Wednesday, August 29, 2007

KOKOK AYAM JANTAN

“Nak Mas, Nak Mas........., bangun Nak....” Kata Ki Bijak membangunkan Maula yang malam itu tidur dirumah Ki Bijak.

“Ya ki, Alhamdulillahi ahyana ba’da maamatana wa ilaika nushuur....” Maula bangun sambil membaca do’a bangun dari tidur.

“Sudah pukul dua Nak Mas, katanya mau tahajud.......” Kata Ki Bijak.

“Ya ki........”Kata Maula sambil beranjak menuju tempat wudlu, sementara Ki Bijak meneruskan membaca Al qur’anul karim.

Setelah berwudlu, Maula berdiri untuk melaksanakan shalat tahajud sebanyak rakaat yang biasa dilakukan baginda Rasul sebagaimana diriwayatkan oleh Aisah ra ‘bahwasanya Rasulullah s.a.w. sholat malam sebanyak sepuluh rakaat, di tambah satu rakaat solat witir dan dua rakaat solat sunat fajar. Semuanya tiga belas rakaat.” (HR Muslim)’

Selepas Tahajud, Maula mengikuti aktivitas gurunya, yakni membaca Al qur’an’

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.

192. Ya Tuhan kami, Sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, Maka sungguh Telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.

193. Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", Maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.

194. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang Telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."


Baru empat ayat yang sempat dibaca Maula, ketika tiba-tiba suaranya seperti serak menahan tangis;

“Kenapa Nak Mas....?” Tanya Ki Bijak yang berada disebelahnya.

“Tidak apa-apa ki, hanya ana merasakan sesuatu yang belum pernah ana rasakan sebelumnya, yaitu rasa khidmat dan damai ketika ana membaca ayat-ayat diatas ki.........” Kata Maula.

“Ya Nak Mas, ayat 190 sampai ayat terakhir dari surat Ali Imran ini biasa dibaca Nabi sebelum beliau melaksanakan tahajud, dan ayat-ayat itu memang sangat indah dan menyentuh...........” Kata Ki Bijak.

“Aki juga pernah merasakannya.....?” Tanya Maula.

Ki Bijak hanya mengangguk sambil tersenyum

“Seperti apa ki.........” Tanya Maula lagi.

“Sangat sulit menceritakan pengalaman bathiah kalau kita belum mengalaminya sendiri, insya Allah Nak Mas akan merasakannya sendiri manakala Nak Mas istiqomah tahajudnya.........” Kata Ki Bijak.

“Hal terpenting yang dapat aki petik adalah bahwa salah sau ciri ‘orang berakal’ ialah mereka yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka’, disini ada sebuah makna ‘kontinuitas, berkelanjutan dan terus menerus’ bagi kita untuk tetap mengingat Allah dalam kondisi apapun, dalam kondisi berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring…..” Kata Ki Bijak

“Bahkan ada yang memaknai kata ‘berdiri” dengan sebuah kondisi manakala kita jaya, saat kita kaya, waktu kita memegang jabatan, sementara “duduk dan berbaring’ dimaknai saat kita dalam kesulitan, ketika kita tak lagi mempunyai jabatan atau ketika kita tengah dicoba dengan kemiskinan…….atau singkatnya dalam kondisi dan keadaan apapun, Allah sajalah yang wajib kita ingat dan kita seru dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya….”Sambung Ki Bijak.

“Ki, ana masih sering dihinggapi rasa malas atau kantuk untuk tahajud, padahal ana sudah pasang weaker segala........” Kata Maula.

“Nak Mas pasang weaker-nya disisi bantal guling ya....?” Kata Ki Bijak.

‘Ya Ki, biar terdengar......” Kata Maula.

“Coba sekarang sebelum tidur Nak Mas baca ‘Allahuma ‘uidtu fi saati.........,jam berapa Nak Mas ingin dibangunkan ’kemudian baca surah al fatihah, insya Allah do’a itu akan menjadi weaker yang sangat baik, atau kalau perlu weakernya disimpan agak jauh, mungkin bisa didekat bak mandi atau tempat wudlu, yang penting masih terdengar.....”Kata Ki Bijak sambil tersenyum

“Untuk apa ki.....?” Tanya Maula.

“Untuk menggerakan mental mekanik kita, kalau weaker-nya didekat bantal, begitu bel-nya berdering, dilangsung matikan lagi, tapi kalau letaknya agak jauh, minimal kita harus bangun dan melangkah, dan ketika kita sudah bergerak, lalu muka kita kena air, Insya Allah kantuknya akan hilang.....” Kata Ki Bijak.

“Waah, boleh juga nih Ki idenya..........” Kata Maula.

“Ya Nak Mas, sebenarnya tahajud bukanlah hal yang terlalu berat, jika kita bandingkan dengan keutamaan-keutamaan dibalik shalat tahajud itu, kita mungkin hanya perlu mengubah kebiasaan kita untuk tidur terlalu larut, kalau memang tidak ada hal yang sangat mendesak, untuk apa kita tidur larut, lalu bangun kesiangan, jangankan tahajud, shubuhpun kadang kita pukul 6.....”Kata Ki Bijak.

“Seharusnya kita malu pada ayam jantan Nak Mas.........” Kata Ki Bijak.

“Kenapa Ki.....?” Tanya Maula.

“Biasanya Ayam jantan mulai berkokok selepas tengah malam, aki juga tidak tahu kenapa demikian, aki hanya memaknai kokok ayam jantan itu sebagai tanda bahwa disana, diwaktu-waktu selepas tengah malam hingga menjelang shubuh, ada banyak keutamaan dan keberkahan yang Allah tawarkan kepada kita yang mau dan pandai memanfaatkannya..........” Kata Ki Bijak.

“Iya ya ki, ana tidak pernah kepikiran bahwa kokok ayam jantan itu antara pukul satu hingga menjelang shubuh, mungkin untuk mengingatkan tentang keutamaan sepertiga malam itu ya ki...........” Kata Maula

“Wallahu’alam Nak Mas, yang jelas banyak sekali hadits dan keterangan yang menyatakan keutamaan diantara waktu-waktu itu...........” Kata Ki Bijak.

“Apa saja ki keutamaannya.........?” Tanya Maula.

“Aki tidak akan menjawabnya sekarang, aki khawatir akan mengganggu niat dan keikhlasan Nak Mas dalam menjalankan sunah rasulnya, laksanakan saja tahajud dengan istiqomah, insya Allah Nak Mas akan menemukan janji Allah untuk menempatkan para ahli tahajud ketempat yang terpuji, sebagaimana firman-Nya;


79. Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.

“Ketika kita sudah menjadi ahli tahajud, Isnya Allah kita akan ditempatkan “ditempat terpuji” oleh Allah, maka tidak akan ada satu kekuatanpun yang akan mampu menghinakan kita, dan Allah tidak akan mengingkari janji-Nya.......’ Kata Ki Bijak.

“Ki, apa bedanya ahli tahajud dengan tukang tahajud....?” Tanya Maula.

“Seorang ahli tahajud adalah mereka yang mengiklaskan tahajudnya, dzikirnya, bacaan qur’annya, tafakurnya, semata demi memenuhi pengabdiannya kepada Allah dan demi melaksanakan sunah rasulnya, ia akan dengan sekuat tenaga berusaha untuk melaksakan shalat tahajud dengan istiqomah ....”

“Sementara tukang tahajud adalah mereka yang tahajudnya musiman, ia tiba-tiba menjadi rajin tahajud ketika ia sedang mengalami kesulitan, ketika ia sedang dilanda kefakiran, ketika ingin jabatan, tapi setelah kesulitannya diangkat Allah, kefakirannya diganti dengan kekayaan oleh Allah, kursi parlemennya sudah didapat, para tukang tahajud ini tidak akan istiqomah lagi untuk menjalankannya.......” Kata Ki Bijak.

“Seperti kuli gitu ya ki....?” Kata Maula.

“Seperti kuli Nak Mas...?” Tanya Ki Bijak.

“Ya, kebanyakan kulikan gitu ki, mereka pura-pura bekerja keras ketika diawasi mandornya atau ketika ingin lemburannya gede, tapi kalau mandornya tidak ada, ia bekerja ala kadarnya dan cenderung malas-malasan........” Kata Maula.

“Meski tidak semua kuli seperti itu, dan bahkan juga banyak mereka yang berdasi dan berjas memiliki mental seperti itu, aki setuju bahwa sikap ‘kuli’ yang rajin manakala ada pamrihnya, dan sikap malas ketika hajatnya sudah terpenuhi, adalah bukan sebuah sikap yang patut ditiru oleh kita.....” Kata Ki Bijak.

“Sudah masuk waktu shubuh Nak Mas, kita siap-siap kemasjid sekarang.....” Kata Ki Bijak, beranjak dari sajadahnya diikuti oleh Maula, mereka bersegera menuju masjid untuk menunaikan shalat shubuh berjamaah.

Wassalam

Agustus 13, 2007

No comments:

Post a Comment