Tuesday, December 18, 2007

BACALAH CATATANMU

“Assalamu’alaikum..........” Sapa Maula kepada Ki Bijak yang tengah tafakur ba’da shalat isya.

“Walaikumusalam..., Nak Mas silahkan duduk.........” Balas Ki Bijak sambil menyambut uluran tangan Maula yang menyalaminya.

“Tadi kemana Nak Mas.., Aki tidak melihat Nak Mas dimajelis Taklim.........?” Tanya Ki Bijak mengenai ketidak hadiran Maula dimajelis taklim yang memang diadakan tiap minggu malam.

“Iya Ki, tadi ana masuk kantor ki, ana baru pulang tadi ba’da...........” Kata Maula.

“Bukannya Nak Mas sabtu – minggu libur............?” Tanya Ki Bijak.

“Iya Ki, biasanya ana libur, tapi tadi ana diminta bantuin StockTaking, jadi ana kekantor..........” Kata Maula.

“Menghitung persediaan begitu......?” Tanya Ki Bijak.

“Iya ki, menghitung persediaan barang digudang, untuk kemudian dicocokan dengan angka buku.............” Kata Maula.

“Selain itu, untuk apa lagi Nak Mas............?” Tanya Ki Bijak.

“Selain untuk memastikan fisik dan catatan sama, stocktake juga dimaksudkan untuk mengetahui secara dini apabila terjadi kesalahan, dan yang lebih penting, stocktake dilakukan untuk menjamin ketersediaan barang sehingga dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan cepat dan tepat waktu............................” Kata Maula.

“Kita pun mungkin bisa melakukan ‘penghitungan’secara berkala terhadap aktivitas keseharian kita Nak Mas........” Kata Ki Bijak.

“Maksudnya ki..........?” Tanya Maula.

“Aki tertarik dengan apa yang barusan Nak Mas katakan, dengan mengadakan penghitungan dan pengecekan persediaan secara berkala, perusahaan dapat mengetahui validitas catatan dan kondisi barang sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan dengan baik.....”,

“Aki rasa kita pun harus membuka dan membaca catatan harian kita, dengan tujuan yang sama, untuk mengetahui apa yang telah kita perbuat selama ini, seberapa baik perbuatan kita dan apakah perbuatan kita sudah sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan, bukankah dikantor Nak Mas juga ada aturan main untuk melakukan suatu pekerjaan.........?” Tanya Ki Bijak.

“Iya ki, namanya Standard Operating Procedure, yaitu standar baku dalam melaksanakan suatu aktivitas agar dapat mencapai hasil yang maksimal dengan tingkat akurasi, kecepatan,dan keselamatan yang baik...........” Kata Maula.

“Ya seperti itu aturan main yang Aki maksud, dalam kehidupan kitapun, kita diharuskan menjalankan aturan main yang telah dibakukan oleh pencipta kita, yaitu Allah swt.........” Kata Ki Bijak.

“Allah telah mengatur secara detail bagaimana seharusnya kita berhubungan dengan Allah, dengan manusia, dan lingkungan.........”

“Allah juga telah mengatur hal mana yang seharusnya dilakukan,dan bagian mana yang tidak boleh dilanggar.............”

“Itu yang kemudian kita kenal dengan nama syari’at, dan seperti halnya dengan kondisi perusahaan Nak Mas, jika setiap karyawan mengetahui dan mematuhi standar tadi, insha Allah apa yang menjadi target dan tujuan perusahaan dapat tercapai secara maksimal....,

“Pun dengan kehidupan kita, kalau semua kita mengetahui aturan yang bernama syari’at tadi dan kemudian kita mematuhi dan melaksanakannya dengan penuh keyakinan dan tanggung jawab, insha Allah, kita pun akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam upaya kita mencapai keridhaan Allah swt.....................” Kata Ki Bijak.

“Nah kenapa Aki tadi mengatakan kita harus sering-sering membuka dan mengecek buku catatan kita, agar kita bisa dengan segera bisa mengetahui jika ada kesalahan prosedur yang kita lakukan dalam menjalani kehidupan ini, selain juga kita bisa ‘menghisab’ amal kita .............’ Kata Ki Bijak.

“Menghisab amal kita ki...........?” Tanya Maula.

“Coba Nak Mas simak ayat ini;
14. "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu Ini sebagai penghisab terhadapmu" (Al Israa’).

“Allah menganjurkan kita, kalau tidak dikatakan memerintahkan kita untuk ‘menghisab’ dan menimbang apa-apa yang telah kita perbuat selama ini, baik amal perbuatan kita, maka bersyukurlah karena Allah telah membimbing kita untuk dalam melakukan amalan yang baik, buruk amal kita, bersegeralah kita memperbaikinya, agar kesalahan itu tidak bertumpuk sehingga sulit untuk diperbaiki lagi..........” Kata Ki Bijak.

“Iya ki, kemarin pun banyak persediaan yang masih selisih, padahal dihitung setiap setengah tahun sekali, bagaimana kalau tidak pernah dihitung ya ki.......” Kata Maula.

“Ya, bagaimana kalau kita tidak pernah membuka catatan amal perbuatan kita, kita tidak akan pernah tahu apakah prosedur yang kita laksanakan sudah benar, apakah yang kita lakukan sudah benar, karena ketika kita sudah benar-benar dihisab dihadapan mahkamah Allah, kita tidak akan bisa memperbaikinya lagi...”,

“Seperti mungkin kalau diperusahaan Nak Mas, ketidakcocokan catatan dengan fisik yang tidak diketahui secara dini, akan mengakibatkan kerugian, baik karena kena pinalti atau kerugian lain, salah order atau biaya penyimpanan yang membengkak dan yang lebih parah, hilangnya kepercayaan dari pelanggan karena keterlambatan pengiriman perusahaan Nak Mas, misalnya.........................” Kata Ki Bijak.

“Iya ki, benar.........., Ki, ketika kita membuka catatan kita kemudian kita menemukan banyak kebaikan disana, kita tidak boleh sombong kan ki...?” Kata Maula.

“Benar Nak Mas, orang bijak tidak akan berbangga diri dengan amal baiknya, tapi justru ia lebih konsen pada hal mana yang harus diperbaikinya, apa saja yang belum dilakukannya dalam upayanya mendekatkan diri kepada Allah........., Nak Mas ingat dengan sebuah nasehat bagaimana seorang beriman memandang dosanya..............?” Tanya Ki Bijak.

“Iya ki, orang beriman akan memandang dosanya bagai gunung besar yang siap menimpa dan membinasakannya, sementara orang zalim akan memandang dosanya ibarat lalat yang hinggap dihidungnya, kemudian ia tepis dan kemudian ia lupa akan dosanya..........” Kata Maula.

“Iya, jadi sekali lagi, Allah menganjurkan kita untuk membaca catatan kita, bukan untuk berbangga diri, tapi agar kita lebih berhati-hati dan bersegera memperbaiki diri............’ Kata Ki Bijak.

“Iya ki, kemarin ana sama sekali tidak kepikiran kalau dari stocktaking sekalipun kita bisa belajar banyak ya ki.............” Kata Maula.

“Itulah kenapa Aki sering mengatakan kepada Nak Mas untuk belajar ‘membaca’ kitab yang tersirat dalam keseharian kita, yaa minimal untuk kita pahami sendiri Nak Mas, syukur kalau ada orang lain yang bisa menerimanya...............” Kata Ki Bijak.

“Iya ki..............”Kata Maula sambil pamitan.

Wassalam

December 10, 2007

No comments:

Post a Comment