Saturday, July 25, 2009

BAGAIMANA KITA AKAN DIUJI…?

“Nak Mas….perhatikan ayat - ayat ini……” Kata Ki Bijak, menanggapi pertanyaan Maula mengenai berbagai ujian yang dihadapi oleh hampir semua orang.

16. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.


49. Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kami, Kemudian apabila kami berikan kepadanya nikmat dari kami ia berkata: "Sesungguhnya Aku diberi nikmat itu hanyalah Karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak Mengetahui.


“Kesemua ayat-ayat ini menunjukan bahwa setiap kita, setiap manusia akan diuji oleh Allah; dengan berbagai ujian, ujian terhadap keimaman kita, ujian terhadap kesabaran kita, ujian terhadap rasa syukur kita dan lainnya…..” Kata Ki Bijak.

Maula masih dengan seksama memperhatikan ayat-ayat yang baru saja ditunjukan oleh gurunya.

“Ki… Aki katakana tadi bahwa setiap orang akan diuji, lalu apakah mereka yang tengah diliputi dengan berbagai kesenangan dunia itu juga sebuah ujian….?” Tanya Maula.

“Maksud Nak Mas…?” Tanya Ki Bijak memastikan.

“Iya ki, ka nada orang yang dari kecil hingga tua, kelihatannya hidupnya senang terus, uangnya banyak, dan segalanya serba terjamin, sebaliknya, ada juga orang yang dari kecil hidupnya susah terus, dan orang seperti inilah yang ana fikir kok diujinya terus-terusan, sementara yang lain tidak pernah mendapatkan ujian….” Kata Maula.
Ki Bijak tersenyum; “Dua-duanya ujian Nak Mas, apakah itu berupa keburukan ataupun berupa kebaikan, dua-duanya ujian dari Allah, hanya bentuknya saja yang berbeda….” Kata Ki Bijak.

“Kebaikan juga sebuah ujian ki….?” Tanya Maula.

“Benar Nak Mas, lihat ayat ini;

53. Dan Demikianlah Telah kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang Kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?" (Al An’am)

“kemudian juga ayat ini;


35. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan Hanya kepada kamilah kamu dikembalikan. (Al-Anbiya)

“Secara garis besar, manusia akan diuji dengan empat bentuk ujian; yang pertama ujian yang berupa perintah….., ujian ini digambarkan Allah dalam al qur’an ketika Allah menguji Nabiyullah Ibrahim dengan perintah untuk mengorbankan putranya Ismail; Nak Mas masih ingat tarekh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail…?” Tanya Ki Bijak, sambil mengutip ayat al qur’an;

124. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji[87] Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku"[88]. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".

[87] ujian terhadap nabi Ibrahim a.s. diantaranya: membangun Ka'bah, membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, mengorbankan anaknya Ismail, menghadapi raja Namrudz dan lain-lain.
[88] Allah Telah mengabulkan doa nabi Ibrahim a.s., Karena banyak di antara rasul-rasul itu adalah keturunan nabi Ibrahim a.s.

“iya ki, ana ingat…….” Kata Maula pendek

“Kalau dulu Nabi Ibrahim diuji Allah untuk mengorbankan putranya, sekarang ini kita diuji Allah dengan perintah untuk ‘mengorbankan’ sedikit harta kita, untuk infaq, sedekah, dan qur;an pada hari raya idul adha…”

“Kemudian kita juga diuji dengan perintah untuk bersabar, perintah untuk bersyukur, perintah untuk tidak menyekutukan Allah, perintah shalat, zakat, shaum dan lainnya, kesemua perintah Allah itu yang kita sebut dengan ujian, dan tentu akan ada orang yang lulus dari ujian ini, sebaliknya pun akan ada mereka yang gagal melewatinya……” Kata Ki Bijak.

“Semoga kita termasuk orang yang lulus ya ki…..” Kata Maula.

“Amiin……, kemudian yang kedua, manusia akan diuji Allah dengan sejumlah larangan…, Al qur’an menggambarkan ujian berupa larangan ini, ketika Allah menguji Nabi Yusuf dengan godaan dari wanita cantik yang bernama Zulaikha, dan kita sekarang ini diuji oleh Allah dengan larangan-larangan yang banyak sekali jumlahnya, jangan syirik, jangan zina, jangan judi dan lain sebagainya….” Kata Ki Bijak.

Maula Nampak semakin tekun mendengarkan petuah gurunya; “Yang ketiga ujian berupa apa ki…?” Tanyanya kemudian

“Ujian yang ketiga berupa keburukan, sebagaimana digambarkan Allah dalam surat Al baqarah 155;

155. Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

“Dan lagi, ujian inipun akan melahirkan pemenang disatu sisi, dan disisi lain, ada juga yang akan ‘kalah’ dalam pertempuran menghadapi ujian semacam ini…” Kata Ki Bijak.

“Lalu yang keempat; ujian berupa kebaiakan, seperti yang Nak Mas tanyakan tadi, kebaikan, seperti wajah rupawan, harta, tahta dan wanita, juga merupakan ujian….wajah rupawan merupakan ujian bagaimana kita bisa mensyukurinya, harta, jelas merupakan ujian bagaimana kita memdapatkan dan membelanjakannya, pun dengan tahta, apakah kekuasan yang Allah amanahkan kepada kita itu akan makin mendekatkan kita kepada Allah, atau justru sebaliknya, akan membuat seseorang sombong dan takabur dengan kekuasaanya…..” Kata Ki Bijak.

“Kalau wanita ki….?” Tanya Maula.

“Wanita….sesosok mahluk unik yang digambarkan oleh al qur’an dengan berbagai sifat, kadang wanita disifati dengan “pakaian”, wanita atau istri berfungsi sebagai pakaian; sebagai penjaga kehormatan dan penutup aurat suaminya, dilain sisi, wanita disifati dengan lafal “ujian”, ada banyak ayat al qur’an yang mengatakan bahwa anak dan istri kita adalah ujian bagi kita, nanti Nak Mas cari sendiri ayatnya, dan yang lebih keras lagi, wanita disifati dengan kata “ musuhmu”, ini menarik sekali, karena istri – istri kita disifati dengan kata ‘musuh’……., mungkin seperti istrinya Nabi Luth dan Istri Nabi Nuh yang berseberangan dengan suaminya….” Kata Ki Bijak.

14. Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu[1479] Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (At-Thagobun)

[1479] Maksudnya: kadang-kadang isteri atau anak dapat menjerumuskan suami atau ayahnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama.

“Ana mengerti ki, ki….dari keempat ujian itu, mana yang paling berat…?” Tanya Maula.

Ki Bijak tersenyum; “Semuanya bisa berat, tapi semuanya bisa ringan, tergantung bagaimana kita menghadapinya; tapi kalau dirunut dari kisah-kisah dalam al qur’an tadi, Nabi Ibrahim yang diuji dengan perintah, lulus, Nabi Yusuf yang diuji dengan larangan, juga lulus, pun dengan Nabi Ayyub yang diuji dengan keburukan berupa penyakit menahun, lulus, sebaliknya, Fir’aun yang diuji dengan harta dan kekuasaan, gagal; qarun yang diuji dengan harta juga gagal, dari sini mungkin kita bisa petik sebuah pelajaran bahwa justru ujian yang berupa kebaikan ‘jauh lebih berat’ daripada ujian pertama, kedua dan ketiga, Nak Mas tahu sebabnya…?” Tanya Ki Bijak.

“Karena…orang yang banyak harta, orang yang sedang berkuasa, orang yang cantik jelita, tidak merasa bahwa mereka sedang diuji, sehingga mereka cenderung lalai, bukan begitu ki…?” Jawab Maula.

“Nak Mas benar, maka dari itu berhati-hatilah ketika kita dinaungi kebaikan, karena itu ujian yang sangat berat, dan tak perlu kita gundah gulana yang berlebihan manakala kita diuji dengan perintah, larangan dan penderitaan, karena sangat mungkin justru itu lebih mudah untuk kita lewati…..” Kata Ki Bijak.

“Iya ki, terima kasih……, sudah masuk ashar, ana adzan dulu ya ki…..” Kata Maula minta izin pada gurunya.

Ki Bijak mempersilahkan Maula, sambil beranjak ke tempat wudlu untuk shalat.

Wassalam

July 2009.

No comments:

Post a Comment