagi.
“Bagi kita, cukup jaminan dari Allah bahwa baginda rasul adalah sosok pilihan yang berbudi pekerti agung, yang tidak mungkin melakukan hal-hal hina yang mereka tuduhkan....” Kata Ki Bijak sambil membaca surat Al Qalam;
1. Nun[1489], demi kalam dan apa yang mereka tulis,
2. Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.
3. Dan Sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.
4. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
”Hhhhh, ana sedikit tenang sekarang ki.....................” kata Maula sambil menarik nafas dalam dalam, ia mengulang-ulang kalimat gurunya, bahwa untuk menjaga kehormatan dan kewibawan Rasul tidak hanya dengan marah dan memaki balik orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu, tapi dengan berupaya menunjukan akhlaq mulia rasul, dengan shalat tepat waktu, dengan tadabur al qur’an, dengan sikap jujur, sikap amanah, tabligh dan fathonah, dengan mengedepankan kasih sayang, dengan mengedepankan keluhuran budi pekerti yang agung......
Tiba-tiba air bening mengalir dipipi Maula, membayangkan bagaimana manusia agung itu menghadapi hujatan, cacian dan bahkan lemparan batu kearahnya, beliau tetap sabar, teguh dan berlaku bijak…,
“Seperti ketika beliau dilempari batu di thaif, beliau justru mendoakan orang yang melemparinya agar memperoleh hidayah dari Allah….”
“Seperti ketika beliau dicaci maki oleh yahudi buta, beliau justru memberi makan dan menyuapi orang yang mencacinya…….”
“Ya Rasul, keagunganmu abadi, takkan lekang oleh cacian, kemulianmu takkan luntur oleh hinaan, engkau tetap rasul mulia, manusia pilihan sepanjang zaman, assalamu’alaika ya rasul…………….” Panjatnya kemudian.
Wassalam
December 12, 2008
No comments:
Post a Comment