Friday, February 17, 2012

HATI-HATI DENGAN PENYAKIT 'HATI'

“Kedua-duanya akan menimbulkan kerusakaan Nak Mas.....” Jawab Ki Bijak menjawab pertanyaan Maula mengenai beda dampak penyakit jasmani dan penyakit hati.

Maula mengangguk – manggut mendengar jawaban Ki Bijak.

“Hanya bedanya, kalau penyakit jasmani, si penderita lebih mengetahui apa penyakit dan gejalanya, sementara penyakit hati, gejala yang ditimbulkannya akan lebih jelas terlihat oleh orang lain, bahkan kadang penderitanya sendiri tidak mengetahui atau merasakan bahwa dirinya mengidap penyakit yang sangat mengerikan....” Tambah Ki Bijak.

“Ki...., apakah kita bisa mendeksi secara dini kalau dalam diri kita ada penyakit hati ki....” Tanya Maula sejurus kemudian.

“Sebenarnya bisa Nak Mas..., sebenarnya mungkin kita tahu dan merasakan bahwa hati kita sedang sakit, hanya kepedulian kita terhadap gejala penyakit hati ini, tidak setanggap ketika kita merasakan batuk atau pilek misalnya, kita lebih banyak mengabaikan gejala-gejala penyakit hati ini dan menganggapnya sebagai hal yang biasa saja....”

“Padahal..., sebagaimana penyakit jasmani, misalnya tenggorokan kita kena infeksi atau radang atau sariawan saja misalnya, pasti kita merasakan ketidaknyamanan, pasti kita tidak bisa merasakan nikmatnya makanan apapun yang kita makan...;

“Sekalipun kita makan durian montong yang sangat legit, tapi rasa durian itu tidak akan terasa nikmat, manakala kita memakannya saat kita sakit..”

“Sekalipun kita makan sate, yang merupakan makanan favorit kita, tapi nikmatnya sate tidak akan kita rasakan manakala kita sakit...”

“Sekalipun kita makan direstoran yang mahal, yang makanannya enak, yang tempatnya bagus, yang merupakan rumah makan terkenal, yang kokinya dari luar, yang menunya semua special...., tapi semua ‘kelebihan’ itu tidak akan bisa kita nikmati makala kita sakit....”Kata Ki Bijak.
Lagi-lagi Maula hanya mengangguk-angguk mendengar pitutur gurunya;

“Pun ketika hati kita ‘sakit’ Nak Mas....; kita akan kehilangan ketentraman dan ketenangan bathin, meskipun hidup kita berkecukupan secara materi..”

“Meskipun mobil ada, meskipun deposito punya, meskipun usaha sedang maju, meskipun rumah bagus, meskipun jabatan tinggi, meskipun penghasilan mencukupi, tapi semua yang ada pada kita, tidak akan terasa nikmatnya manakala hati kita sedang sakit....” Kata Ki Bijak

“Yang kedua, ketika hati kita sedang sakit, maka hati dan mata kita menjadi keras....” Kata Ki Bijak lagi.

“Ketika hati kita sakit, hati dan mata kita menjadi keras ki....?” Tanya Maula.

“Ya Nak Mas..., orang yang hatinya sakit, hatinya menjadi keras seperti batu, bahkan melebihi kerasnya batu....,

“Orang yang hatinya sakit, tidak akan memiliki empati terhadap penderitaan orang lain..”

“Orang yang hatinya sakit, tidak akan memiliki kepedulian terhadap sesamanya...”

“Orang yang hatinya sakit, akan bersikap masa bodoh terhadap lingkungan sekitarnya..”

“Orang yang hatinya sakit, tidak akan merasa prihatin terhadap apapun diluar dirinya...”

“Orang yang hatinya sakit, tidak akan menerima kebenaran apapun diluar dirinya, ia akan merasa menjadi orang yang paling benar, ia tidak akan bisa menerima nasehat, ia tidak akan bisa menerima pendapat, ia akan menjadi orang yang sombong, ia akan menjadi orang yang angkuh,  dan orang yang hatinya sakit..., matanya pun akan menjadi keras...”

“Mata mereka yang hatinya sedang sakit, tidak akan pernah merasakan nikmatnya menangis tatkala berduaan dengan Allah...”

“Mata mereka yang hatinya sedang sakit, tidak akan bisa menangis, meskipun dosanya bertumpuk setinggi gunung..;

“Mata mereka yang hatinya sedang sakit, tidak akan pernah menangis menyesali kesalahan dan kekhilafannya...,

“Mata yang mereka yang hatinya sakit, tidak akan pernah mengeluarkan air mata penyesalan atas dosa-dosanya...;dalihnya air matanya mahal,dalihnya mengeluarkan air mata adalah symbol sifat cengeng, dalihnya mengeluarkan air mata adalah lambang kelemahan...., singkat mata mereka yang hatinya sakit, adalah mata yang kelak akan menangis dipengadilan yaumal akhir....” Kata Ki Bijak panjang lebar.
Maula diam sejenak, menyimak dan meresapi semua pitutur gurunya, “Selain ciri hati yang sakit tadi ki, bahwa dia akan kehilangan ketentraman dan ketenangan bathin, kemudian hati dan matanya menjadi keras, adakah indikasi lain yang menunjukan seseorang sedang menderita penyakit hati ki...” Tanya Maula.

“Ya Nak Mas..., ada..., indikasi seseorang yang sedang menderita penyakit hati lainnya adalah ia akan kehilangan kekhusyuan dalam beribadah...., kalau shalat..., pengennya buru-buru, bacaannya tidak tartil, gerekannya tidak sempurna, rukuk dan sujudnya ala kadarnya..., ini terjadi karena hatinya yang sakit....;

“Misalnya lagi, orang yang hatinya sakit, tidak akan khusyuk ketika menghadiri majlis ilmu, bawaannya gelisah, bawaannya gerah, bawaannya pengen cepat selesai...; dan biasanya ia akan lebih menyibukan diri untuk mengomentari penceramahnya daripada menyimak apa yang disampaikannya....”

“Kemudian lagi, cirri lain dari orang yang sedang menderita penyakit hati adalah ia akan malas beribadah atau melakukan kebaikan...”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, akan malas shalat berjamaah dimasjid..”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, akan malas tadarus qur’an..”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, akan malas tahajud....”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, akan malas bersedekah...”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, akan malas mengucap salam...”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, akan enggan menolong orang lain...”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, akan cenderung menjauhi jalan-jalan kebaikan, dan ia akan lebih condong kejalan keburukan.....”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, akan gemar melakukan dosa...”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, bicaranya cenderung banyak dusta...”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, amanahnya cenderung dikhianati...”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, matanya tidak terjaga dari hal-hal yang dilarang...”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, kakinya lebih senang melangkah ke tempat maksiat...”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, tangganya akan cenderung membuat kerusakan....”

“Orang yang sedang menderita penyakit hati, ia akan senang melakukan dosa-dosa.......” Kata Ki Bijak menjelaskan contoh-contoh gejala penyakit hati.

“Demikian besar bahaya penyakit hati ya ki.....” Kata Maula.

“Ya Nak Mas..., sangat berbahaya dan merugikan..., jika AIDS yang ganas sekalipun, akibat paling buruk adalah meninggal, kanker yang kronis sekalipun, efeknya hanya didunia saja, efeknya lahiriah saja yang rusak...; tapi penyakit hati..., imbasnya adalah kehancuran dunia akhirat;

“Orang yang mengidap penyakit hati, akan kehilangan kebahagiaan didunia, dan akan menderita kerugian yang sangat diakhirat kelak...”

“Karenanya biasa untuk berdialog dengan hati kita, biasanya untuk mengamati dan mengecek hati kita, agar kita bisa mendeteksi secara dini kalau ada gejala yang mengarah pada kerusakan hati kita....”

“Tanyakan pada diri kita sendiri, adakah sifat sombong bersemi dihati kita...”

“Tanyakan pada diri kita sendiri, adakah sifat iri dan dengki bersemi dihati kita...”

“Tanyakan pada diri kita sendiri, adakah kita malas beribadah..., adakah ibadah kita karena ingin dilihat orang semata atau karena riya dan ingin dipuji mahluk...?

“Semoga dengan pertanyaan dan kehati-hatian kita menjaga hati ini dari hal-hal yang akan merusaknya, akan menyelamatkan kita dari kehancuran didunia dan kerugian diakhirat kelak.....” Pungkas Ki Bijak mengakhiri perbincangan dengan Maula.

“Iya Ki.....” Kata Maula sambil menyalami gurunya.

Wassalam

1 comment: