“Meminjam istilah profesionalitas untuk seorang pekerja atau karyawan yang mensyaratkan Komitmen yang meliputi loyalitas, totalitas, semangat, pengabdian dan dedikasi, dan kompetensi – seperti skill individu, kemampuan berorganisasi, ketrampilan, kecakapan dan lainnya, seorang muslim yang baik harus memiliki nilai-nilai kompetensi dan komitment seperti tersebut diatas atau dengan kata lain sebagai muslimpun kita harus “professional”.
Paragraf diatas adalah kutipan dari artikel terdahulu yang berjudul “Menjadi Muslim Profesional”, bahwa seorang muslim yang profesional adalah mereka yang memiliki Kompetensi dan Komitmen.
Nilai-nilai kompetensi, seperti pengetahuan, wawasan, ketrampilan, skill, serta pemahaman, diberbagai perusahaan dihargai sedemikian tinggi, sehingga pada perusahaan tertentu kualitas kompetensi seseorang dijadikan tolok ukur bagi besarnya take homepay seorang karyawan.
Pun Demikian halnya dengan nilai komitment –kerajinan, loyalitas dan tanggung jawab, merupakan faktor yang sangat mempengaruhi baik buruknya appraisal seseorang.
Bagaimana dengan islam? Bagaimana “harga” sebuah profesionalitas keislaman seseorang?
Islam, sebagai satu-satunya agama yang diridhai Allah, memberikan apresiasi yang demikian tinggi bagi mereka yang memiliki kualitas komptensi keimanan dan keislaman yang baik, sebagaimana tercantum dalam beberapa ayat berikut;
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Mujadilah:11)
Iman, adalah nilai komitmen, karena keimanan mengandung nilai-nilai tanggung jawab keberagamaan, iman mengandung nilai loyalitas (penghambaan), iman mengandung nilai dedikasi (pengabdian), dan orang-orang yang beriman adalah mereka yang memiliki sebagian dari nilai profesionalitas seorang muslim.
Ilmu Pengetahuan, adalah nilai kompetensi, karena dalam ilmu pengetahuan tercakup ketrampilan, kecakapan, wawasan, pemahaman, serta kemampuan untuk beribadah secara baik dan benar, dan Orang-orang yang memiliki Ilmu pengetahuan adalah mereka yang memiliki sebagian lain dari nilai profesionalitas seorang muslim.
Maka orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan mendapatkan satu tingkat derajat yang lebih tinggi dari muslim amatir (*).
Apa itu muslim amatir?
Muslim yang KTP-nya doang, muslim karena faktor keturunan, muslim karena kebetulan berada dilingkungan yang mayoritas islam, muslim yang menjadi muslim karena ingin pangkat dan jabatan, muslim yang ikut-ikutan, muslim yang tidak bisa baca tulis al qur’an, muslim yang kemasjidnya mingguan, muslim yang sedekahnya musiman, muslim yang naik hajinya karena keterpaksaan.....dan masih banyak lagi ciri-ciri muslim amatir – (Baca artikel terdahulu – “Identitas”).
Jika Allah sudah meninggikan derajat seseorang disisi-Nya, maka tidak ada satu mahlukpun yang mampu merendahkanya, tidak ada satu kekuatanpun yang mampu menghinakannya, karena itu jadilah muslim profesional sejati.
Kemudian Allah memperjelas lagi bahwa seorang muslim profesional yang memiliki pengetahuan keislaman yang baik akan sangat berbeda dengan orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan;
9. (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Az-zumar:9)
Profesionalitas hanya mungkin terbentuk dengan perpaduan yang sempurna antara ilmu dan iman, karenanya, Allah memerintahkan kepada kita untuk memohon pada-Nya agar ditambahkan ilmu pengetahuan;
114. Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu[946], dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (Thaha:114)
Dalam versi lain, Pak Ustadz bertanya;
“Antum pilih mana, seandainya ditawarkan kepada antum tiga hal, yang pertama uang, yang kedua emas, dan yang ketiga Ilmu?”
“Pilih emas, Pak?” Jawab penulis
“Kenapa?” Tanya pak Ustadz lagi
“Emas kan mahal, ana bisa jual untuk mendapat uang, dan bisa menuntut ilmu, pak? Jawab penulis
“Kalau ana, pilih tiga-tiganya” Kelakar Pak Ustadz.
“Ketahuilah, uang adalah lambang dunia, emas adalah lambang kekuasaan, dan ilmu jauh lebih mulia dari pada keduanya, antum ingat dengan sabda Rasulullah yang menyatakan”barang siapa yang menghendaki dunia, ia harus berilmu, barang siapa yang menghendaki akhirat juga dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya juah dengan ilmu”, demikian tinggi derajat ilmu disisi Allah, jauh lebih tinggi nilainya dari sekedar uang atau emas sekalipun” Jelas pak Ustadz.
“Seperti yang ana bilang tadi, kalau mungkin, antum bisa miliki tiga-tiganya, tapi jika pilihan kita terbatas, maka pilihlah ilmu sebagai prioritas antum...”, Kata pak ustadz Bijak
Tantangan jaman kedepan semakin berat dan beragam, kita, rasanya tak mungkin lagi bisa bersikukuh untuk berlaku secara amatir saja dalam beragama. Jika kita masih bertahan pada keangkuhan kita bahwa agama hanya sebagai pelengkap saja dan karenanya tidak memerlukan sikap profesional, jangan salahkan jaman ketika suatu ketika kita akan terpojok dipinggir-pinggir panggung kehidupan, kita hanya akan bisa tergagap manakala perubahan dan godaan sedemikan cepat menghantam kita.
Sekali lagi, keimanan adalah tanggung jawab yang mengandung konsekuensi, keimaman adalah loyalitas, keimanan adalah dedikasi, keimanan adalah keikhlasan, sementara ilmu adalah kemudi yang akan mengarahkan kita untuk menjadi muslim profesional sejati.
Masih mau jadi muslim amatir? No way!
Salamun’qawlaminrabbikum, wahai para muslim wal muslimah profesional.
Wassalam
April 05, 2007
No comments:
Post a Comment