Wednesday, August 26, 2009

RAMADHAN,BULAN PRESTASI

“Bagaimana shaumnya Nak Mas…..?” Tanya Ki Bijak pada Maula.

“Alhamdulillah ki, sejauh ini shaum ana lancar, semoga juga hari-hari kedepan, Allah memberikan kekuatan dan kemudahan pada ana untuk menunaikan ibadah shaum ini…….” Jawab Maula.

“Amiin….., Nak Mas masih pulang pergi kerja seperti hari biasa…?” Tanya Ki Bijak lagi.

“Iya ki, ana pulang pergi kerja seperti biasa, hanya waktu istrirahatnya saja yang dipotong, sehingga jam pulang ana lebih cepat, Alhamdulillah bisa buka shaum dirumah…..” Jawab Maula lagi.

“Syukurlah Nak Mas bisa menjalani dua kewajiban dengan baik, karena memang dengan shaum tidak berarti kita harus lemah, tidak berarti kita tidak boleh melakukan apapun, bukan berarti kita harus memelas dan tidak bekerja, dengan shaum justru kita seharusnya lebih bisa berprestasi…….” Kata Ki Bijak.

“Ana masih belum paham ki…..” Kata Maula.

“Begini Nak Mas, ada sebagian orang yang memaknai hadits “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Do’anya adalah do’a yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan’ secara harfiah saja, sehingga sebagian mereka menggunakan hadits ini sebagai alas an untuk tidak bekerja atau berakifititas seperti biasa, padahal menurut sebagian ulama hadits ini sanadnya lemah, Perowi hadits ini adalah ‘Abdullah bin Aufi. Hadits ini dibawakan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 3/1437. Dalam hadits ini terdapat Ma’ruf bin Hasan dan dia adalah perowi yang dho’if (lemah). Juga dalam hadits ini terdapat Sulaiman bin ‘Amr yang lebih dho’if dari Ma’ruf bin Hasan….”

“Meski kemudian ada ‘kompromi’ mengenai penafsiran hadits ini bahwa ada suatu kaedah yang menyatakan bahwa setiap amalan yang statusnya mubah (seperti makan, tidur dan berhubungan suami istri) bisa mendapatkan pahala dan bernilai ibadah apabila diniatkan untuk melakukan ibadah, sebagaimana An Nawawi dalam Syarh Muslim (6/16) mengatakan,“Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).” Dan juga pendapat Ibnu Rajab pun menerangkan hal yang sama, “Jika makan dan minum diniatkan untuk menguatkan badan agar kuat ketika melaksanakan shalat dan berpuasa, maka seperti inilah yang akan bernilai pahala. Sebagaimana pula apabila seseorang berniat dengan tidurnya di malam dan siang harinya agar kuat dalam beramal, maka tidur seperti ini bernilai ibadah…..”

“Dua pendapat ini dengan sangat jelas menyatakan bahwa tidak semua tidurnya orang shaum itu bernilai ibadah, dan kalau kita berkaca dari sejarah, bahkan perang Bad’r, yang merupakan perang monumental dalam perkembangan islam, terjadi dibulan ramadhan, pun dengan peristiwa penaklukan Makkah yang terjadi pada sekitar tahun kedelapan hijriah, terjadi pada bulan ramadhan…….,

“Setahun berikutnya, terjadi perang Tabuk, yang juga terjadi dibulan ramadhan, demikiran juga peristiwa pertama kali Islam menaklukkan Spanyol di bawah pimpinan Thariq bin Ziad dan Musa bin Nushair, juga terjadi di bulan Ramadhan tahun 92 hijriyah, kemudian perang ‘Ain Jaluth Perang terjadi pada 25 Ramadhan tahun 657 hijriyah….,Nak Mas masih ingat apa itu ‘Ain Jaluth…? Tanya Ki Bijak memancing.
“ ‘Ain Jaluth adalah sebuah lokasi antara Bisan dan Nablus, yang dirampas oleh pasukan Tatar ki…, perang ini berakhir pada kemenangan gemilang kaum muslimin, salah satu tokoh pahlawan yang terkenal dalam peristiwa ini adalah Muzaffar Saifuddin Quthz. Syaikh Izzuddin bin Abdus Salam, bukan demikian ki…..” Jawab Maula.
Ki Bijak tersenyum; “Nak Mas benar….,dan tarikh-tarikh itu, bagi Aki merupakan sebuah pesan yang sangat besar bahwa bulan ramadhan bukanlah bukan untuk berleha-leha, bulan ramadhan justru harus kita jadikan momentum bagi kita untuk memperoleh kemenangan yang gilang gemilang, bulan ramadhan adalah bulan prestasi……” Kata Ki Bijak panjang lebar.
“Iya ya ki, bahkan proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 juga terjadi dibulan ramadhan, ana tidak bisa bayangkan jika ketika itu, para pemimpin kita tidak mau berjuang untuk mempersiapkan segala hal yang terkait dengan kemerdekaan dengan alas an sedang shaum, dan memilih tidur-tiduran, mungkin hingga sekarang pun kita belum merdeka ya ki…” Timpal Maula.

Ki Bijak tersenyum mendengar penuturan Maula, “ Ya Nak Mas, itu bukti lain yang juga sangat baik untuk kita jadikan ibrah, bahkan dengan shaum ramadhan, kita bisa berprestasi sebaik atau bahkan lebih baik dari hari-hari diluar ramadhan……” Kata Ki Bijak kemudian.

“Tentu demikian juga dengan prestasi ibadah ya ki………” Kata Maula.

“Pasti Nak Mas, selain prestasi-prestasi yang diukir tadi, generasi terbaik umat ini mencontohkan betapa mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan predikat dan prestasi ibadah terbaik selama bulan ramadhan, meski siangnya mereka harus mengangkat senjata untuk membela kehormatan islam, malamnya mereka tetap melaksanakan aktivitas ibadah, mereka tetap tadarus al qur’an, mereka tetap mendirikan qiyamul, mereka tetap melakukan ibadah, karena mereka tahu apa yang Allah sediakan bagi para pemenang ramdahan…….” Kata Ki Bijak.

“Hmmmh, ini mungkin bedanya ya ki, mereka, generasi awal umat ini mengetahui hakekat dan makna ramdhan, sehingga mereka benar-benar menjadikan ramadhan sebagai bulan istimewa, sementara umat akhir zaman sekarang ini, tidaklah setahu dan sepaham generasi terdahulu, sehingga semangat dan prestasinya pun berbeda……” Kata Maula.

“Dari sinilah peran dan kedudukan ilmu menjadi sangat penting Nak Mas, orang yang shaum tanpa tahu apa yang mendasarinya, apa tujuan shaumnya, akan mendapatkan hasil yang berbeda dari mereka yang benar-benar paham dari siapa perintah itu berasal, kepada siapa perintah itu diwajibkan dan untuk apa shaum itu disyari’atkan, golongan inilah yang akan memperoleh hasil yang insya Allah lebih baik dari golongan yang Aki sebut pertama tadi…..” Kata Ki Bijak.

“Iya ki, ada sekitar dua puluh lima hari kedepan untuk mengejar prestasi tertinggi dibulan ramadhan ini, do’akan Ana bisa mendapatkannya ya ki…..” Kata Maula.

“Insya Allah Nak Mas……” Jawab Ki Bijak sambil menyambut uluran tangan Maula yang hendak pamitan.

Wassalam

August 25,2009

No comments:

Post a Comment