Tuesday, October 30, 2007

SOMBONG, JALAN KEHANCURAN

“Ki, selain rasa malas, seperti yang Aki ajarkan kemarin, apalagi yang dapat menyebabkan seseorang terjerumus kedalam kebinasaan ki...........” Tanya Maula.

“Nak Mas masih ingat bagaimana jawaban iblis ketika diperintahkan Allah untuk bersujud (tahiyatul sujud – sujud penghormatan) kepada Adam...........?” Kata Ki Bijak.

“Iya ki, Iblis mengatakan bahwa ia lebih baik dari Adam, karena Iblis diciptakan dari api, sementara Adam diciptakan dari tanah......” Jawab Maula sambil mengutip ayat yang menjelaskan hal itu;

12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" menjawab Iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah" (Al A’raf).

76. Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, Karena Engkau ciptakan Aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah" (Shaad).

“Menurut pendapat Nak Mas, apa arti jawaban iblis yang merasa lebih baik dari penciptaan Adam.....?” Tanya Ki Bijak.

“Iblis telah berlaku sombong, karena merasa lebih baik dari Adam dan merasa lebih tahu dari Allah sekalipun, serta membangkang terhadap perintah Allah, ki................” Kata Maula.

“Benar Nak Mas, selain rasa malas dan enggan, sifat sombong adalah juga merupakan benih-benih kebinasaan yang akan menjerumuskan siapapun yang terjangkiti kedalam jurang kenistaan...........” Kata Ki Bijak.

“Apa yang kemudian terjadi dengan Iblis pembangkanganya itu...? Tanya Ki Bijak lagi

“Iblis diusir dari syurga dalam keadaan hina dan terkutuk ki.............” Kata Maula.

“Pun akan demikian halnya dengan siapapun yang memiliki sifat sombong dalam dirinya, kalau dulu Iblis laknatullah diusir dari surga, maka orang yang memiliki sifat sombong akan ‘terusir’ dari lingkungan dan surga dunia ini...........” Kata Ki Bijak.

“Kenapa ki.............” Tanya Maula.

“Pertama, orang yang memiliki sifat sombong, akan selalu merasa lebih baik dari orang lain, sehingga ia cenderung menutup diri dari dari orang lain, bahkan dalam stadium lanjut, orang yang sombong, akan menolak kebenaran hakiki yang dia rasa bertentangan dengan ego-nya, seperti Iblis tadi, sekalipun dia tahu bahwa yang memerintahkannya untuk sujud kepada Adam itu adalah Allah penciptanya, kesombongannya telah menghalanginya untuk melaksanakan perintah itu.......” Kata Ki Bijak.

“Yang kedua, orang yang memiliki sifat sombong, cenderung lalai, baik dalam ibadah maupun dalam muamalah, ia merasa ibadahnya sudah paling bener dan paling baik, ia merasa shalatnya paling khusuk, ia merasa zakatnya paling banyak, ia merasa shaumnya paling ikhlas, ia merasa hajinya paling mabrur dan sebagainya, dan ketika berbagai rasa ini sudah mendarah daging, ia akan ‘lupa’ bahwa pengabdian kepada Allah mensyaratkan sebuah kerendahan hati atau sifat tawadlu, ia akan lalai kalau sebagai manusia kita diberi fitrah sifat dhaif, ia akan lupa bahwa sesungguhnya Allah-lah yang telah memberikan kekuatan padanya untuk melakukan semua itu, ia akan lupa pada Allah rabb-nya..........” Kata Ki Bijak

“ Ki, apa yang menyebabkan seseorang terjangkiti sifat sombong....?” Tanya Maula.

“Banyak faktor yang menyebabkan seseorang terjebak dalam kesombongan, dia mungkin sombong karena ilmunya, ia mungkin sombong karena harta dan pangkatnya, ia mungkin sombong karena kedudukannya dan masih banyak hal yang menjadikan seseorang sombong............” Kata Ki Bijak.

“Diantara sekian banyak faktor yang menyebabkan kesombongan, menurut Aki, faktor yang paling dominan yang menyebabkan seseorang menjadi sombong adalah karena ia ‘miskin’.............”Lanjut Ki Bijak.

“Orang menjadi sombong karena miskin ki...........?” Tanya Maula heran.

“Benar, orang yang miskin iman, akan menjadi sombong, karena ia tidak memiliki keyakinan bahwa hanya Allah saja yang Maha Besar......”

“Orang yang miskin ilmu, akan menjadi sombong, karena ia tidak memiliki wawasan yang benar tentang betapa luas dan dalamnya ilmu Allah, sehingga ia merasa sudah paling pintar dengan apa yang ada padanya...........”

“Orang yang miskin pergaulan, akan menjadi sombong, karena ia terperangkap dalam lingkungan yang sempit, ‘kurung batokeun’ kata orang sunda, atau bagai katak dalam tempurung, yang tidak tahu dunia luar, sehingga ia tidak bisa mengukur dalamnya laut dan tingginya langit..............”

“Dan yang Nak Mas harus camkan, Orang yang merasa besar dengan ilmunya, merasa besar dengan ibadahnya, merasa besar dengan kedudukannya, sesunggunya ia ‘kecil’ dihadapan Allah dan dimata manusia lain..........” Kata Ki Bijak.

“Karena apa ki.........?” Tanya Maula.

“Nak Mas perhatikan orang-orang yang merasa dirinya besar, kemudian bertingkah polah layaknya Fir’aun, mungkin orang akan berpura-pura menunduk hormat dihadapannya, tapi dibelakang, orang akan mencibir dan mencemoohnya, konon lagi dihadapan Allah, ia akan sangat nista dan hina karena kesombongannya............” Kata Ki Bijak.

“Apa yang bisa kita lakukan untuk terhindar dari sifat ini ki........” Tanya Maula.

“Senantiasa membangun kesadaran, Nak Mas, kita harus membangun kesadaran kita sebagai manusia yang diciptakan Allah dengan segala kesempurnaannya, termasuk sifat lemah dan tiada daya, kita juga harus membangun kesadaran bahwa ilmu kita sangat-sangat terbatas, kita juga harus menyadari bahwa harta,pangkat dan kedudukan kita bukanlah sesuatu yang kekal yang patut kita sombongkan, semua hanya amanah yang kelak harus kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah swt.............”Kata Ki Bijak.

“Jadi kita harus ‘tahu diri’ ya ki..........” Kata Maula.

“Benar, kita harus ‘tahu diri’, bahwa kita tidak lebih dari sesosok mahluk Allah yang tidak memiliki daya dan kekuatan apapun, kecuali dengan izin Allah, Laa haulawala quata ilabillahi...............” Kata Ki Bijak.

“Bahkan dalam beberapa hal, kita jauh lebih lemah dari mahluk Allah lainnya............” Tambah Ki Bijak.

“Maksud Aki...........” Tanya Maula.

“Yaah, dibalik kesempurnaan penciptaan kita, kita juga dikaruniai Allah dengan berbagai kelemahan, misalnya, kalau kucing minum air yang kotor sekalipun, kucing tersebut tidak sakit, karena dibekali Allah dengan sistem imun yang berbeda dengan manusia, sebaliknya ketika kita minum jenis minuman yang baru saja, susu instan misalnya, sebagian kita kadang justru mengalami sakit perut, apalagi harus minum air yang kotor seperti kucing atau hewan lainnya...........” Kata Ki Bijak.

“Untuk apa Allah memberikan kelemahan pada kita ki...........” Tanya Maula.

“Untuk menyadarkan kita bahwa kita mahluk lemah yang sangat-sangat bergantung kepada Allah, dan agar kita sadar akan kelemahan itu dan segera kembali kepada-Nya.............” Kata Ki Bijak.

“Terima kasih ki, semoga apa yang aki wejangkan tadi bisa ana pahami dan amalkan sebagai bekal ana menjalani kehidupan ini ya ki.........” Kata Maula.

“Insa Allah..amiin..........” Timpal Ki Bijak.

Wassalam

October 30, 2007.

No comments:

Post a Comment