“Wallahu’alam Nak Mas…, sejujurnya Aki belum menemukan dalil yang menyatakan bahwa tertundanya doa kita, karena kita salah dalam melafadzkan doa penutup do’a, yaitu ‘Aamiin…..” Kata Ki Bijak menjawab pertanyaan Maula terkait dengan kesalahan penulisan dan pelafadzan Aamiin yang menurut sebuah sumber kemungkinan menjadi asbab tertunda doa seseorang.
“Iya ki….., ana agak terkejut ketika mendapatkan artikel ini, karena selama ini ana tidak terlalu memperhatikan tulisan dan pelafadzan kata penutup doa ini….” Kata Maula.
“Nak Mas harus berterima kasih pada orang yang mengirimkan tulisan itu, mungkin dengan wasilah tulisannya itu Allah mengingatkan kita, mengingatkan Aki, mengingatkan Nak Mas dan semua orang, agar lebih berhati-hati dalam mengucapkan lafadz aamiin ini, jangan sampai mulut kita mengucapkan kata aamiin, sementara hati kita berkata lain atau bahkan entah sedang dimana, karena justru ketidak hadiran hati ini ketik kita berdoa, yang menurut sebuah hadits merupakan salah satu asbab tidak terkabulnya doa kita, “Ketahuilah, Allah tidak akan menerima doa dari hati orang yang lalai.….” Kata Ki Bijak mengutip sebuah hadits.
Maula manggut-manggut mendengar pitutur gurunya, “Ketahuilah, Allah tidak akan menerima doa dari hati orang yang lalai ya Ki…..” Kata Maula mengulang hadits yang tadi diutarakan gurunya.
“Ya Nak Mas…., nanti coba Nak Mas cari sanad hadits ini…; hati adalah piranti komunikasi kita dengan Allah Nak Mas…., dihatilah Allah menanamkan keimanan, kedalam hatilah Allah memberikan petunjuk_Nya, dan dengan hati pulalah kita menyeru dan memohon kepada_Nya…, dan ketika hati kita lalai, hati kita tidak mengiyakan apa yang diucapkan lidah kita, betapapun bacaan kita bagus, betapapun doa kita panjang, betapapun lafadz aamiin kita fasih…., maka potensi terhalangnya doa kita untuk sampai kepada Allah menjadi lebih besar Nak Mas…..” Kata Ki Bijak lagi, sambil mengutip ayat 205 dari surat Al A’raaf:
ä.ø$#ur /§ Îû Å¡øÿtR %Yæ|Øn@ ZpxÿÅzur tbrßur Ìôgyfø9$# z`ÏB ÉAöqs)ø9$# Íirßäóø9$$Î/ ÉA$|¹Fy$#ur wur `ä3s? z`ÏiB tû,Î#Ïÿ»tóø9$# ÇËÉÎÈ
205. Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
“Ana mengerti Ki…..; lalu akan halnya Allah mengabulkan doa kita ki…?” Tanya Maula.
“Nak Mas…, Allah yang ‘menganjurkan kita berdo’a dan memohon kepada_Nya;
tA$s%ur ãNà6/u þÎTqãã÷$# ó=ÉftGór& ö/ä3s9 4 ¨bÎ) úïÏ%©!$# tbrçÉ9õ3tGó¡o ô`tã ÎAy$t6Ïã tbqè=äzôuy tL©èygy_ úïÌÅz#y ÇÏÉÈ
60. Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
[1326] yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.
“Karenanya kita tidak perlu merasa khawatir doa kita tidak diijabah Allah swt selama kita ‘memenuhi syarat-syaratnya’…..” Kata Ki Bijak.
“Apa saja syaratnya ki…….?” Tanya Maula.
“Nak Mas hafal ayat 186 dari surat Al Baqarah….?” Tanya Ki Bijak.
“Ya Ki…….” Kata Maula sambil membaya ayat dimaksud;
#sÎ)ur y7s9r'y Ï$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=Ìs% ( Ü=Å_é& nouqôãy Æí#¤$!$# #sÎ) Èb$tãy ( (#qç6ÉftGó¡uù=sù Í< (#qãZÏB÷sãø9ur Î1 öNßg¯=yès9 crßä©öt ÇÊÑÏÈ
186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
“Ya…, itu ayatnya Nak Mas….., ayat ini adalah jawaban dari suatu pertanyaan beberapa sahabat, yang bertanya kepada da beliau seraya berkata, “Wahai Rasulullah, apakah Rabb kami itu dekat hingga kami membisiki-Nya ataukah Dia jauh hingga kami menyeruNya?”
“Kemudian turunlah ayat ini; { وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ } “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat” karena sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Mengawasi, Maha Melihat dan Mengetahui apa yang tersembunyi dan dirahasiakan, Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati dan Dia sangat dekat dari orang yang berdoa kepadaNya dengan mengabulkannya, oleh karena itu Dia berfirman, {أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ } “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepadaKu”
“Dan akhir ayat ini yang sering kita abaikan’ Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku’…, masih banyak diantara kita yang mulutnya meminta atau bahkan menghiba kepada Allah untuk diberikan apa yang mereka minta, tapi dilain sisi, mereka tidak mau melaksanakan apa yang menjadi syarat terkabulnya doa itu, yang yaitu memenuhi segala perintah Allah dan memurnikan ketauhidan semata kepada_Nya…..”
“Mereka meminta kepada Allah, tapi tetap menyekutukan Allah dengan selainNya, mereka mengagungkan pangkat, mereka menghamba pada jabatan, mereka mengabdi pada berhala yang bernama harta dan materi….;
“Mereka memohon kepada Allah dengan mengharu biru, tapi shalat mereka masih sering ketinggalan, zakat mereka masih sering terabaikan, shaum ramadhan pun kadang mereka lalaikan….”
“Mereka meminta kepada Allah untuk diberikan segenap kebaikan, tapi yang mereka lakukan kadang bertolak belakang dengan apa yang mereka mohonkan….”
“Dan dalam hemat Aki…, hal inilah yang secara lahiriah ‘menghalangi’ doa kita untuk sampai dan diijabah Allah…..” Kata Ki Bijak.
Maula manggut-manggut mendengar penuturan gurunya yang panjang lebar, “Akan halnya kalau kita sudah memenuhi syarat-syaratnya ki…?” Tanya Maula beberapa saat kemudian
“Mustahil Allah berdusta Nak Mas…., mustahil Allah berbuat tidak adil, mustahil Allah mengingkari ayat-ayatNya, insya Allah, selama kita sudah memenuhi semua syaratnya, insya Allah apa yang kita mohonkan hanya tinggal menunggu waktu dan kadar yang tepat menurut Allah swt…….” Kata Ki Bijak.
Maula lagi-lagi menarik nafas dalam-dalam, “Iya Ki.., ana mengerti….” Kata Maula kemudian, sambil menyalami gurunya untuk pamitan.
Wassalam;