Thursday, May 3, 2012

GUNAKAN SEHATMU,SEBELUM SAKITMU

“Innalillahi wa inna ilaihi roji’un…..” Kata Maula dan gurunya hampir bersamaan ketika mendengar kabar meninggalnya mantan menteri kesehatan.

Penyakit memang tak mengenal siapa-siapa ya ki, kalau memang Allah menghendaki, seorang menteri kesehatan, yang secara lahiriah tentu paham bagaimana menjaga kesehatan, bagaimana cara hidup sehat, kebutuham gizi terpenuhi, medical check rutin pun tak luput dari penyakit……” Kata Maula.

Ki Bijak menghela nafas dalam-dalam; “Karena memang penyakit adalah juga merupakan sebentuk ujian sekaligus nikmat bagi siapapun Nak Mas, tak peduli ia dokter,tak peduli ia ahli kesehatan, tak peduli ia seorang menteri sekalipun, jika Allah berkendak untuk mengujinya dengan suatu penyakit, maka itu akan menjadi sebuah keniscayaan…..” Kata Ki Bijak.

Setelah terdiam sejenak, Maula menggaris bawahi kalimat ‘penyakit juga merupakan sebentuk ujian sekaligus nikmat’ dalam penjelasan gurunya, “Ki….kenapa penyakit bisa dimaknai sebagai ujian dan juga sebagai nikmat ki…?” Tanya Maula.

Ki Bijak mengangguk..,”Nak Mas masih ingat diskusi kita tempo hari bahwa Allah akan menguji kita dengan kebaikan dan keburukan…?” Tanya Ki Bijak.


“Ya Ki…., seperti tersurat dalam Al Anbiyaa:35…” Kata Maula.

@ä. <§øÿtR èps)ͬ!#sŒ ÏNöqyJø9$# 3 Nä.qè=ö7tRur ÎhŽ¤³9$$Î/ ÎŽösƒø:$#ur ZpuZ÷FÏù ( $uZøŠs9Î)ur tbqãèy_öè? ÇÌÎÈ
35.  Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan Hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.

“Ya Nak Mas….., salah satu contoh ujian yang Allah ujikan adalah apa yang Allah ujikan kepada Nabi Ayyub as…., Nak Mas masih ingat kisah Nabi Ayyub as..?” Pancing Ki Bijak untuk menjaga agar Maula dan para santri lainnya tetap ingat pada suri teladan terbaik dari kalangan ambiya, ditengah maraknya berbagai cerita murahan yang banyak sekarang ini.

“Ya Ki…., Nabi Ayyub as, sebagaimana banyak dikisahkan oleh para ulama tarikh, awalnya merupakan seorang yang sangat kaya dan banyak hartanya, kekayaannya meliputi unta-unta yang sehat, hamba sahaya, ternak, dan tanah-tanah yang luas di daerah Batsinah dari Negeri Hauran.

“Disamping harta kekayaan, Nabi Ayyub as juga memiliki banyak anak, beliau merupakan seorang hamba yang sangat taat kepada Allah, beliau tidak pernah dilalaikan oleh hartanya dari berdzikir kepada Allah…;

“Hingga kemudian Allah mengujinya dengan sebuah penyakit yang sangat langka dizaman itu, hampir seluruh tubuhnya tidak ada yang utuh, kecuali hati, jantung dan lidahnya yang senantiasa beliau gunakan untuk berdzikir kepada Allah…”

“Hingga puncaknya Nabi Ayyub diusir dari rumah dan kampong halamannya karena dianggap aib dan dapat menularkan penyakitnya….;beliau hanya ditemani istrinya yang setia mendampinginya dengan penuh kesabaran…”

“Ada satu momen yang sangat mengharukan ketika sang istri berkata kepada Nabi Ayyub, “Wahai suamiku, engkau adalah seorang Nabi, mintalah kepada Allah agar penyakitmu segera sembuh…’, Dan Nabi Ayyub menjawab ‘Haruskah aku mengeluh karena penyakit yang aku derita baru beberapa tahun ini, sementara selama ini aku telah banyak diberi kenikmatan oleh Allah..?’

“Hingga pada puncaknya, Nabi Ayyub benar-benar menyeru kepada Allah, seperti termaktub dalam surat al ambiya ayat 83-84; dan as-shaad 41-44;

* šUqƒr&ur øŒÎ) 3yŠ$tR ÿ¼çm­/u ÎoTr& zÓÍ_¡¡tB ŽØ9$# |MRr&ur ãNymör& šúüÏH¿qº§9$# ÇÑÌÈ $uZö6yftGó$$sù ¼çms9 $oYøÿt±s3sù $tB ¾ÏmÎ/ `ÏB 9hàÊ ( çm»oY÷s?#uäur ¼ã&s#÷dr& Nßgn=÷VÏBur óOßgyè¨B ZptHôqy ô`ÏiB $tRÏYÏã 3tò2ÏŒur tûïÏÎ7»yèù=Ï9 ÇÑÍÈ
83.  Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya Aku Telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang".

84.  Maka kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.

öä.øŒ$#ur !$tRyö7tã z>qƒr& øŒÎ) 3yŠ$tR ÿ¼çm­/u ÎoTr& zÓÍ_¡¡tB ß`»sÜø¤±9$# 5=óÁãZÎ/ A>#xtãur ÇÍÊÈ ôÙä.ö$# y7Î=ô_̍Î/ ( #x»yd 7@|¡tFøóãB ׊Í$t/ Ò>#uŽŸ°ur ÇÍËÈ $oYö7ydurur ÿ¼ã&s! ¼ã&s#÷dr& Nßgn=÷VÏBur öNßgyè¨B ZptHôqy $¨ZÏiB 3tø.ÏŒur Í<'rT{ É=»t7ø9F{$# ÇÍÌÈ õè{ur x8ÏuÎ/ $ZWøóÅÊ >ÎŽôÑ$$sù ¾ÏmÎn/ Ÿwur ô]oYøtrB 3 $¯RÎ) çm»tRôy`ur #\Î/$|¹ 4 zN÷èÏoR ßö7yèø9$# ( ÿ¼çm¯RÎ) Ò>#¨rr& ÇÍÍÈ
41.  Dan ingatlah akan hamba kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: "Sesungguhnya Aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan".

42.  (Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum".

43.  Dan kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran.

44.  Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), Maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)[1303].

[1303]  nabi Ayyub a.s. menderita penyakit kulit beberapa waktu lamanya dan dia memohon pertolongan kepada Allah s.w.t. Allah Kemudian memperkenankan doanya dan memerintahkan agar dia menghentakkan kakinya ke bumi. Ayyub mentaati perintah itu Maka keluarlah air dari bekas kakinya atas petunjuk Allah, Ayyub pun mandi dan minum dari air itu, sehingga sembuhlah dia dari penyakitnya dan dia dapat berkumpul kembali dengan keluarganya. Maka mereka kemudia berkembang biak sampai jumlah mereka dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. pada suatu ketika Ayyub teringat akan sumpahnya, bahwa dia akan memukul isterinya bilamana sakitnya sembuh disebabkan isterinya pernah lalai mengurusinya sewaktu dia masih sakit. akan tetapi timbul dalam hatinya rasa hiba dan sayang kepada isterinya sehingga dia tidak dapat memenuhi sumpahnya. oleh sebab itu turunlah perintah Allah seperti yang tercantum dalam ayat 44 di atas, agar dia dapat memenuhi sumpahnya dengan tidak menyakiti isterinya yaitu memukulnya dengan dengan seikat rumput.

Ki Bijak menghela nafas dalam-dalam; “ Seorang Nabi Ayyub, seorang hamba Allah yang sangat taat kala senangnya, dan tetap taat kala susahnya, tidak luput dari ujian Allah Nak Mas…., apakah ini berarti Allah tidak sayang kepada Nabi Ayyub? Sama sekali tidak, justru dengan ujian inilah Allah menunjukan cinta dan sayangNya kepada hambaNya yang taat, agar sang hamba semakin merasa dekat dengan Rabbnya, agar sang hamba semakin bergantung kepada penciptanya, agar sang hamba semakin tawakal, semakin sabar, dan semakin menyadari bahwa hidupnya adalah milik Allah, hartanya adalah milik Allah, anak-anaknya juga milik Allah, harta dan kekayaannya pun, semua milik Allah…..”

“Dengan ujian inilah kemudian kesempurnaan iman seseorang akan terlihat, jika benar imannya, maka ujian hanyalah sebuah jalan untuk semakin dekat kepadaNya, sebaliknya jika imannya hanya kamuflase, maka ia akan lari dan menjauh dari Allah…..” Papar Ki Bijak.

Maula menghela nafas dalam-dalam; “Benar Ki….” Katanya kemudian.

“Kembali kepada topic kita Nak Mas, bahwa kalau seorang menteri kesehatan ditimpa sakit dan akhirnya wafat, itu sesuatu yang lumrah dan wajar, dan kita yang masih diberi kesempatan oleh Allah hingga sekarang, selayaknya berfikir dan mengambil pelajaran darinya bahwa hidup kita didunia ini teramat singkat, maka gunakanlah sebelum kematian datang menjelang..”

“Bahwa sehat itu tidak selamanya, maka gunakanlah sebelum sakit menghalangi kita untuk beribadah dan melakukan kasab kita….”

“Bahwa gunakanlah waktu luang meskipun sedetik jua, karena sekali waktu kesibukan pasti datang;

“Bahwa masa muda adalah sebuah momen terbaik untuk dimaksimalkan,untuk ibadah, untuk bekerja, untuk belajar, untuk memperbaiki diri, untuk mengumpulkan bekal, untuk menabung pahala, karena datangnya hari tua, tidak mungkin dapat disangkal…”

“Bahwa gunakanlah saat kayamu, karena kekayaan tidak abadi, kekayaan ada batasnya, kekayaan akan terus bergilir dan berputar, maka sebaik-baik kita adalah yang bisa memanfaatkan saat-saat kita berada, sebelum datang saat kefakiran kita…..”

“Atau dalam bahasa hadits, Baginda Rasul bersabda’ “ Ightanim khamsan qabla khamsin hayaataka qabla mautika wa sihhataka qabla saqomika wa faraakhaqa qabla syughlika wa syababaaka qabla haramika wa ghinaaka qabla fakrika”, yang artinya

 “Gunakan (carilah keberuntungan) pada yang lima sebelum datang yang lima, masa hidupmu sebelum datang masa matimu dan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, dan waktu luangmu sebelum datang masa sibukmu; masa mudamu sebelum datang masa tuamu; dan masa kayamu sebelum jatuh miskinmu." (HR. Bukhari)

“Iya Ki…..” Kata Maula pendek.

“Selalu ada yang bisa kita pelajari dan setiap hal Nak Mas,buka mata, buka hati, insha Allah ilmu kita akan senantiasa bertambah….” Tambah Ki Bijak.

“Aamiin…..” Sambut Maula mengakhiri perbincangan.

Wassalam;
03 May 2012

No comments:

Post a Comment