Monday, May 30, 2011

UNTA ARAB

“Nak Mas pernah dengar kelakar tentang unta arab…?” Tanya Ki Bijak.

“Ooh itu ki, biasanya pertanyaan seperti ini ki…, ‘dia lahir di arab, hidup diarab, dan bahkan mungkin mati pun akan di arab, tapi dia tidak bisa bahasa arab, dan jawabannya itu tadi Ki..; unta arab…” Jawab Maula sambil tersenyum.

“Ya Nak Mas…, dan bukan maksud Aki hendak berkelakar kalau Aki menanyakan hal itu, karena sesungguhnya kelakar itu bisa menjadi ‘sentilan’ bagi kita yang mengaku muslim….” Kata Ki Bijak lagi dengan nada yang serius.

Maula segera menangkap maksud lain dari gurunya dengan menanyakan kelakar tentang unta arab; “Maksud Aki….?” Tanyanya sejurus kemudian.

“Begini Nak Mas….., kita lahir dari rahim ibu yang muslimah, ayah juga muslim, kita lahir di negera dengan mayoritas penduduk muslim, ditumbuh menjadi anak muslim, kita sekolah disekolah muslim, kita besar menjadi remaja muslim, kartu identitas kita juga menyebutkan bahwa kita muslim, ijazah kita muslim, baju yang kita kenakan juga baju muslim, dan insya Allah, kelak ketika kita kembali kepada Allah, kita akan mati di Negara yang sekali lagi penduduknya mayoritas muslim…..” Kata Ki Bijak.

“Lalu ki….?” Tanya Maula mulai penasaran.

“Lalu ketika semuanya menyakatakan bahwa kita muslim, tapi kita tidak tahu apa itu islam, kita tidak bisa membaca kitab suci orang islam, kita tidak tahu siapa nabi umat islam, kita tidak tahu hukum islam, kita tidak tahu apa yang diperintah dan dilarang oleh islam…, bukankah kita akan seperti unta arab tadi, yang lahir, tumbuh dan besar dan insya Allah meninggal pun berada ditengah-tengah muslim, tapi tidak mengerti dan tidak mengenal islam….?” Kata Ki Bijak.

“Astaghfirullah….benar juga ya ki…., kita lahir dari rahim ibu yang muslimah, ayah juga muslim, kita lahir di negera dengan mayoritas penduduk muslim, ditumbuh menjadi anak muslim, kita sekolah disekolah muslim, kita besar menjadi remaja muslim, kartu identitas kita juga menyebutkan bahwa kita muslim, ijazah kita muslim, baju yang kita kenakan juga baju muslim, dan insya Allah, kelak ketika kita kembali kepada Allah, kita akan mati di Negara yang sekali lagi penduduknya mayoritas muslim, tapi tidak tahu islam…, betapa malangnya kita ya Ki….” Kata Maula, baru menyadari bahwa dibalik kelakar unta arab tadi, tenyata tersimpan teguran yang sangat keras, bagi mereka yang mengaku muslim, tapi tidak mengenal agamanya dengan baik.

“Islam…, bukan hanya sekedar agama Nak Mas, islam adalah jalan hidup kita menuju puncak kebahagiaan didunia wal akhirat…., dan ketika kita sudah bersyahadat, memproklamirkan diri sebagai orang, maka sebagai konsekuensinya adalah kita wajib menjadi islam sebagai tuntunan bagaimana kita harus hidup, sebagai panduan untuk bagaimana kita harus melangkah, sebagai arahan harus kemana kita menuju….”

“Dan ketika kita tahu islam itu apa, ajaran islam itu seperti apa, bagaimana mungkin kita bisa mengikuti jalan lurus yang dibentankannya….?” Kata Ki Bijak menuturkan.

Maula manggut-manggut mendengarkan penuturan gurunya, “Ibaratnya kita punya peta, tapi kita tidak mengerti dan tidak memahami bagaimana kita menggunakannya ya ki….” Kata Maula.

“Benar Nak Mas…, sebaik apapun peta yang kita punya, secanggih apapun kompas yang kita pegang, tapi ketika kita tidak bisa memakainya, maka boleh jadi peta dan kompas itu menjadi tidak berharga lagi bagi kita….” Kata Ki Bijak.

“Pun dengan islam…., dalam setiap shalat,kita memohon kepada Allah.., yaa Allah tunjuki kami jalan yang lurus…, jalan para ambiya, jalan para syuhada, jalan orang-orang yang mendapat ridhonya….., tapi kadang kita tidak atau kurang menyadari bahwa apa yang kita minta itu sesungguhnya telah ada dihadapan kita.., yaitu al qur’an dan sunnah…..” Kata Ki Bijak sambil memegang al qur’an dihadapannya.

“Al qur’an dan sunnah…., ini adalah peta kehidupan yang dibuat oleh Allah untuk memandu kita menapaki setiap jengkal langkah kita dalam menjalani kehidupan ini…,

“Al qur’an dan sunnah ini adalah kompas yang akurasinya dijamin seratus persen benar dan tepat oleh pembuatnya, yaitu Allah swt…”

“Al Qur’an dan sunnah ini adalah ‘pusaka’ yang akan mengantarkan kita yang mau mengikutinya untuk menapaki jalan lurus yang Allah bentangkan agar kita sampai pada ridha dan jannah_Nya……” Kata Ki Bijak.

Maula menghela nafas panjang, pandangan diarahkan pada al qur’an yang tadi dipegang oleh gurunya, “Benar ki….., dalam setiap shalat kita memohon diberi petunjuk kejalan yang lurus, padahal petunjuk kepada jalan yang lurus itu sudah ada, hanya kita yang tidak atau belum bisa memahaminya ya ki..” kata Maula.

“Kita tidak akan dapat memahami dan menggunakan al qur’an dan sunnah sebagai pedoman dan panduan hidup kita, kalau untuk membacanya saja kita enggan Nak Mas…., karenanya kita harus menjadikan membaca al qur’an sebagai sebuah kebutuhan Nak Mas….”

“Kalau kita merasa belum lengkap kalau hari ini belum baca Koran, mestinya kita cemas kalau hari ini kita belum baca qur’an…”

“Kalau hari ini kita merasa belum lengkap kalau belum baca e-mail, maka kita mestinya gelisah kalau kita belum baca qur’an…”

“Kalau hari ini kita merasa belum lengkap karena belum update status facebook, mestinya kita cemas kalau kita belum meng-update bacaan qur’an kita….”

“Kalau hani ini kita merasa belum lengkap karena belum dapat membaca SMS teman, maka mestinya kita lebih cemas ketika kita belum membaca ‘pesan-pesan’ Allah yang terekam dalam al qur’an…..”

“Budaya membaca dan tadabur qur’an inilah yang sekarang ini berkurang kalau tidak mau dikatakan hilang…., kebutuhan terhadap qur’an dan sunnah sudah tergerus dengan kebutuhan terhadap bacaan selainnya…., sehingga tidak jarang Aki mendengar orang yang ‘tidak sempat’ baca qur’an karena kesibukannya, sementara dilain sisi, ia punya banyak waktu untuk nonton tv, dilain sisi, ia punya banyak waktu untuk nonton bola, dilain sisi, ia punya banyak waktu untuk belanja, dilain sisi, ia punya banyak waktu untuk jalan-jalan….., dan kenapa hal itu terjadi….?’ Itu karena sebagian kita tidak lagi merasakan urgensi dan kebutuhan terhadap al qur’an dan sunnah…..” Kata Ki Bijak panjang lebar.

“Iya ki…., jadi tidak heran kalau masih banyak orang islam yang kayak unta arab ya ki…, lahir dari rahim islam, dibesarkan dilingkungan islam, sekolah islam, kuliah islam, ktp islam, tapi masih tidak bisa baca al qur’an, apalagi konon untuk menggunakannya sebagai panduan dalam kehidupannya……” Kata Maula.

“Makanya kita yang disini, jangan mau disamakan dengan unta arab, kita sebagai muslim harus tahu, harus paham, harus mengerti islam itu apa dan bagaimana menggunakannya dalam kehidupan kita…, salah satu caranya ya dengan ini…, dengan membaca dan memahami al qur’an, dengan menjadikan al qur’an sebagai menu wajib bagi kita untuk dalam melalui hari-hari dalam kehidupan kita….” Kata Ki Bijak.

“Iya ki…., ana mengerti….” Kata Maula sambil menyalami gurunya untuk pamitan.

Wassalam

May 28, 2011

No comments:

Post a Comment