Wednesday, October 31, 2007

MEMILIKI RSS, SEBUAH KEHARUSAN

“Ki, apakah orang yang ‘bahagia’ harus kaya.................” Tanya Maula.

“Kenapa Nak Mas ....?” Tanya Ki Bijak

“Iya ki, hampir dalam semua perbicangan, ana sering sekali menemukan orang-orang yang ketika berbicara tentang ‘bahagia’ selalu saja dikaitkan dengan unsur materi, seolah kalau orang tidak punya banyak uang, maka ia tidak bisa bahagia, seolah kalau mobilnya belum lima, maka ia belum dikategorikan bahagia, apakah benar demikian ki............” Tanya Maula.

“Pernah Nak Mas merasa sedih saat Nak Mas memiliki banyak uang? Atau sebaliknya, pernahkah Nak Mas merasa bahagia justru saat Nak Mas tidak memiliki banyak uang...?” Tanya Ki Bijak.

“Pernah Ki, ana pernah merasakan bagaimana ketersediaan uang yang cukup sama sekali tidak membuat ana bahagia, bahkan tak jarang ana risau memikirkan bagaimana harus menempatkan dan menggunakan uang itu............” Kata Maula.

“Sebaliknya sekarang ana justru ketika ana tidak memiliki uang sebanyak dulu, ana merasakan ‘sesuatu’ yang belum pernah ana rasakan sebelumnya, ana merasa damai dengan keterbatasan yang ada pada ana saat ini......., ana jadi tidak banyak mengkhayal ingin ini dan itu yang banyak menguras pikiran ana............” Sambung Maula.

“Itulah jawabannya Nak Mas, bahwa kebahagiaan tidak selalu identik dengan uang dan materi, meski tak dapat dipungkiri, dijaman sekarang ini, hampir segala-galanya memerlukan uang, bahkan hingga kita meninggal pun, kita masih memerlukan uang untuk jasa penguburan kita, tapi Aki tetap berkeyakinan bahwa uang bukan segala-galanya.......” Kata Ki Bijak

“Lalu syariat apa yang bisa ‘menjamin’ kita bahagia ki..........?” Tanya Maula

“Milikilah RSS Nak Mas, insya Allah kita akan bahagia..............” Kata Ki Bijak.

“Rumah Sangat Sederhana ki............? Tanya Maula lagi.

“Terlepas dari apakah rumah kita sangat sederhana, tapi selama kita memiliki sifat Ridha, Sabar dan Syukur, insya Allah kita akan menjadi orang yang paling kaya dan paling bahagia.................” Kata Ki Bijak.

“Ada banyak orang yang tinggal dirumah mewah nan megah, tapi tidak memiliki kebahagiaan sebagaimana mereka yang tinggal digubuk reot sekalipun, namun mereka memiliki sifat ridha,sabar dan syukur terhadap ketentuan dan takdir Allah atas dirinya..............” Kata Ki Bijak.

“Aki benar ki, ana pernah berkunjung kesebuah rumah, atau tepatnya sebuah gubuk yang dihuni seorang tua yang sudah renta, ia tinggal sendiri digubuk itu dengan segala keterbatasannya, tapi pak tua itu mengatakan bahwa ia sangat bahagia dan tak pernah merasakan kekurangan, meskipun penghasilannya hanya cukup untuk sekali makan saja..............” Kata Maula.

“Sebaliknya, Aki pernah menemukan orang yang mampu membuat ‘iri’ orang lain dengan harta kekayaan dan kedudukannya, tapi hampir tiap hari ia mengeluhkan berbagai hal yang menimpanya, ia sama sekali tidak bahagia dengan apa yang dimilikinya.............” Tambah Ki Bijak.

“Ki, mana yang lebih baik, apakah orang kaya atau orang miskin.........” Tanya Maula.

“Dua-duanya baik, selama orang kaya itu bersyukur dengan kekayaannya, dan orang miskin yang sabar dengan cobaan yang tengah dihadapinya..............” Kata Ki Bijak.

“Siapakah mereka ki...............?” Tanya Maula

“Nak Mas masih ingat kisah Nabi Sulaeman................?” Tanya Ki Bijak.

“Ya, Ki, Nabi Sulaeman as, putra Nabi Daud as, dikaruniai Allah dengan kerajaan dan kekayaan yang belum pernah ada sebelumnya dan tidak akan ada setelahnya orang yang diberi karunia sebesar apa yang telah Allah karuniakan kepada Nabi Sulaeman, bukan demikian ki.............?” Kata Maula.

“Benar Nak Mas, bahkan konon Nabi Sulaeman diwarisi Allah dengan kebesaran dan kekayaan yang setara dengan seperempat isi bumi, namun Nabi Sulaeman tetap berlaku zuhud dan wara’ dan senantiasa bersyukur dengan apa yang dikaruniakan Allah padanya, beda halnya dengan Qarun, yang mengklaim bahwa apa yang dimilikinya ada semata karena ilmu dan kepintaraannya, dan Nak Mas tahu akhir kesudahan kisah Qarun...............?” Tanya Ki Bijak.

“Ya ki, Qarun dengan harta kekayaan yang telah melalaikannya dari nikmat Allah itu, dibenamkan kedalam bumi oleh Allah swt............” Kata Maula.

“Jadi kalau ada orang yang mengatakan orang Islam harus zuhud dan wara’, bukan berarti ia harus hidup dalam kemiskinan, tapi sifat zuhud dan wara’ dapat terwujud dalam kondisi orang kaya yang bersyukur dengan memanfaatkan dan membelanjakan hartanya dijalan Allah swt............” Kata Ki Bijak.

“Kalau orang yang sabar dengan cobaan yang dihadapinya, ki...........?” Tanya Maula.

“Nak Mas ingat dengan kisah Nabi Ayub as................?” Tanya Ki Bijak.

“Ya ki, Nabi Ayub as diuji oleh Allah dengan penyakit menahun yang membuat dirinya terusir dari keluarganya sendiri, tapi dengan kesabaran yang luar biasa, Allah membalas kesabaran itu dengan nikmat yang demikian besar, Allah menyembuhkan penyakitnya, Allah mengembalikan nabi Ayub kepada keluarganya serta memberikan keturuan yang banyak kepada Nabi Ayub as............” Kata Maula.

“Ya.....Nak Mas benar, dan itulah sebaik-baik contoh dan teladan yang Allah berikan kepada kita, kalau kita diberi kekayaan, maka berlakulah seperti nabi Sulaeman, yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat-Nya, dan dikala kita diuji dengan berbagai cobaan, maka sifat dan sikap Nabi Ayub as dalam menghapi ujian yang diberikan Allah padanya, patut kita teladani, agar kita menjadi orang yang selamat, baik ketika kita senang, atau ketika kita susah sekalipun...............” Kata Ki Bijak.

“Ridha, syukur dan sabar ...................” Maula mengulang-ulang petuah gurunya.

“Ya Nak Mas, ridha dan qana’ah kita terhadap pemberian Allah, akan menjadikan kita orang paling kaya dan paling bahagia...........”

“Sementara syukur akan mengundang nikmat yang lebih banyak dan lebih lama bagi kita............”

“Dan sikap sabar, adalah sebuah maqam khusus disisi Allah bagi mereka yang memilikinya...............” Kata Ki Bijak.

“Ya Allah, semoga engkau masukan kami kedalam hamba-hamba-Mu yang bersyukur atas segala nikmat-Mu............” Kata Muala sambil membaca ayat;

19. Maka dia tersenyum dengan tertawa Karena (mendengar) perkataan semut itu. dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah Aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang Telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah Aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". (An Naml)

“Alhamdulillah, terjawab sudah pertanyaan ana beberapa hari ini ki...........” Kata Maula.

“Pertanyaan apa Nak Mas..............” Tanya Ki Bijak.

“Pertanyaan bagaimana ana bisa bahagia dengan kondisi sekarang ki...........” Kata Ki Bijak.

“Syukurlah, semakin baik kualitas RSS yang Nak Mas miliki, insya allah, semakin baik juga kebahagian yang akan Nak Mas rasakan.............” kata Ki Bijak.

“Insya Allah, amiiin....” Maula mengamini.

Wassalam

October 31, 2007

No comments:

Post a Comment