“Harta
itu seperti kuda liar yang gagah Nak Mas…..” Kata Ki Bijak dalam sebuah
percakapan dengan muridnya, Maula.
“Harta
itu seperti kuda liar Ki…?” Tanya Maula.
Ki Bijak mengangguk; “Benar Nak Mas.., Harta
itu seperti kuda liar.., harta itu bisa membuat orang merasa ‘gagah’, harta itu
bisa membuat orang merasa ‘berharga’, harta itu bisa membuat orang merasa ‘dibutuhkan’;harta
bisa membuat orang bisa merasa ‘ ‘berguna’,merasa berjasa dan seterusnya….”
“Disisi
lain, harta pulalah yang bisa membuat orang sombong, bisa membuat orang angkuh,
bisa membuat orang besar kepala, bisa membuat seseorang memandang orang lebih
rendah karena hartanya, harta bisa membuat orang ‘kesurupan hingga lupa diri….”
Kata Ki Bijak lagi.
“Ana
masih belum paham Ki….” Kata Maula.
“Nak
Mas…, dengan harta, dengan uang, seseorang memiliki power yang luar biasa..;dengan
uangnya, dia bisa membangun pondok pesantren yang besar, dengan uangnya,dia
bisa membangun masjid yang megah, dengan uangnya, dia bisa menyantuni anak
yatim, dengan uangnya…,dia bisa melakukan banyak hal baik.., ini yang Aki analogikan
dengan kuda, yang memiliki potensi luar biasa untuk kemaslahatan pemiliknya,
persis seperti harta yang digunakan untuk jalan kebajikan, harta yang digunakan
untuk berjuang dijalan Allah….” Kata Ki Bijak menjelaskan.
Maula
diam sejenak, mencerna apa yang barusan dikatakan gurunya, “Kalau kuda
digunakan untuk kendaraan dan mempercepat sampai tujuan itu baik, kalau kuda
digunakan sebagai angkutan,itu akan meringankan beban kita, begitu Ki…?” Kata
Maula.
Ki
Bijak mengangguk, “Benar Nak Mas…,harta yang digunakan dijalan Allah, itu sama
dengan kuda yang gagah yang dapat kita kendalikan dengan baik…..” Kata Ki Bijak
menambahkan.
“Akan
halnya dengan harta yang digunakan untuk foya-foya dan maksiat Ki…” Tanya Maula
beberapa jurus kemudian.
“Harta
yang digunakan untuk foya-foya atau untuk maksiat itu ibarat kuda yang menyeret
pemiliknya Nak Mas….”
“Ketika
kuda sudah lepas kendali, maka kuda, dengan kekuatannya mampu menyeret siapapun,
mampu melemparkan siapapun hingga jatuh terpelanting atau bahkan tersungkur
berlumuran darah…..; Harta yang lepas kendali, harta yang tidak bisa kita
kuasai, akan menyeret pemiliknya kedalam jurang kehancuran….”
“Sangat
jelas dan sangat banyak contoh banyak orang gila karena hartanya, banyak orang
menjadi congkak, karena hartanya, banyak orang yang menjadi arogan karena
hartanya, banyak orang yang bahkan lupa shalat,lupa ibadah karena
terseret-seret hartanya…”
“Waktunya
shalat, ia masih di Mall, karena terseret hartanya…”
“Waktunya
istirahat, dia masih begadang di Pub,karena terseret hartanya…”
“Waktunya
silaturahim, di masih jalan-jalan, karena terseret hartanya…”
“Lihat
tetannga beli kulkas, pengen beli, padahal kulkas dirumah masih layak
pakai,itupun terseret oleh kuatnya harta…”
“Ada
teman beli mobil baru,buru-buru pengen ganti biar tidak kalah saimg, itupun cirri
orang yang terseret-seret oleh kuatnya harta….”
“Bukankah
banyak orang yang seperti itu Nak Mas….? Tanya Ki Bijak.
“Banyak
banget Ki….” Kata Maula.
“Karenanya,
agama kita sama sekali tidak melarang kita untuk memiliki harta yang banyak,
agama kita hanya mengingatkan bahwa harta yang banyak,harus dikendalikan dengan
ilmu yang memadai untuk mengendalikannya, karena kalau tidak, kita akan seperti
orang yang naik kuda, tapi tidak bisa memegang kendalinya, niscaya kita akan
terpelanting jatuh….” Kata Ki Bijak lagi.
“Ana
mengerti Ki…,semoga ana jadi orang kaya yang pandai mengendalikannya ya Ki….” Kata
Maula.
“Aamiin….”
Ki Bijak mengamini.
Wassalam
10
Januari 2014
No comments:
Post a Comment