Tuesday, April 10, 2007

BAHAYA LATEN “GHASWUL FIKR”

120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(Al Baqarah:120)

Ayat diatas adalah merupakan statement yang jelas dari Allah bahwa Yahudi dan Nasrani memang diciptakan Allah sebagai “musuh” bagi umat Islam.
Mungkin benar jika ada yang berpendapat bahwa memang dari “sononya” Yahudi & Nasrani merupakan bagian dari skenario Allah untuk menguji kita umat Islam, dan karenanya kita harus mengetahui strategi mereka dalam upayanya memalingkan kita dari agama yang kita anut, agar kita bisa selamat dari tipu daya mereka.

Salah satu cara Yahudi dan Nasrani untuk memalingkan kita dari ad-dinul haq adalah dengan Ghaswul Fikr.

Ghaswul berasal dari kata Ghuswah yang berarti Serangan, invasi atau serbuan, sementara Fikr adalah Pikiran atau pola pikir, dengan demikian Ghaswul Fikr biasa didefinisikan dengan Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak bisa lagi dibedakan antara Islam dan selainnya.

Sebelum kita beranjak kepada sasaran yang ingin mereka capai dengan program jahat mereka yang bernama Ghaswul fikr ini, ada baiknya kita melihat sejenak metode yang mereka gunakan dalam penyebaran Ghaswul Fikr ini, agar kita waspada.

Pertama mereka menggunakan metode yang disebut dengan Tasykik – Pendangkalan / Peragu-raguan, baik itu pendangkalan akidah, pendangkalan pemahaman hukum dan syariat serta pendangkalan pemahaman terhadap berbagai aktivitas ibadah umat Islam. Mereka menggunakan berbagai cara agar kedalaman akidah umat Islam tercemar, misalnya dengan membuat tuhan-tuhan tandingan seperti berhala yang bernama “harta & tahta” sehingga sebagian umat ini kemudian terjebak untuk mempertuhankan harta dan tahta, mereka memuja harta sedemikian rupa sehingga melalaikan mereka kepada siapa yang memberkan harta itu. Mereka, sebagian umat Islam juga banyak yang memuji-muji tahta, pangkat dan jabatan, sehingga mereka rela melakukan apa saja, bahkan dengan mengorbankan akidah sekalipun untuk mencapai suatu kedudukan yang mereka tuhankan.

Mereka juga beragumentasi dengan berbagai dalih untuk menyesatkan umat Islam tentang pemahaman syar’at yang benar. Jihad diidentikan dengan teroris, riba disamakan dengan jual beli, mengatasnamakan seni untuk mempertontonkan nafsu hewani, menjadikan tuntunan jadi tontonan, dan sebaliknya tontonan dan tuntunan, sehingga kemudian sebagian umat Islam merasa asing dengan syari’at Islam yang seharusnya mereka pegang teguh. Belum lama kita mendengar ada orang Islam yang memprotes diberlakukannya undang-undang yang bernafaskan syari;at Islam, aneh Bukan?

Sementara dalam bidang peribadatan, mereka juga memutar balik esensi ibadah sehingga menyimpang dari tujuan luhur yang terkandung didalamnya. Taubat hanya dijadikan seremonial semata, Shalat dipelintir sedemikian rupa, dengan mengulur waktu shalat dengan alasan kesibukan misalnya, bahkan zakat pun kata seorang yang dikenal sebagai cendekiawan muslim dianggap sudah tidak perlu, karena sudah ada pajak, dan masih banyak lagi tatanan syari’at yang diperkosa sedemikian rupa, sehingga tida nampak lagi keindahan dan keluhuran kandungannya.

Kedua, Ghaswul fikr mereka dengan menggunakan metode yang disebut dengan Tasywih – Pencemaran/Pelecehan. Belum lama berselang, kartun Nabi Besar Muhammad Saw beredar yang tujuannya tidak lain adalah pendiskreditan akan keagungan dan kebesaran perilaku nabi, sehingga diharapkan kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad akan luntur, yang pada stadium lanjut, mereka mengharapkan umat Islam ini meninggalkan sunnah-sunnahnya – Naudzubillah.

Masalah poligami nabi menjadi hal yang dibesar-besarkan dengan tujuan pencemaran nama baik dan lagi mereka ingin merubah pola pikir umat Islam bahwa apa yang dilakukan nabi Muhammad itu salah dan karenanya tidak perlu diikuti dan bahkan harus dihujat.
Al qur’an pun tak lepas dari pencemaran dan pelecehan. Kandungan sucinya dipelintir sedemikian rupa, sehingga umat Islam merasa kebingunan dan kehilangan pegangan, yang pada akhirnya mereka lari pada buku-buku filsafat barat, buku-buku humanisme katanya, dan masih banyak lagi penyerangan pola pikir yang mereka lakukan.

Ketiga, mereka menggunakan Tadhlil – penyesatan. Ini adalah langkah kelanjutan dari fase diatas, ketika umat Islam sudah mengalami pendangkalan akidah, pendangkalan pemahaman syari;at dan ibadahnya dan umat Islam sudah tidak lagi menemukan titik terang pada ajaran Islam yang sudah tercemari, maka mereka dengan cara apapun akan berusaha untuk membelokan dan menyesatkan kita dapat lembah kekufuran, Naudzubillah.

Umat Islam yang tidak lagi kokoh akidahnya, tidak lagi baik pemahaman syari’at dan ibadahnya, tidak lagi merasa bangga dengan keislamannya adalah sasaran empuk bagi program pemurtadan.

Betapa banyak sudah contoh yang kita temukan disekitar kita, umat Islam yang dengan mudah tergelincir pada jurang kemusyrikan. Bahkan yang lebih mengenaskan orang Islam yang terjebak pada pola pikir jahat ini bukan hanya dari kalangan awan, melainkan juga dari orang-orang yang secara umum dikategorikan orang yang berpengetahuan yang cukup luas bagi secara agama maupun pengetahuan umumnya.

Keempat, metode Ghaswul Fikr yang harus kita waspadai adalah Taghrib – Pembaratan. Rasanya tak perlu panjang lebar untuk mendefinisikan hal ini, karena kita akan dengan mudah menemukan contoh umat Islam yang menganut paham barat. Rambut muslimah yang harusnya tertutup rapat dengan jilbab, dicat sedemikian rupa, hanya karena ingin disebut gaul. Aurat muslimah yang harusnya tertutup rapih dengan busana muslimah, berganti You Can see ala barat, Al Qur’an yang harusnya jadi bacaan wajib bagi umat Islam bergeser dengan buku-buku karya barat yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan isinya. Politik umat Islam, hukum Islam, Budaya Islam, bahkan pola pikir Islam dibentuk sedemikian rupa agar menyerupai pemikiran barat, agar menyerupai budaya barat, agar menyerupai politik dan hukum barat, dan ini yang banyak tidak kita sadari.

Selain dengan pola serangan terhadap pemikiran seperti diatas, mereka juga membentuk sebuah paham Sekularisme, sebuah paham yang memisahkan agama dengan kehidupan masyarakat dan dari kehidupan bernegara. Sehingga dengan lantang mereka mengatakan bahwa negara tidak berhak mengatur kehidupan beragama seseorang dengan alasan hak azasi manusia.

Mereka juga mengeluarkan pendapat bahwa agama dan kehidupan agamis tidak perlu hidup ditengah lingkungan masyarakat modern, agama hanya urusan dengan tuhan dan tidak mempunyai relavansi dengan lingkungan dan manusia lainnya. Sehingga sebagian orang merasa berhak melakukan apapun terhadap sesamanya karena merasa mereka tidak akan dimintai pertanggung jawaban oleh tuhan.

Dan masih banyak lagi program-program yang mereka kedepankan dengan berbagai merek dan cara, mereka menggunakan media elektronik untuk menyebarkan propaganda mereka melalui tayangan-tanyangan yang sangat jauh dari kesan Islami.

Mereka juga mencetak berjuta-juta exemplar koran murah yang isinya penuh dengan darah dan fitnah terhadap Islam, koran yang isinya merusak tatanan nilai dan moral yang beradab, pembunuhan, pemerkosaan, korupsi, pembantaian dan lain sebagainya, yang secara tidak sadar akan menyerap dalam pola pikir sebagian masyarakat yang kemudian diadopsi menjadi sifat dan perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu apa pentingnya kita mengetahui Ghaswul Fikr ini?

Bagian terakhir dari ayat diatas “dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” seharusnya menyadarkan kita akan akibat yang ditimbulkan oleh fitnah yang bernama ghaswul fikr tersebut.

Sekali kita terjebak kedalam kubangan kekafiran, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagi kita, Naudzubillah. Kalau bukan Allah yang menolong kita, siapa lagi yang mampu menolong kita?

Kalau Allah sudah mengabaikan kita, siapa lagi yang akan peduli pada kita?

Kalau Allah sudah menyesatkan kita, siapa lagi yang akan memberi petunjuk kepada kita?

Kalau Allah sudah membelokan kita, siapa lagi yang mampu meluruskan kita?

Syarat untuk mendapat pertolongan dan perlindungan dari Allah adalah dengan cara . “Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". Dengan mengikuti petunjuk-Nya yang terangkum dalam risalah yang dibawa nabi-Nya, yaitu Al Qur’an dan Sunnah, lain tidak.

Lalu objek vital umat Islam yang menjadi sasaran penghancuran Yahudi dan Nasrani adalah;

217. Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah[134]. dan berbuat fitnah[135] lebih besar (dosanya) daripada membunuh. mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.(Al Baqarah:217)
73. Dan Sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang Telah kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentuah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia.(Al Isra’:73)

49. Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang Telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang Telah diturunkan Allah), Maka Ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.(Al Maidah:49)


8. Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".(Ash Shaf:8)

32. Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.(At Taubah:32)

Tujuan mereka adalah;

1. Mengembalikan umat Islam pada kekafiran – Islam datang untuk mengeluarkan kita dari gelap jahilayah pada terang benderangnya wahyu kebenaran, maka itu jagalah mutiara iman dengan segenap jiwa dan raga.

2. Membuat kebohongan terhadap Allah dengan mengatakan Allah beranak dan diperanakan, maka Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

3. Memalingkan umat Islam dari Al Qur’an, untuk itu waspadalah-waspadalah....tanamkan keyakinan kita bahwa Al Qur’an adalah kalamullah yang sempurna, yang jauh dari virus-virus pemalsuan, karenanya bacalah al qur’an, pahami kandungannya dan amalkan perintahnya.

4. Mereka hendak memadamkan cahaya Allah, meski ini tidak mungkin terjadi, Allah mensyaratkan adanya ikhtiar dan syari’at kita untuk tetap menyalakan cahaya ilahi didada kita, dikeluarga kita, dilingkungan kita dan dimasyarakat dan negara kita.

Ingat, kejahatan Ghaswul Fikr terjadi bukan hanya karena niat semata, tapi juga kadang kita yang memberi peluang hal itu terjadi pada kita.

Mari kita jaga diri dan keluarga kita dari serangan virus-virus pemurtadan dan Ghaswul Fikr yang menyesatkan.

Wassalam

April 10, 2007

No comments:

Post a Comment