Tuesday, August 14, 2007

YANG TERINDAH

“Ki, apa yang terindah dalam kehidupan kita........?” Tanya Maula, suatu saat pada Ki Bijak gurunya.

“Banyak Nak Mas, banyak hal indah yang bisa kita nikmati dalam kehidupan kita sebagai seorang muslim...........” Kata Ki Bijak.

“Hal apakah itu ki................?” Tanya Maula

“Dari sekian banyak keindahan dalam kehidupan kita, cinta Allah kepada kita adalah hal terindah yang sangat sulit untuk kita ungkapkan dengan bahasa apapun....” Kata Ki Bijak.

“Cinta Allah ki........?” Tanya Maula.

“Ketika kita tahu bahwa ada seseorang yang memperhatikan dan mencintai kita, maka perasaan kita akan berbunga-bunga indah, kita merasa menjadi ‘sesuatu’ yang sangat berharga dan bernilai, kita merasa ditempatkan ditaman surga karenanya........”

“Terlebih ketika kita tahu dan menyadari bahwa Allah sangat mencintai kita, bahwa kecintaan Allah kepada kita melebihi kecintaan apa dan siapapun, bahkan kasih sayang seorang ibupun, tak layak untuk dibandingkan dengan cinta Allah kepada kita...............”Kata Ki Bijak lagi.

“Kenapa kita ‘tidak bisa merasakan cinta Allah’ kepada kita ki...........” Kata Maula.

“Itu karena kita cenderung sombong, kita sering mengacuhkan cinta Allah kepada kita, kita lebih sering menyekutukan cinta Allah dengan kecintaan kita pada mahluk-Nya, kita sering mengabaikan cinta Allah dengan lebih mencintai dunia dan isinya, kita lebih sering berpaling dari cinta Allah demi memenuhi kecintaan kita pada harta, pada pangkat, pada jabatan dan pada hal-hal lain selainnya.......” Kata Ki Bijak.

“Dengan cinta-Nya, Allah menempatkan kita pada maqam tertinggi disisi-Nya dibanding semua mahluk-Nya”

“Dengan cinta-Nya, Allah menempatkan kita dimuka bumi, lengkap dengan segala fasilitas yang kita butuhkan.....”

“Dengan cinta-Nya, Allah menganugerahi kita dengan akal, dengan rasa, dengan fikir sebagai pelengkap fitrah kemanusiaan kita....”

“Dengan cinta-Nya, Allah mengutus Rasul-rasul-Nya untuk membimbing kita mengenal dan mencintai-Nya dengan tanpa menyekutukan-Nya dengan apapun....”

“Dengan cinta-Nya, Allah mengajari kita dengan ilmu yang kita tidak tahu sebelumnya........”

“Dan masih banyak lagi bukti-bukti kecintaan Allah kepada kita yang tidak mungkin kita hitung satu persatu.......” Kata Ki Bijak.

“Lalu apa balasan kita terhadap curahan cinta dan kasih sayang Allah kepada kita....” Kata Ki Bijak setengah bertanya.

Tanpa menunggu tanggapan Maula Ki Bijak meneruskan pituturnya.

“Kita justru membalas kemulian yang kita miliki dengan menghinakan diri kita sendiri menjadi sedemikian rendah, bahkan lebih rendah dari binatang sekalipun....”

“Kita justru membalas fasilitas yang diberikan Allah untuk kita dimuka bumi ini dengan merusaknya, memperkosa hak-hak alam dengan tidak mengenal batas dan perhitungan...”

“Kita justru menggunakan akal kita, fikiran kita, rasa kita untuk mempertanyakan segala kebijakan-Nya dengan semena-mena, akal kita lebih sering kita gunakan untuk tidak mempercayai siapa yang menciptakan akal kita, rasa kita lebih sering digunakan untuk menumbuhkan ‘kebencian’ terhadap kebenaran yang telah digariskan-Nya.......”

“Rasul-rasul-Nya kita perolok sedemikian rupa, ilmu yang diamanahkan kepada kita pun tidak lantas menuntun kita untuk semakin mengenal-Nya, justru lebih sering kita gunakan untuk mencari dalil untuk mengingkari wujud-Nya yang nyata-nyata adanya....” Kata Ki Bijak.

“Kita ini sering dhalim terhadap Allah, Nak Mas, kita meminta sesuatu kepada Allah dengan diiringi permintaan yang banyak, yang cepat dikabulkan, yang terbaik, tapi sekali lagi, kita kadang tidak berlaku patut dengan mengabaikan perintah-perintah-Nya...”

“Kita minta kepada Allah ‘Ya Allah, saya ingin cepat naik pangkat, ingin gaji besar’, tapi untuk shalat wajib pun kita masih malas-malasan.....”

“Kita minta kepada Allah ‘Ya Allah saya ingin harta yang berlimpah’, tapi untuk zakatpun kita masih sering ketinggalan...”

“Kita minta kepada Allah ‘ Ya Allah saya ingin ini dan itu’ tapi betapa banyak kita mengabaikan apa yang menjadi syarat terpenuhinya do’a dan permintaan kita.....” Kata Ki Bijak.

“Yang lebih ironi, ketika kita merasa telah berdo’a dan meminta kepada Allah, kemudian doa dan permintaan kita tidak diqabul oleh Allah menurut kita, kita lantas ‘menyalahkan’ Allah, yang tidak segera mendengar permohonan kita.....” Kata Ki Bijak lagi.

“Menurut Nak Mas, adil tidak kalau kita meminta kepada Allah yang banyak dan cepat, sementara kita sendiri lalai dalam menjalankan perintah-Nya...?” Tanya Ki Bijak.

Maula menggeleng, ia menyadari bahwa ucapan-ucapan ki Bijak benar adanya.

“Untuk dapat merasakan cinta Allah dengan sempurna, maka kitapun harus melembutkan hati kita, sehingga kita dapat merasakan dan meresapi, betapa Allah benar-benar mencintai kita dengan segala rahman dan rahim-Nya......”Sambung ki Bijak

“Selanjutnya, hal terindah dalam hidup kita adalah ketika kita bersyukur atas segala Nikmat Allah, tiada keindahan dalam menjalani kehidupan ini, kecuali kita dikarunia Allah kemampuan untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah limpahkan pada kita....”

“Ketika kita memiliki mobil mewah, rumah megah, uang milyaran rupiah, tanah dan kebunpun susah menghitungnya, tapi kita tidak dikarunia Allah kemampuan untuk bersyukur, percayalah, bahwa kita tidak akan dapat menikmati keindahan dari apa yang kita miliki itu....”

“Sebaliknya, dengan segala keterbatasann yang ada pada kita, mobil omprengan, rumah kontrakan, gajipun tak pernah ada kelebihan untuk ditabung, apalagi tanah dan kebun, tapi ketika dihati kita tertanam rasa syukur yang dalam kepada Allah swt, insya Allah, keindahan itu akan terlihat nyata dihadapan kita..”

“Hal ketiga adalah ketika kita dikarunia kesabaran oleh Allah untuk menjalani ujian yang diberikan-Nya, dan kesabaran dalam menjalankan segala perintah-Nya, kesabaran dalam menjauhi larangannya, adalah sebuah mutiara terindah yang akan menjadikan pemiliknya menjadi orang paling bahagia dalamkehidupannya.......”

“Hal keempat adalah ketika kita dikarunia sifat tawakal dan berserah diri kepada Allah, Nak Mas masih ingat firman Allah ;

3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

“Tak ada yang lebih indah daripada terpenuhinya kebutuhan kita yang dijamin oleh Allah yang Maha Kaya lagi Maha mencukupi....”

“Hal kelima adalah ketika kita dituntun oleh Allah untuk menjalankan segala perintah-Nya dan diberikan kekuatan untuk menjauhi segala larangan-Nya, misalnya dengan cara menempatkan kita pada lingkungan yang menunjang tumbuh kembangnya keimanan dan ibadah kita, misalnya lagi kita diberi oleh Allah waktu luang yang relatif banyak untuk menunaikan kehidupan kita, itu adalah sebuah keindahan dalam kehidupan kita yang tidak dimiliki oleh setiap orang, kecuali oleh mereka yang menyegerakan perintah Allah swt......”

Panjang lebar Ki Bijak menjelaskan hal-hal terindah dalam kehidupan ini, Maula dengan tekun menyimak kata demi kata yang keluar dari lisan bijak gurunya.

Lama Maula merenungi apa yang diajarkan gurunya, ia membandingkan kehidupannya yang sekarang, yang belum mencapai tingkatan kebahagiaan seperti yang barusan diterimanya, hatinya berguman lirih;

“ILAHI ANTA MAKSUDI, WARIDHAKA MATLUBI, ‘A TINII, MAHABBATAKA, WA MA’RIFATAKA”

“YA ALLAH, ENGKAU-LAH YANG HAMBA MAKSUD,RIDHA-MU YANG HAMBA HARAPKAN,BERI LAH HAMBA KEMAMPUAN,UNTUK DAPAT MENCINTAI DAN MAKRIFAT KEPADA-MU”

Wassalam

Agustus 14, 2007

No comments:

Post a Comment