“Apa saja yang diperiksa Nak Mas….” Tanya Ki Bijak mengenai proses medical check up yang baru dijalani Maula.
“Semuanya ki, termasuk check mata dan penglihatan……” Kata Maula.
“Bagaimana kondisi mata Nak Mas……” Tanya Ki Bijak, demi mengetahui bahwa Maula menggunakan kaca mata minus.
“Minusnya lumayan besar ki, ana tidak bisa melihat angka-angka dipapan uji dari jarak tertentu…..” Kata Maula.
“Tetap bersyukur ya Nak Mas, terlepas dari kondisi mata Nak Mas yang mengalami minus, Nak Mas harus tetap mensyukurinya, mata dhahir Nak Mas boleh minus, tapi tidak demikian dengan mata ini……” Kata Ki Bijak sambil menunjuk dada dengan jarinya.
Segera Maula menundukan kepala untuk melihat dadanya, “Mata ini ki….?” Tanya Maula mengulang.
“Ya Nak Mas, Mata Hati….., mata hati kita tidak boleh rusak, mata hati kita tidak boleh minus, bahkan mata hati kita tidak boleh kotor sedikitpun dari debu dan dosa yang dapat menghalanginya untuk dapat melihat kebenaran, untuk dapat melihat keadilan, untuk dapat ‘melihat Allah’, karenanya jaga mata hati kita dengan baik…..” Kata Ki Bijak.
“Apa saja yang dapat merusak kejernihan pandangan mata hati kita ki….?” Tanya Maula.
“Beberapa waktu lalu, kita pernah berdiskusi mengenagi penyakit hati Nak Mas, yaitu Angkuh, Iri, Dengki dan Sombong……, jauhi penyakit ini, karena keberadaan penyakit-penyakit ini, akan menghilangkan kejernihan pandangan hati kita….,
“Angkuh akan menghalangi penglihatan kita terhadap kelebihan orang lain…, sehingga kita cenderung meremehkan orang lain, dan ini tidak sehat Nak Mas “
“Iri akan menghalangi penglihatan kita terhadap nikmat Allah kepada kita, penyakit iri ini hanya akan mengarahkan pandangan kita kepada nikmat Allah yang diberikan kepada orang lain, sementara itu kita lalai mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepada kita…, penyakit ini akan melahirkan sifat kufur, dan Nak Mas tahu sanksi Allah terhadap orang-orang yang kufur nikmat, yaitu adzab yang pedih….”
“Dengki, akan menghalangi pandangan kita terhadap kebenaran, dengki melahirkan permusuhan, bahkan tak jarang sifat dengki menjadi awal terjadinya pertumpahan darah…..”
“Serta kesombongan akan menutup mata hati kita terhadap nasehat dari orang lain, kesombongan juga menutup mata hati kita dari ilmu yang bermanfaat, kesombongan juga akan menutup mata hati kita terhadap kedhaifan diri kita, sehingga kita tidak bisa merasakan keagungan Allah swt……., sombong hanya akan mendekatkan kita pada sifat syetan durjana…..” Kata Ki Bijak.
“Ya ki…..” Kata Maula.
“Lalu cinta dunia yang berlebihan, hal ini juga akan menghalangi pandangan mata hati kita….., cinta dunia yang berlebihan, akan menutup mata hati kita keinginan untuk dapat melihat keagungan Allah swt, yang ada yang uang, harta dan materi semata….
“Cinta kepada dunia yang berlebihan, akan menutup mata hati kita dari kepentingan akhirat yang jauh lebih besar….;
“Cinta dunia yang berlebihan, akan menutup mata hati kita terhadap kebenaran, bahkan cinta dunia yang berlebihan bisa menjadi pangkal dari segala perbuatan kejelekan…..” Kata Ki Bijak lagi.
“Cinta dunia yang berlebihan pangkal dari segala kejelekan ki….?” Tanya Maula.
“Ya Nak Mas, Hubbudunya khoti’ati kulli sayyiat….., Nak Mas lihat bagaimana orang korupsi, karena ia sangat mencintai dunia, karena ia ingin hartanya bertambah dengan sebanyak-banyaknya…..”
“Nak Mas perhatikan ada orang yang menggunakan segala cara, hanya demi memenuhi nafsunya akan dunia….”
“Nak Mas lihat betapa banyak orang yang rela menjual akidahnya, hanya demi kehidupan dunia yang mereka anggap lebih baik…”
“Tak sedikit orang yang menjual kehidupan akhiratnya demi untuk memperoleh pangkat dan jabatan dunia, yang jika mereka tahu, pasti mereka akan menyesalinya….”
“Tak jarang orang rela mengabaikan perintah Allah, Tuhan yang telah menciptakannya hanya demi kepentingan dunia, dan masih banyak lagi, betapa kecintaan pada dunia ini membutakan pandangan mata hati dari hal-hal yang seharusnya…..”
“Iya ki, ada banyak…ada orang yang rela mengorbankan anaknya demi dunia, ada orang yang rela mengorbankan keluarganya, demi dunia, ada orang yang bahkan rela menggadaikan kebahagiaannya sendiri hanya untuk mengejar dunia yang semu…..” Tambah Maula.
“Ya seperti itu Nak Mas, maka hindarkan kecintaan kepada dunia secara berlebih ini, agar kejernihan mata hati kita terjaga…..” Kata Ki Bijak.
“Selanjutnya, yang dapat membutakan mata hati adalah bertumpuknya dosa didalam hati ini, dosa ini ibarat kerak dan noda yang akan memudarkan kejernihan pandangan mata hati kita, ibarat cermin, semakin kotor permukaan cermin, maka akan semakin buram cahaya yang terpantul darinya, sebaliknya semakin bersih dan mengkilap permukaan cermin ini, maka akan cahaya yang terpantul akan semakin baik dan terang…….” Kata Ki Bijak mencontohkan.
“Iya ki…..” Kata Maula.
“Dan yang jauh lebih penting yang harus kita hindarkan agar mata hati kita tetap terjaga kejernihannya adalah jauhi perilaku syirik, perilaku menyekutukan Allah dengan selain_Nya…….” Kata Ki Bijak.
“Kenapa Ki….?” Tanya Maula.
“Syirik, dengan segala bentuknya, merupakan hijab yang sangat tebal yang menghalangi pandangan mata hati kita untuk dapat melihat Allah, syirik merupakan dosa dari segala dosa yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah swt, syirik merupakan dinding tebal yang tidak akan tertembus cahaya kebenaran, syirik laksana penjara syetan untuk mengasingkan kita dari Allah, mengasingkan kita dari kebenaran, mengasingkan kita dari cahaya ilahi…….”Kata Ki Bijak lagi.
“Iya ki, semoga mata hati ana lebih bagus dan lebih jernih dari mata dhazir ini…..” Kata Maula.
“Mata lahir yang sehat, itu juga penting Nak Mas, tapi Mata Hati yang sehat, jauh lebih penting karena hanya dengan kejernihan mata hati inilah kita akan bisa melihat ayat-ayat Allah dengan lebih jernih, lebih bijak, lebih arif dan terang…..” Kata Ki Bijak sambil mengutip ayat Allah;
46. Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
“Iya ki………” Maula tak banyak memberikan tanggapan atas petuah gurunya, hatinya sibuk bertanya seberapa jernihkah mata hatinya….ia berdoa kepada Allah semoga mata hatinya tetap jernih dan terjaga dari hal-hal yang akan menumpulkannya.
Wassalam
October 26,2009.
“Semuanya ki, termasuk check mata dan penglihatan……” Kata Maula.
“Bagaimana kondisi mata Nak Mas……” Tanya Ki Bijak, demi mengetahui bahwa Maula menggunakan kaca mata minus.
“Minusnya lumayan besar ki, ana tidak bisa melihat angka-angka dipapan uji dari jarak tertentu…..” Kata Maula.
“Tetap bersyukur ya Nak Mas, terlepas dari kondisi mata Nak Mas yang mengalami minus, Nak Mas harus tetap mensyukurinya, mata dhahir Nak Mas boleh minus, tapi tidak demikian dengan mata ini……” Kata Ki Bijak sambil menunjuk dada dengan jarinya.
Segera Maula menundukan kepala untuk melihat dadanya, “Mata ini ki….?” Tanya Maula mengulang.
“Ya Nak Mas, Mata Hati….., mata hati kita tidak boleh rusak, mata hati kita tidak boleh minus, bahkan mata hati kita tidak boleh kotor sedikitpun dari debu dan dosa yang dapat menghalanginya untuk dapat melihat kebenaran, untuk dapat melihat keadilan, untuk dapat ‘melihat Allah’, karenanya jaga mata hati kita dengan baik…..” Kata Ki Bijak.
“Apa saja yang dapat merusak kejernihan pandangan mata hati kita ki….?” Tanya Maula.
“Beberapa waktu lalu, kita pernah berdiskusi mengenagi penyakit hati Nak Mas, yaitu Angkuh, Iri, Dengki dan Sombong……, jauhi penyakit ini, karena keberadaan penyakit-penyakit ini, akan menghilangkan kejernihan pandangan hati kita….,
“Angkuh akan menghalangi penglihatan kita terhadap kelebihan orang lain…, sehingga kita cenderung meremehkan orang lain, dan ini tidak sehat Nak Mas “
“Iri akan menghalangi penglihatan kita terhadap nikmat Allah kepada kita, penyakit iri ini hanya akan mengarahkan pandangan kita kepada nikmat Allah yang diberikan kepada orang lain, sementara itu kita lalai mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepada kita…, penyakit ini akan melahirkan sifat kufur, dan Nak Mas tahu sanksi Allah terhadap orang-orang yang kufur nikmat, yaitu adzab yang pedih….”
“Dengki, akan menghalangi pandangan kita terhadap kebenaran, dengki melahirkan permusuhan, bahkan tak jarang sifat dengki menjadi awal terjadinya pertumpahan darah…..”
“Serta kesombongan akan menutup mata hati kita terhadap nasehat dari orang lain, kesombongan juga menutup mata hati kita dari ilmu yang bermanfaat, kesombongan juga akan menutup mata hati kita terhadap kedhaifan diri kita, sehingga kita tidak bisa merasakan keagungan Allah swt……., sombong hanya akan mendekatkan kita pada sifat syetan durjana…..” Kata Ki Bijak.
“Ya ki…..” Kata Maula.
“Lalu cinta dunia yang berlebihan, hal ini juga akan menghalangi pandangan mata hati kita….., cinta dunia yang berlebihan, akan menutup mata hati kita keinginan untuk dapat melihat keagungan Allah swt, yang ada yang uang, harta dan materi semata….
“Cinta kepada dunia yang berlebihan, akan menutup mata hati kita dari kepentingan akhirat yang jauh lebih besar….;
“Cinta dunia yang berlebihan, akan menutup mata hati kita terhadap kebenaran, bahkan cinta dunia yang berlebihan bisa menjadi pangkal dari segala perbuatan kejelekan…..” Kata Ki Bijak lagi.
“Cinta dunia yang berlebihan pangkal dari segala kejelekan ki….?” Tanya Maula.
“Ya Nak Mas, Hubbudunya khoti’ati kulli sayyiat….., Nak Mas lihat bagaimana orang korupsi, karena ia sangat mencintai dunia, karena ia ingin hartanya bertambah dengan sebanyak-banyaknya…..”
“Nak Mas perhatikan ada orang yang menggunakan segala cara, hanya demi memenuhi nafsunya akan dunia….”
“Nak Mas lihat betapa banyak orang yang rela menjual akidahnya, hanya demi kehidupan dunia yang mereka anggap lebih baik…”
“Tak sedikit orang yang menjual kehidupan akhiratnya demi untuk memperoleh pangkat dan jabatan dunia, yang jika mereka tahu, pasti mereka akan menyesalinya….”
“Tak jarang orang rela mengabaikan perintah Allah, Tuhan yang telah menciptakannya hanya demi kepentingan dunia, dan masih banyak lagi, betapa kecintaan pada dunia ini membutakan pandangan mata hati dari hal-hal yang seharusnya…..”
“Iya ki, ada banyak…ada orang yang rela mengorbankan anaknya demi dunia, ada orang yang rela mengorbankan keluarganya, demi dunia, ada orang yang bahkan rela menggadaikan kebahagiaannya sendiri hanya untuk mengejar dunia yang semu…..” Tambah Maula.
“Ya seperti itu Nak Mas, maka hindarkan kecintaan kepada dunia secara berlebih ini, agar kejernihan mata hati kita terjaga…..” Kata Ki Bijak.
“Selanjutnya, yang dapat membutakan mata hati adalah bertumpuknya dosa didalam hati ini, dosa ini ibarat kerak dan noda yang akan memudarkan kejernihan pandangan mata hati kita, ibarat cermin, semakin kotor permukaan cermin, maka akan semakin buram cahaya yang terpantul darinya, sebaliknya semakin bersih dan mengkilap permukaan cermin ini, maka akan cahaya yang terpantul akan semakin baik dan terang…….” Kata Ki Bijak mencontohkan.
“Iya ki…..” Kata Maula.
“Dan yang jauh lebih penting yang harus kita hindarkan agar mata hati kita tetap terjaga kejernihannya adalah jauhi perilaku syirik, perilaku menyekutukan Allah dengan selain_Nya…….” Kata Ki Bijak.
“Kenapa Ki….?” Tanya Maula.
“Syirik, dengan segala bentuknya, merupakan hijab yang sangat tebal yang menghalangi pandangan mata hati kita untuk dapat melihat Allah, syirik merupakan dosa dari segala dosa yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah swt, syirik merupakan dinding tebal yang tidak akan tertembus cahaya kebenaran, syirik laksana penjara syetan untuk mengasingkan kita dari Allah, mengasingkan kita dari kebenaran, mengasingkan kita dari cahaya ilahi…….”Kata Ki Bijak lagi.
“Iya ki, semoga mata hati ana lebih bagus dan lebih jernih dari mata dhazir ini…..” Kata Maula.
“Mata lahir yang sehat, itu juga penting Nak Mas, tapi Mata Hati yang sehat, jauh lebih penting karena hanya dengan kejernihan mata hati inilah kita akan bisa melihat ayat-ayat Allah dengan lebih jernih, lebih bijak, lebih arif dan terang…..” Kata Ki Bijak sambil mengutip ayat Allah;
46. Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
“Iya ki………” Maula tak banyak memberikan tanggapan atas petuah gurunya, hatinya sibuk bertanya seberapa jernihkah mata hatinya….ia berdoa kepada Allah semoga mata hatinya tetap jernih dan terjaga dari hal-hal yang akan menumpulkannya.
Wassalam
October 26,2009.
No comments:
Post a Comment