Tuesday, February 4, 2014

REZEKI ITU….???



Nak Mas tahu yang dimaksud dengan ‘rezeki’? Tanya Ki Bijak pada Maula ketika berbincang mengenai hal tersebut selepas shalat isya’.

“Rezeki ki.?” Tanya Maula memastikan

“Ya Nak Mas…,kita sering meminta kepada Allah untuk mendatangkan rezeki, memberi kita rezeki dan lain sebagainya, pertanyaannya sekarang, apakah kita paham dengan apa yang kita mintakan tersebut..” Kata Ki Bijak.

Maula terdiam sejenak, “Rezeki adalah segala sesuatu yang baik dari sisi Allah ki…..” Jawab Maula dengan hati-hati.

Ki Bijak mengangguk, “Rezeki adalah segala sesuatu yang baik dari sisi Allah…, menurut Nak Mas, apakah sehat itu sesuatu yang baik dari sisi Allah….?” Tanya Ki Bijak.

“Iya Ki.., kesehatan adalah sesuatu yang baik dari sisi Allah…” Jawab Maula.

“Kalau begitu, kesehatan kita adalah salah satu rezeki dari Allah, Nak Mas setuju..?” Tanya Ki Bijak lagi.

“Setuju ki….” Jawab Maula masih dengan nada hati-hati, Maula masih menunggu kearah mana gurunya akan membawanya pada suatu kesimpulan

“Kemudian, pekerjaan Nak Mas, apakah itu juga sebuah kebaikan dari sisi Allah.?” Tanya Ki Bijak lagi.

“Iya ki…, pekerjaan juga merupakan sebuah ‘pemberian’ Allah kepada kita….” Jawab Maula.

“Nak Mas setuju kalau Aki masukan pekerjaan sebagai salah satu bagian rezeki dari Allah..?” Tanya Ki Bijak lagi.

“Setuju ki…..” Jawab Maula lagi.

“Kemudian lagi., waktu luang, istri yang cantik,anak-anak yang sehat, makanan yang tersimpan dikulkas, jalanan yang lengang, udara yang kita hirup, sinar matahari yang menghangatkan, bumi yang bisa kita pijak,air yang bisa kita gunakan untuk mandi, untuk mencuci, untuk minum, mata kita yang bisa terpejam dan terbuka, telinga kita yang bisa mendengar, mulut kita yang bisa berbicara, darah kita yang mengalir, detak jantung kita yang berdegup, kaki kita yang bisa melangkah, tangan kita yang bisa berayun….., belum lagi otak kita yang mampu berfikir, apakah menurut Nak Mas apa yang Aki sebutkan tadi bisa kita kategorikan kedalam rezeki…..?” Tanya Ki Bijak.

Maula menghela nafas dalam, “Tentu saja Ki….,semua yang Aki sebutkan tadi merupakan karunia Allah yang tidak terhingga pada kita…., semua itu adalah rezeki yang sangat besar dan tidak terhingga…..” Kata Maula.

Ki Bijak tersenyum, “Kalau demikian halnya,kalau kita tahu bahwa Allah sudah memberikan rezeki kepada kita sedemikian banyak, kenapa kita masih sering berprasangka buruk kepada Allah dan menganggap Allah itu ‘pelit’?” Tanya Ki Bijak.

“Kita sering berprasangka buruk kepada Allah ketika kenaikan gaji kita tidak sesuai dengan harapan kita….”

“Kita sering berprasangka buruk kepada Allah, ketika kenaikan pangkat kita ditunda…”

“Kita sering berprasangka buruk kepada Allah, ketika orang lain mendapatkan sesuatu yang lebih dari kita…”

“Kita sering berprasangka buruk kepada Allah, ketika kita tidak punya mobil…”

“Kita sering berprasangka buruk kepada Allah tanpa kita menyadari bahwa sesungguhnya Allah telah sedemikian ‘baik’ kepada kita..”

“Jangan jauh-jauh, kita tengok anggota tubuh kita ini, mata kita, adalah pemberian Allah, asli, bukan barang bekas, dengan ukuran yang pas dengan bentuk muka kita….;

“Hidung kita…., yang meski kata orang kurang mancung, tapi itulah yang pas buat muka kita, banyak kita lihat orang yang melakukan operasi untuk memancungkan hidungnya malah justru merusak estetika wajahnya sendiri….”

“Tangan kita, dengan jari-jari yang terpisah seperti ini, subhanallah…, pernah kita berfikir bagaimana jadinya kalau jari-jari kita ini rapat….?”

“Kaki kita, meskipun kita tidak terlalu tinggi, tapi tetap indah dan proporsional……”

“Dan masih banyak, dan bahkan teramat banyak karunia Allah yang kita abaikan begitu saja, seolah kita ini jadi dengan sendirinya, seolah kita ini terbentuk dengan sendirinya, seolah kita yang sendiri yang menjadikan jasad ini seperti sekarang……”

“Padahal demi Allah, tidak ada satupun yang akan mampu membuat sesuatu sesempurna apa yang Allah ciptakan…” Kata Ki Bijak panjang lebar.

Maula menghela nafas dalam-dalam, “Benar ki….., begitu banyak nikmat Allah yang terabaikan oleh kita ya ki…..” Kata Maula.

“Iya Nak Mas….., kita sepatutnya berhati-hati, jangan sampai permintaan-permintaan kita kepada Allah itu mengurangi prasangka baik kita kepada Allah…..” Kata Ki Bijak.

“Ki….., kalau diantara sedemikian banyak nikmat rezeki yang sudah Allah berikan pada kita ini, kita minta ‘nambah’ bagaimana ki…..” Tanya Maula dengan malu-malu.

“Maksud Nak Mas…?” Tanya Ki Bijak.

“Seperti ana sekarang nih ki…,Alhamdulillah ana sudah kerja,dapat penghasilan,punya sedikit tabungan, tapi masih memiliki keinginan untuk punya ‘sesuatu’, itu gimana ki…….?” Tanya Maula.

Ki Bijak tersenyum mendengar pertanyaan Maula, “Nak Mas ingin punya mobil? Atau ingin punya perusahaan sendiri? Ingin punya tabungan lebih banyak gitu?” Tanya Ki Bijak.

“Kira-kira seperti itu ki….” Jawab Maula tersipu.

“Gampang Nak Mas…..” Jawab Ki Bijak.

“Gampang ki….?” Tanya Maula heran.

Ki Bijak mengangguk, “Jika Nak Mas ingin menambah apa yang sudah Allah berikan pada Nak Mas sekarang, caranya mudah, syukuri apa yang ada, niscaya nikmat Allah akan bertambah….”

“Syukuri nikmat sehat Nak Mas dengan menggunakannya untuk beribadah kepada Allah, insya Allah akan memelihara kesehatan Nak Mas….”

“Syukuri pekerjaan Nak Mas sekarang dengan bekerja dengan ikhlas karena Allah, insya Allah Nak Mas akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan berkah…”

“Syukuri penghasilan dan gaji Nak Mas sekarang dengan berinfaq dan shodakoh, insya Allah rezekinya banyak dan lancar…”

“Dengan bersyukur dan mensyukuri nikmat Allah, niscaya ‘kebaikan’ yang Allah berikan pada kita kan terus bertambah……” Kata Ki Bijak sambil mengutip ayat al qur’an;

7.  Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".


Iya ki…,’gampang…..’, tapi juga suka susah ki…..” Kata Maula.

“Susah bagaimana Nak Mas…?” Tanya Ki Bijak.

“Misalnya kalau mau infaq atau sedekah, kadang masih ragu,kadang masih mikir kita sendiri masih ada keperluan lain, kadang juga bingung mau dikasih siapa, kadang menunda-nunda gitu ki…..” Kata Maula.

“Kalau itu masalahnya, benahi dulu yang disini Nak Mas…..” kata Ki Bijak sambil menunjuk dadanya.

“Benahi hati kita Ki…?” Tanya Maula.

Ki Bijak mengangguk, “Benar Nak Mas, hati kita yang harus dibenahi, keimanan kita yang harus diperbaharui, insya Allah jika kita yakin bahwa Allah akan mengganti apa yang kita keluarkan dijalannya dengan balasan yang berlipat, tidak ada alas an bagi kita untuk takut atau ragu mengeluarkan zakat infaq dan sedekah….” Kata Ki Bijak.

“Insya Allah ki……” Kata Maula sambil pamitan, karena hari sudah berangsur malam.

Wassalam

No comments:

Post a Comment