Wednesday, August 12, 2009

SOMBONG, DOSA TERTUA MAHLUK KEPADA TUHANNYA.

“Nak Mas masih ingat kenapa Allah mengusir Iblis dari surga….?Tanya Ki Bijak menanggapi pertanyaan Maula mengenai sifat sombong.

“Karena Iblis membangkang terhadap perintah Allah untuk Tahiyatul sujud kepada Nabi Adam ki…..” Kata Maula, sambil mengutip surat al ‘raf;


11. Sesungguhnya kami Telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami bentuk tubuhmu, Kemudian kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", Maka merekapun bersujud kecuali iblis. dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" menjawab Iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".


“Nak Mas benar, karena Iblis membangkang kepada perintah Allah untuk tahiyatul sujud kepada Adam, sekarang mari kita runut ke belakang kenapa Iblis sampai membangkang terhadap perintah Allah, adalah karena Iblis sombong, Iblis takabur, Iblis merasa dirinya lebih baik dari Adam, dan berawal dari kesombongan inilah kemudian lahir dosa-dosa ‘turunan’ dari sifat sombong, iblis menjadi pendengki, iblis kemudian juga menjadi hasut, iblis kemudian juga menjadi pendendam terhadap semua anak cucu Adam, dan puncaknya iblis berani menentang perintah Allah hanya karena ia merasa lebih baik dari mahluk lain, yaitu Nabi Adam…” Kata Ki Bijak.

“Dahsyat sekali kehancuran akibat kesombongan itu ya ki….” Kata Maula setengah bergidik ngeri.

“Sangat dahsyat Nak Mas, kesombongan, sebagai mana kita tadi singgung, merupakan tabiat dan watak utama dari iblis laknatullah, kesombongan juga merupakan salah satu pangkal dari segala dosa, kesombongan merupakan jalan kehancuran, kesombongan merupakan jalan kenistaan, sebagaimana iblis terusir dari surga yang penuh kenikmatan kedalam tempat yang penuh kenistaan yaitu neraka….” Kata Ki Bijak lagi.

“Akan halnya kalau ada manusia sombong ki…, apakah ia sama seperti iblis…?” Tanya Maula.

Ki Bijak tersenyum; “Jika ada manusia sombong….., mungkin ia bisa lebih jahat dari iblis Nak Mas….” Kata Ki Bijak.

“Manusia sombong bisa menjadi lebih jahat dari iblis ki….?” Tanya Maula.

“Benar Nak Mas, karena ‘sesombong-sombongnya’ iblis, ia masih mengakui Allah sebagai penciptanya, meski ia tidak mau melaksanakan perintah Allah, tapi manusia, dengan kesombongannya, bukan hanya tidak mau melaksanakan perintah Allah, tapi lebih dzalim lagi ia tidak mau mengakui Allah sebagai tuhannya, manusia tidak mau mengakui Allah sebagai pemberi rezekinya, manusia tidak mau memohon dan tidak mau bersujud kepada Allah yang telah memberinya kehidupan, bukankah ini lebih ‘jahat’ dari iblis Nak Mas…?” Kata Ki Bijak.

“Masak sih ki ada orang yang seperti itu…..?” Tanya Maula.

“Nak Mas, kalau ada orang yang menyembah patung dan berhala, tidakkah itu berarti ia tidak mengakui Allah sebagai Rabb_nya, tidakkah itu sebuah kedhaliman yang lebih dhalim dari iblis..?”

“Lalu kalau ada orang yang meminta rezeki, meminta pangkat dan jabatan, meminta panjang umur, atau meminta apapun bukan kepada Allah, tidak itu lebih jahat dari iblis..? sementara dengan tegas al qur’an mengabadikan perkataan iblis; ya rabb, beri aku tangguh’…., kalimat ini dapat berarti pengakuan iblis kepada Allah sebagai rabbnya, sebagai penciptanya, sekaligus iblis mengakui bahwa Allah yang berkuasa atas hidup dan kehidupannya, nah kalau ada orang yang tidak mengakui dua hal yang diakui iblis, apa namanya selain ia disebut lebih jahat dari iblis…?” Kata Ki Bijak lagi.

“Dan masih banyak lagi, perbuatan-perbuata manusia, yang kadar kejahatannya mungkin ‘melebihi’ kedzaliman iblis…….” Kata Ki Bijak.

“Iya ki, tapi ana masih belum paham ki, bukankah iblis itu mahluk yang paling jahat, tapi kok ada manusia yang lebih jahat dari iblis sih ki…?” Kata Maula.

“Nak Mas, kejahatan manusia melebihi kejahatan iblis itu dalam ‘tanda petik’, dan kenapa Aki mengatakan demikian adalah kenapa iblis sedemikian jahat, karena memang secara fitrah iblis tidak dikarunia akal sebagaimana manusia, dan iblis diciptakan Allah dengan potensi ‘kejahatan’, sementara manusia, manusia dikarunia fitrah untuk cenderung berbuat baik, manusia juga dikarunia akal, tapi kemudian ada manusia yang masih berbuat sama dengan iblis, yang secara fitrah jauh berbeda dengan manusia, bukankah itu lebih jahat Nak Mas..? itu yang Aki maksud dengan lebih jahat Nak Mas….” Kata Ki Bijak menjelaskan.

“Ana paham ki….., dan ana pernah juga mendengar dari seorang teman, jika ada orang yang mengatakan bahwa hubungannya dengan Allah adalah sebatas Allah sebagai pencipta, selebihnya dia merasa tidak mempunyai hubungan dan keterikatan apapun dengan Allah, dia merasa bebas menentukan dan melakukan pilihan apapun untuk diperbuatnya, dan lebih memprihatinkan ana ketika itu, orang yang mengucapkan kalimat seperti itu justru dari orang yang secara intelektual sangat baik, tapi hati mereka sama sekali kosong dari nilai-nilai ilahiyah….” Kata Maula teringat percakapannya dengan seorang teman beberapa waktu lalu.

“Ki…kalau sampai ada manusia yang terseret berbuat seperti itu, apakah karena iblisnya ‘hebat’ sehingga mampu mengalahkan keimanan seseorang, atau justru memang keimanan orang itu sendiri yang sedemikian lemah ki…?” Tanya Maula.

“Aki lebih cenderung untuk mengatakan bahwa faktor keimanan orang itulah yang sangat lemah, karena sesungguhnya tipu daya iblis itu sangat lemah terhadap mereka yang akidahnya baik, hanya mereka yang dengan sukarela menjadi pengikut iblis sajalah yang dengan mudah akan masuk perangkap iblis yang lemah itu…..” Kata Ki Bijak.

“Jadi kita harus menjaga keimanan dan akidah kita yang ki, agar tidak dimasuki pengaruh iblis….” Kata Maula.

“Seperti diskusi kita beberapa waktu lalu Nak Mas, iblis itu memiliki sifat seperti angin yang akan menempati setiap ruang kosong; kekosongan hati kita dari akidah yang benar, membuka peluang iblis untuk bersinggasana dihati kita, dan ketika iblis sudah bersarang didalam hati kita, itulah tanda-tanda ‘kiamat’ bagi kita, karena dengan kecerdikannya, iblis akan menunggangi nafsu kita untuk yang sangat kuat, dan ketika kecerdikan atau lebih tepatnya kelicikan iblis berpadu dengan kekuatan nafsu amarah kita, maka perpaduan itu adalah kekuatan jahat yang amat sangat, naudzubilah…..” Kata Ki Bijak.

“Iya ki, ana mengerti….., ya Allah hamba berlindung kepada_Mu dari sifat sombong dan hamba berlindung dari kejahatan mahluk-mahluk_Mu yang jahat, ya Allah selamatkan hamba_Mu ini dari tipu daya iblis yang mendurhakai_Mu, ya Allah…, hanya kepada_Mu hamba menyembah dan hanya kepada_Mu hamba mohon pertolongan…….” Kata Maula memanjatkan do’a agar terhidar dari sifat sombong, sebuah sifat dan dosa paling tua yang sangat membahayakan.

“Amiiin…” Ki Bijak menimpali.

Wassalam

August 12,2009.

No comments:

Post a Comment