Thursday, February 2, 2012

JADIKAM S-T-W (SHALAT-TEPAT-WAKTU) SEBAGAI CERMIN PRIBADIMU

“Islam tidak pernah melarang umatnya untuk melaksanakan kasab, bekerja dan menjemput rezeki Allah dengan berbagai usaha dan upaya….,

“Jika usaha kita memang petani, silahkan…, bertani dan jadilah petani yang baik….”

“Jika usaha kita memang pedagang, silahkan…, berdaganglah dan menjadi pedagang yang baik…”

“Jika mata pencaharian kita sebagai karyawan…, silahkan.., bekerjalah dengan baik, dan jadilah karyawan yang baik pula….”

“Islam hanya mengingatkan kita bahwa sesibuk apapun kita, sebanyak apapun pekerjaan kita, sepenting apapun urusan kita, semendesak apapun target kita…., kita harus tetap mengutamkaan shalat…., dan seutama-utama shalat adalah shalat tepat waktu….;

“Tidaklah Allah menentukan waktu shalat sedemikian rupa, karena memang diantara waktu-waktu shalat itu ada banyak manfaat dan keutamaan untuk kita…., sehingga secara gamblang Allah berfirman dalam Al Qur’an, surat An-nissa ayat 103;

#sŒÎ*sù ÞOçFøŠŸÒs% no4qn=¢Á9$# (#rãà2øŒ$$sù ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4n?tãur öNà6Î/qãZã_ 4 #sŒÎ*sù öNçGYtRù'yJôÛ$# (#qßJŠÏ%r'sù no4qn=¢Á9$# 4 ¨bÎ) no4qn=¢Á9$# ôMtR%x. n?tã šúüÏZÏB÷sßJø9$# $Y7»tFÏ. $Y?qè%öq¨B ÇÊÉÌÈ
103.  Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.


“Dan jika Allah sudah menentukan waktu shalat…, maka tidak akan ada waktu yang lebih baik untuk shalat yang ditentukan oleh selain Allah…..” Kata Ki Bijak

“Iya Ki…., dewasa ini memang banyak orang yang merasa dirinya pintar dan hebat, sehingga bisa mengatur waktu shalat sesuai dengan nafsunya…,

“Ada yang shalat dhuhurnya jam dua, alasannya masih kenyang setelah makan siang…”

“Ada yang shalat asharnya jam setengah enam, dengan alas an tanggung pekerjaan…”

“Ada yang shalat maghribnya jam delapan, dengan alas an tanggung dalam perjalanan…”

“Ada yang shalat isyanya tengah malam, karena tanggung sinetronya takut ketinggalan…”

“Dan ada yang shubuhnya kesiangan, karena malamnya begadang nonton pertandingan bola……”

“Lalu kapan shalat tepat waktunya…..?” Tanya Maula.

“Ya Nak Mas…., seandainya manusia manusia sedikit tafakur dengan hadits qudsi yang menyatakan bahwa Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): “Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

“Bukankah mereka bekerja keras untuk mencari kekayaan..?”

“Bukankah mereka banting tulang untuk memperoleh penghasilan lebih..?”

“Bukankah mereka ingin punya banyak waktu luang…?”

“Bukankah mereka menginginkan kebahagiaan….?”

“Allah menawarkan apa yang mereka cari, Allah memberi solusi apa yang mereka cari, Allah memberi mereka jawaban, bagaimana caranya memperoleh kebahagiaan…, yakni dengan meluangkan waktu untuk beribadah kepadaNya, dan insya Allah apa yang mereka cari akan mereka dapatkan semuanya, lalu kenapa mereka mencari cara dan jalan lain dari apa yang Allah tawarkan…?

“Adakah solusi yang lebih baik dari solusi Allah…..?” Tanya Ki Bijak heran.

“Iya ki…, alas an klasik yang biasa mereka gunakan biasanya karena ditunggu atasan, atau karena sudah deadline, atau karena ingin mendapat nilai yang baik dan pujian dari sang atasan, sehingga mereka rela menomor duakan Allah dengan pekerjaan dan kesibukannya…..” kata Maula

“Demi Allah…, jika seseorang bekerja dengan giat hanya demi memperoleh pujian, jika seseorang yang bekerja keras hanya ingin sanjungan, jika seseorang yang bekerja banting tulang hanya karena ingin dikatakan teladan…,tapi dia mengabaikan perintah Allah dengan melalaikan shalatnya…, jangankan seorang atasan, seluruh isi perusahaan itu memuji dan menyanjungnya sekalipun, tak Allah tidak berkenan memuliakan dia, karena dia telah mengabaikan perintahNYa, maka yang akan ia dapat bukanlah kemuliaan, melainkan kehinaan….; dan ketika Allah sudah menghinakan seseorang, maka tak ada satu mahlukpun yang akan mampu memuliakannya….”

“Sebaliknya…., orang yang bekerja dengan baik, bekerja dengan penuh tanggung jawab, bekerja penuh dengan komitmen dan menyadarkan niat bekerjanya karena Allah, kemudian ia selalu menjunjung tinggi perintah Allah, selalu shalat tepat waktu, maka jikapun seluruh isi bumi mencelanya, tapi Allah berkenan untuk memuliakan dia, maka celaan seluruh mahluk itu tak ada artinya di banding denga ridha Allah swt…..” Papar Ki Bijak.

Maula menghela nafas panjang mendengar pitutur gurunya yang panjang lebar…., “Benar Ki…, kalau gajian, pengenya tepat waktu, kalau bonus, pengenya tepat waktu, kalau kenaikan, pengennya tepat waktu…, tapi pas giliran shalat…, telat-telat melulu….” Kata Maula.

“Itulah tidak adilnya kita Nak Mas…, kita ‘menuntut’ Allah untuk memberikan segala sesuatunya sesuai dengan keinginan kita, gaji naik, jabatan naik,pendapatan naik…, tapi banyak yang tidak menyadari bahwa dia sendiri yang justru memperlambat rezekinya dengan banyak melalaikan perintah Allah….” Kata Ki Bijak.

“Benar Ki…” Kata Maula lagi.

“Maka dari itu, jangan pernah menjadi pahlawan, karena sudah berangkat pagi pulang petang, sementara shalatnya masih banyak ketinggalan…”

“Maka dari itu, jangan pernah merasa hebat, karena mendapatkan banyak lemburan, sementara shalatnya banyak ketinggalan…”

“Maka dari itu, jangan pernah merasa bangga dengan pangkat jabatan, sementara shalatnya masih keteteran…”

“Maka dari itu, jangan pernah merasa menjadi mujahid’ sementara shalatnya berantakan….”

“Karena sebaik-baik perbuatan adalah shalat tepat waktu…, sebagaimana sabda baginda Rasul yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Ma’sud;

Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdhal?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)

“Iya ki…, semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk dapat menjaga shalat tepat waktu ya ki….” Kata Maula.

“Semoga Nak Mas…, dan yang terpenting adalah usaha kita untuk membiasakan diri untuk shalat tepat waktu…., insya Allah…, Allah akan memenuhi hati kita dengan kekayaan, dan melapangkan tangan kita dari kesibukan….” Kata Ki Bijak.

“Amiin…..” Timpal Maula.

Wassalam

No comments:

Post a Comment