“Nak
Mas…, Aki akan buat simulasi kecil untuk memberikan gambaran bagaimana
orang-orang yang membenci Islam ini membuat tipu daya dengan sangat rapih…”
Kata Ki Bijak.
“Bagaimana
simulasinya Ki….?”Tanya Maula.
“Pertama,
kalau Aki mengatakan ‘siang’,maka Nak Mas harus menjawab ‘terang’, dan
sebaliknya, ketika Aki mengatakan ‘malam’, maka Nak Mas harus menjawab ‘gelap’,
Nak Mas mengerti…?” Tanya Ki Bijak memastikan.
“Mengerti
Ki….” Jawab Maula.
“Kita
mulai ya Nak Mas…, ‘Malam’..” Kata Ki Bijak.
“Gelap…”
Jawab Maula spontan
“Siang…”
Kata Ki Bijak lagi.
“Terang…”
Jawab Maula dengan lancar
“Siang….”Kata
Ki Bijak lagi
“Terang…”
Kata Maula tanpa kesulitan.
Ki
Bijak mengangguk, “Sekarang kita ke simulasi kedua Nak Mas, Nak Mas harus
menjawab secara terbalik, ketika Aki mengatakan ‘siang’, maka Nak Mas harus
menjawab ‘gelap’, dan ketika Aki mengatakan ‘malam’ Nak Mas harus menjawab ‘terang’,
Nak Mas siap..?”Tanya Ki Bijak,
“Siap
Ki….”Jawab Maula.
“Siang…?”Tanya
Ki Bijak.
“Tera…,eh
gelap…”Jawab Maula kagok
“Malam…?”Tanya
Ki Bijak lagi.
“Gel…terang
Ki…”Jawab Maula.
“Nak
Mas…, Aki akan jelaskan kenapa pada simulasi pertama Nak Mas dapat menjawab
dengan cepat,tepat,lancar,spontan dan tanpa kesulitan adalah karena
pertanyaanya dan jawabannya sesuai dengan ‘fitrah’, bahwa siang, siapapun tahu
itu ‘pasti’ terang, dan ‘malam’ itu pasti gelap, bahkan seorang anak kecilpun
insya Allah mampu mencerna penjelasan ini dengan mudah….”
“Islam
adalah agama fitrah, agama yang sesuai dengan logika, agama yang bisa dipahami
oleh siapapun, agama yang dengan tepat memisahkan mana haq dna mana yang
bathil, mana yang gelap dan mana yang terang……; sampai disini Nak Mas paham..?”
Kata Ki Bijak
“Iya
Ki, ana paham….”Jawab Maula.
“Lalu
kemudian, datanglah orang-orang dengki yang mencoba mengubah ‘fitrah’ tersebut
dimembolak-balikannya, dengan mengatakan bahwa siang itu gelap,bahwa malam itu
terang, banyak orang Islam yang kemudian menjadi ‘gagap’ dan kebingungan….” Kata
Ki Bijak.
“Ana
belum paham Ki….” Kata Maula.
“Konkretnya
orang-orang yang mencoba ‘menyamarkan’ apa yang sejatinya sudah jelas didalam
ajaran islam…;
“Judi
yang jelas-jelas haram, disamarkan dengan nama ‘undian berhadiah…’
“Kemudian
arak yang jelas-jelas memabukan dan diharamkan, disamarkan dengan sebutan ‘minuman
penambah stamina…’
“Kemudia
narkoba yang jelas-jelas juga memabukan dan menghancurkan kehidupan seseorang,
disamarkan dengan istilah ‘simbol pergaulan masa kini…’
“Belum
lagi perzinahan, dengan jelas dan tegas islam mengatakan ‘jangan dekati zina,
kemudian dikemas dengan nama ‘hari kasih sayang..;
“Ada
lagi korupsi, yang diputar balikan mengatasnamakan rakyak dan lain sebagainya..”
“Perayaan-perayaan,pesta-pesta,
hura-hura dan lain sebagainya, dengan berbagai cara disamarkan, agar
orang-orang islam tidak bisa melihat dan membedakan dengan jelas seperti
jelasnya perbedaan siang dan malam…..” Kata Ki Bijak.
Maula
menghela nafas dalam-dalam demi mendengar penjelasan gurunya, “Iya Ki…sayangnya
sedikit sekali orang yang menyadari bahwa ini sebuah perangkap bagi kita….” Kata
Maula.
“Iya
Nak Mas…,hal ini hanya mungkin terjadi karena memang upaya-upaya seperti ini
dilakukan dengan sistematis dan continue, seperti simulasi kita tadi, ketika
pertama kali Nak Mas diminta untuk memberikan jawaban yang terbalik, Nak Mas
agak bingung, tapi Aki yakin setelah dua atau tiga kali pertanyaan, jawabanya
Nak Mas akan sama lancarnya dengan simulasi yang pertama….”
“Pun
dengan kondisi masyarakat kita Nak Mas, awalnya mungkin kita terkaget-kaget
melihat orang-orang main judi, tapi setelah setiap hari melihat dan semakin
banyak, perjudian dianggap sesuatu yang biasa saja…”
“Awalnya
kita mungkin kaget orang-orang pada mabuk sempoyongan, tapi lama kelamaan kita
acuh tak acuh dengan makin merebaknya fenomena ini.”
“Awalnya
mungkin kita risih dengan muda-muda yang bukan muhrim berduaan, tapi lihat
sekarang, hampir tidak ada lagi orang yang menegur muda-mudi pergi atau berada
disuatu tempat berduaan, bahkan tak jarang orang tuanya justru yang menjadi
promotornya….naudzubillah…” Kata Ki Bijak lagi.
“Iya
Ki…..; seperti di bulan februari ini nih Ki…., biasanya ada hari kasih sayang
yang menyesatkan, yang banyak diikuti bahwa oleh remaja-remaja muslim yang
usianya baru belasan tahun, dengan mengatas namakan kasih sayang, berapa banyak
sudah gugur bunga-bunga oleh kumbang nafsu….” Kata Maula.
“Iya
Nak Mas…., Aki sangat-sangat prihatin dengan kondisi ini, Aki sebenarnya ingin
berteriak atau bahkan menjerit melihat ‘kejahiliyahan’ telah menutup mata
sebagian besar anak-anak muda kita, tapi suara Aki sangat terbatas Nak Mas, paling
banter Aki suara Aki didengar oleh santri dan keluarga disini, selebihnya harus
ada kekuatan yang lebih besar yang harus mengingatkan generasi muda kita untuk
tidak terjebak pada tipu muslihat yang
merusak itu…” Kata Ki Bijak.
“Iya
Ki…., ana juga sangat sedih, sepertinya tidak ada yang bisa membendung arus
kesesatan ini, ada kelompok-kelompok yang keras, tapi kadang salah sasaran, ada
yang mau memberikan nasehat, tapi justru mendapatkan pertentangan dari
orang-orang islamnya sendiri..,aneh memang….” Kata Maula.
“karenanya,
mari kita selamatkan anak dan keluarga kita saja dulu Nak Mas, bahwa tipu daya
warna Njambon (pink) ini sangat berbahaya…” Kata Ki Bijak.
“Iya
Ki….” Kata Maula.
Wassalam
Februari
12,2014