Berada di Rumah Sakit selama kurang lebih 4 hari adalah sebuah pengalaman yang memberikan banyak kesan mendalam, betapa kesehatan itu sebuah nikmat yang luar biasa dan sangat mahal harganya.
Disana, dirumah sakit, kita mendapat pelajaran yang sangat berharg dengan perantaraan mereka yang sakit;
Ada pasien yang duduk dikursi roda, karena kakinya patah
Ada pasien yang lengannya harus diemban karena tanganya patah
Ada pasien yang kepalanya dibalut perban karena mengalami pendarahan
Ada pasien yang matanya ditutup sebelah karena sakit mata
Ada pasien yang tidak bisa makan
Ada pasien yang tidak bisa buang air
Ada pasien yang justru kebanyakan buang air
Ada banyak lagi pasien dengan segala keluhan dan penyakitnya, mereka terlihat menderita, mereka terlihat menghiba menahan rasa sakit dan rasa tidak nyaman karena penyakit yang didderitanya, lalu bagaimana dengan kita?
Saat ini kaki kita sehat tak kurang suatu apa, sehingga kita bisa berjalan dengan nyaman menyusuri jalanan atau menuju tempat yang kita inginkan
Saat ini tangan dan lengan kita sehat tak kurang suatu apa, sehingga kita bisa mengetik, menulis dan memungut benda-benda kesukaan kita tanpa rasa nyeri atau sakit
Saat ini kepala kita sehat tak kurang suatu apa, sehingga kita bisa menggeleng, menengok kiri dan kanan dengan nyaman
Saat ini mata kita sehat tak kurang suatu apa, sehingga kita bisa membaca atau melihat keindahan ciptaan Allah disekeliling kita
Saat ini perut kita sehat tak kurang suatu apa, sehingga kita bisa menyantap makanan kesukaan kita
Seandainya kita mau, kita bisa menukar kesehatan kaki kita kepada pasien yang kakinya patah dengan imbalan ribuan atau jutaan rupiah, insya Allah mereka yang sakit mau membeli kesehatan yang kita miliki dengan harta apapun yang mereka miliki.
Seandainya kita mau, kita bisa menukar kesehatan tangan kita dengan pasien yang tangannya teramputasi, dengan imbalan yang kita inginkan
Seandainya kita mau, kita bisa menukar kesehatan mata kita, kesehatan kepala kita, kesehatan mulut dan perut kita kepada mereka yang sakit, dan bagi mereka yang berpikiran sehat, pasti akan setuju bahwa mereka tidak akan mau menukar kesehatan yang dikaruniakan Allah kepadanya dengan sakit yang sedang ditimpakan pada orang lain.
Lalu kenapa kita masih saja mengeluh tak punya motor atau mobil padahal kita telah dikaruniai kaki yang sehat?
Lalu kenapa kita masih saja mengeluh dengan pekerjaan kita, sementara kita telah dikaruniai tangan yang sehat?
Lalu kenapa kita masih saja mengeluh dengan makanan yang kita makan, sementara mereka yang sakit perut, tak sesuap nasipun bisa masuk perutnya?
Lalu kenapa kita masih saja mengeluh mata kita tidak seindah artis, sementara mereka yang sakit bahkan tak bisa melihat apapun?
Lalu kenapa kita masih saja mengeluh dengan segala nikmat yang telah Allah karuniakan kepada kita, seolah-olah Allah selalu saja salah dimata kita.....
Ya, Allah akan selalu salah dalam pikiran dan pandangan orang-orang yang kufur atas nikmat Allah;
Dikasih sehat, masih ingin yang lebih, dan lebih, sementara mereka tak pernah menggunakan karunia Allah sesuai dengan kehendak-Nya.
Kaki yang seharusnya dilangkahkan kemasjid atau ketempat-tempat yang diridhai Allah, justru digunakan untuk berjalan menuju tempat maksiat.
Tangan yang seharusnya terulur untuk berzakat dan berinfak, malah disembuyikan dibelakang punggungnya karena kekikiran.
Mata yang seharusnya digunakan untuk membaca ayat-ayat Allah, justru digunakan untuk memandang apa yang diharamkan-Nya.
Perut yang harusnya diisi dengan makan baik dan halal, justru dipenuhi dengan makanan subhat atau bahkan haram;
Terlebih ketika ditimpakan kepada mereka yang kufur berupa penyakit; Allah seolah-olah “musuh” yang sangat menakutkan, sehingga mereka bukan berupaya untuk tafakur dan berintropeksi diri dengan penyakit yang dideritanya, tapi justru mengeluarkan sumpah serapah yang tak jelas juntrungannya.
Kapan Allah akan benar dimata orang-orang kufur ini?
Sakit adalah ujian, untuk menguji sejauh mana kesabaran kita, sakit juga boleh sangat jadi merupakan cara Allah untuk memutar rezeki kepada hamba-hamba-Nya. Bukankan dengan sakit itu berarti kita menjadi wasilah bagi rezeki dokter, perawat, rumah sakit tempat kita berobat?
Sehat adalah juga ujian, untuk menguji sejauh mana kita bersyukur terhadap nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kita.
Dua-duanya ujian dari Allah, hanya dengan sikap terbaik sajalah kita bisa mendapatkan keuntungan dari apa yang tengah kita alami.
Sabar dan iman kita dalam menghadapi penyakit yang kita derita, insya Allah akan menggugurkan sebagian dosa-dosa kita, selain juga kita mendapat pahala atas sabar itu sendiri.
Syukur dan iman kita dalam memanfaatkan nikmat Allah, adalah jalan pembukan bagi turunya nikmat Allah yang lebih besar, Insya Allah.
So, tidak ada yang salah dengan kebijaksanaan Allah dalam memberi sehat dan sakit kepada kita, karena Dia adalah Allah Yang Maha Bijaksana.
Wassalam
May 28, 2007
Disana, dirumah sakit, kita mendapat pelajaran yang sangat berharg dengan perantaraan mereka yang sakit;
Ada pasien yang duduk dikursi roda, karena kakinya patah
Ada pasien yang lengannya harus diemban karena tanganya patah
Ada pasien yang kepalanya dibalut perban karena mengalami pendarahan
Ada pasien yang matanya ditutup sebelah karena sakit mata
Ada pasien yang tidak bisa makan
Ada pasien yang tidak bisa buang air
Ada pasien yang justru kebanyakan buang air
Ada banyak lagi pasien dengan segala keluhan dan penyakitnya, mereka terlihat menderita, mereka terlihat menghiba menahan rasa sakit dan rasa tidak nyaman karena penyakit yang didderitanya, lalu bagaimana dengan kita?
Saat ini kaki kita sehat tak kurang suatu apa, sehingga kita bisa berjalan dengan nyaman menyusuri jalanan atau menuju tempat yang kita inginkan
Saat ini tangan dan lengan kita sehat tak kurang suatu apa, sehingga kita bisa mengetik, menulis dan memungut benda-benda kesukaan kita tanpa rasa nyeri atau sakit
Saat ini kepala kita sehat tak kurang suatu apa, sehingga kita bisa menggeleng, menengok kiri dan kanan dengan nyaman
Saat ini mata kita sehat tak kurang suatu apa, sehingga kita bisa membaca atau melihat keindahan ciptaan Allah disekeliling kita
Saat ini perut kita sehat tak kurang suatu apa, sehingga kita bisa menyantap makanan kesukaan kita
Seandainya kita mau, kita bisa menukar kesehatan kaki kita kepada pasien yang kakinya patah dengan imbalan ribuan atau jutaan rupiah, insya Allah mereka yang sakit mau membeli kesehatan yang kita miliki dengan harta apapun yang mereka miliki.
Seandainya kita mau, kita bisa menukar kesehatan tangan kita dengan pasien yang tangannya teramputasi, dengan imbalan yang kita inginkan
Seandainya kita mau, kita bisa menukar kesehatan mata kita, kesehatan kepala kita, kesehatan mulut dan perut kita kepada mereka yang sakit, dan bagi mereka yang berpikiran sehat, pasti akan setuju bahwa mereka tidak akan mau menukar kesehatan yang dikaruniakan Allah kepadanya dengan sakit yang sedang ditimpakan pada orang lain.
Lalu kenapa kita masih saja mengeluh tak punya motor atau mobil padahal kita telah dikaruniai kaki yang sehat?
Lalu kenapa kita masih saja mengeluh dengan pekerjaan kita, sementara kita telah dikaruniai tangan yang sehat?
Lalu kenapa kita masih saja mengeluh dengan makanan yang kita makan, sementara mereka yang sakit perut, tak sesuap nasipun bisa masuk perutnya?
Lalu kenapa kita masih saja mengeluh mata kita tidak seindah artis, sementara mereka yang sakit bahkan tak bisa melihat apapun?
Lalu kenapa kita masih saja mengeluh dengan segala nikmat yang telah Allah karuniakan kepada kita, seolah-olah Allah selalu saja salah dimata kita.....
Ya, Allah akan selalu salah dalam pikiran dan pandangan orang-orang yang kufur atas nikmat Allah;
Dikasih sehat, masih ingin yang lebih, dan lebih, sementara mereka tak pernah menggunakan karunia Allah sesuai dengan kehendak-Nya.
Kaki yang seharusnya dilangkahkan kemasjid atau ketempat-tempat yang diridhai Allah, justru digunakan untuk berjalan menuju tempat maksiat.
Tangan yang seharusnya terulur untuk berzakat dan berinfak, malah disembuyikan dibelakang punggungnya karena kekikiran.
Mata yang seharusnya digunakan untuk membaca ayat-ayat Allah, justru digunakan untuk memandang apa yang diharamkan-Nya.
Perut yang harusnya diisi dengan makan baik dan halal, justru dipenuhi dengan makanan subhat atau bahkan haram;
Terlebih ketika ditimpakan kepada mereka yang kufur berupa penyakit; Allah seolah-olah “musuh” yang sangat menakutkan, sehingga mereka bukan berupaya untuk tafakur dan berintropeksi diri dengan penyakit yang dideritanya, tapi justru mengeluarkan sumpah serapah yang tak jelas juntrungannya.
Kapan Allah akan benar dimata orang-orang kufur ini?
Sakit adalah ujian, untuk menguji sejauh mana kesabaran kita, sakit juga boleh sangat jadi merupakan cara Allah untuk memutar rezeki kepada hamba-hamba-Nya. Bukankan dengan sakit itu berarti kita menjadi wasilah bagi rezeki dokter, perawat, rumah sakit tempat kita berobat?
Sehat adalah juga ujian, untuk menguji sejauh mana kita bersyukur terhadap nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kita.
Dua-duanya ujian dari Allah, hanya dengan sikap terbaik sajalah kita bisa mendapatkan keuntungan dari apa yang tengah kita alami.
Sabar dan iman kita dalam menghadapi penyakit yang kita derita, insya Allah akan menggugurkan sebagian dosa-dosa kita, selain juga kita mendapat pahala atas sabar itu sendiri.
Syukur dan iman kita dalam memanfaatkan nikmat Allah, adalah jalan pembukan bagi turunya nikmat Allah yang lebih besar, Insya Allah.
So, tidak ada yang salah dengan kebijaksanaan Allah dalam memberi sehat dan sakit kepada kita, karena Dia adalah Allah Yang Maha Bijaksana.
Wassalam
May 28, 2007
No comments:
Post a Comment