Thursday, April 12, 2007

STRES? DZIKRULLAH PENAWARNYA

28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar-rad:28)

Kehidupan “modern” dewasa ini telah melahirkan banyak sekali perubahan dalam perilaku kehidupan manusia, ada perubahan yang mengarah pada perbaikan, pun tak jarang perubahan yang terjadi justru menimbulkan berbagai ekses negatif pada sebagian orang.

Stress, menjadi “penyakit” yang banyak melanda masyarakat modern sekarang ini. Stres yang diakiabtkan himpitan ekonomi, stres yang diakibatkan oleh tingginya tensi persaingan, stres yang dipicu oleh pergerakan jaman yang demikian cepat, stress yang ditimbulkan oleh berbagai macam faktor, menjadi sesuatu yang “lumrah” kita temukan dewasa ini.

Bahkan dalam dekade terakhir faktor penyebab stres berkembang sedemikian cepat yang mengakibatkan jumlah penderita penyakit jenis ini bertambah dengan pesat pula.

Mulai dari berat badan yang kegemukan, menyebabkan orang stres bukan kepalang, kemudian mereka berusaha menurunkan berat badannya dengan minum jamu pelangsing atau diet ketat, yang pada sebagian orang justru mengakibatkan dampak yang jauh lebih buruk dari kegemukan itu sendiri.

Kurang berat badan, bagi sebagian orang juga merupakan sesuatu yang menjadi pemicu timbulnya stres, mereka berlomba mengkonsumsi berbagai obat untuk merangsang nafsu makan, dan lagi hal ini tidak menjamin bahwa upaya mereka akan menghilangkan stresnya.

Kurang tinggi badan, terlalu tinggi juga bagi beberapa orang membuat mereka sibuk bukan kepalang dan berusaha untuk “memperbaikinya” dan ini pun memicu stres.

Kulit hitam atau kecoklatan atau putih berlebihan, juga merupakan hal lain yang bagi sebagian orang dijadikan pemicu stres.

Kemiskinan menyebabkan orang stres, yang kemudian mendorong mereka melakukan hal-hal yang diluar kewajaran upaya dan usaha yang mesti dilakukan.

Kelebihan harta juga menimbulkan stres, takut jatuh miskin, takut dirampok, takut bangkrut dan lainnya yang kadang berlebihan dan tidak pada tempatnya.

Tidak memiliki pekerjaan stres, terlalu banyak kerja stes, belum lagi masalah anak, masalah keluarga, tetangga yang tidak beres, dan masih seabreg lagi faktor yang menyebabkan orang terjebak dalam kubangan stes.

Berbagai cara dilakukan orang untuk mengobati penyakit ini, ada yang pergi berlibur untuk menghilangkan stresnya, ada yang mengalihkannya dengan berbagai macam kesibukan, ada yang kedokter, ada yang ke psikiater, dan bahkan ada yang pergi kedukun segala untuk menyembuhkan penyakit stres ini.

Pergi berlibur untuk menghilangkan stres, hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kelebihan uang untuk biayanya, bagaimana mereka yang dilanda stres namun tidak memiliki kesanggupan untuk berlibur karena alasan biaya?

Mengalihkan perhatian pada hal dan kesibukan lain, mungkin bisa dilakukan, tapi tak ada jaminan bahwa kesibukan baru itu akan mampu mengobati stresnya, atau bahkan mungkin justru menambah stresnya.

Kedokter atau psikiater adalah sebuah langkah logis, tapi ini juga memerlukan biaya yang tidak sedikit dan waktu khusus untuk melakukannya.

Adalah sebuah kebodohan yang nyata kalau ada orang yang pergi kedukun untuk menyembuhkan stres yang dialaminya, lalu bagaimana kiat Islam menanggulangi masalah ini.
Agar kita lebih mudah menemukan obat bagi stres kita, ada baiknya kita mengetahui terlebih dulu hal ikhwal atau akar masalah yang menyebabkan timbulnya berbagai faktor penyebab stres tersebut.

Minimnya Iman dan Rasa syukur kita kepada Allah swt adalah penyebab dari segala faktor yang menyebabkan sebagian kita terkungkung dengan stres.

Entah mana yang lebih dulu diantara keduanya, yang jelas, keimanan seseorang yang lemah akan menyebabkan seseorang dengan mudah terpelanting oleh sifat kufur nikmat, atau sebaliknya, sifat kufur merupakan virus-virus yang akan menggerogoti keimanan seseorang.

Seperti uraian diatas, kegemukan yang tidak disikapi dengan keimanan yang benar, melahirkan rasa frustasi, kenapa saya gembrot, kekurusan yang tidak disikapi dengan keimanan yang benar menjadikan sebagian orang minder, terlalu tinggi, terlalu pendek, kulit hitam, yang tidak disikapi secara benar akan melahirkan sifat kufur kepada nikmat Allah Swt.

Kita diciptakan Allah sudah dalam keadaan built-up, kita tidak pesan, baik itu kita gendut, kurus, tinggi atau pendek, putih atau hitam kulit kita, kita tidak bisa memilih, jadi untuk apa kita menghabiskan waktu dan sebagian besar energi kita, bahkan pada stadium tertentu menjadikan kita kufur kepada nikmat Allah terhadapa sesuatu yang memang sudah terjadi dan diluar jangkauan kemampuan kita?

Nikmati saja, kalau kita gemuk atau kurus , mintalah kepada Allah agar kegemukan atau kurangnya berat badan kita menjadi berkah bagi kita, bukankah banyak orang yang justru dengan kegemukan atau kurus badannya ia mendapatkan berbagai macam keuntungan?
Kalau kita pendek atau terlalu tinggi, nikmati saja, end toh itu bukan merupakan penghalang bagi berlimpahnya nikmat Allah bagi mereka yang mau mensyukurinya.

Ingat nilai kita dimata Allah bukan karena kita tampan rupawan, bukan karena kita cantik jelita, bukan karena tinggi dan pendeknya ukuran tubuh kita, bukan, tapi nilai kita dimata Allah adalah kadar ketaqwaan kita sebagaimana tercantum pada ayat berikut,


13. Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dan ini yang harusnya kita perjuangkan untuk senantiasa terus memperbaikinya; jangan sampai kesibukan kita memikirkan penampilan lahiriah kita justru akan melalaikan kita terhadap upaya perbaikan ketaqwaan kita kepada Allah swt;

Kemiskinan, yang disikapi secara benar, juga tidak seharusnya menjadikan kita stres, karena kemiskinan adalah sebentuk batu asah untuk menguji kadar kesabaran kita, barang siapa yang sabar akan ujian Allah maka ia memiliki maqam yang demikian mulia disisi Allah;

153. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(Al Baqarah:153)

pun demikian halnya dengan kekayaan yang kita miliki, juga merupakan sebuah kikir pengasah nilai syukur kita, yang jika kita lulus, maka jaminan Allah terhadap bertambahnya nikmat atas syukur kita;

7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Ibrahim:7)

Sehingga dalam sebuah hadits, Baginda Rasul menyatakan;

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin, setiap keadaanya (akan mendatangkan) kebaikan, jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya, jika mendapatkan musibah, ia bersabar, maka itu baik baginya (HR.Muslim)”

Jadi kenapa kita mesti Stres?Jika kita miskin kemudian kita sabar, maka kita mendapatkan tempat tersendiri disisi Allah?

Jadi kenapa kita mesti Stres? Jika dengan kekayaan yang kita syukuri nikmat kita akan ditambah oleh Allah?

Renungkan kembali sejenak, apa untungnya kita stress yang berlebihan karena hal-hal yang kadang tidak rasional, bukankah kita selama ini mengklaim segala sesuatunya harus masuk rasio, harus masuk logika, (shalat dan gerakannya harus masuk akan dan rasional, puasa pun demikian, bahkan keberadaan Allah-pun bagi orang-orang tertentu harus masuk logika dan rasio mereka) tapi justru kadang dalam hal-hal yang mudah saja kita tidak bisa pakai logika dan rasio kita dengan benar.

Perbaharui Iman dan Syukur kita kepada Allah swt, Insya Allah stres tak lagi melanda.
Ayat diatas juga dengan gamblang menyatakan bahwa kita bahwa kita tidak perlu jauh-jauh pergi berlibur dan mengeluarkan sejumlah uang untuk mengeluarkan kita dari kungkungan stres, cukup dengan mengingat Allah, dengan berdzikir.

Kita juga tak perlu membebani kehidupan kita dengan serangkaian kegiatan lain ditengah rutinitas kita untuk menghilangkan stres, cukup dengan berdzikir kepada Allah, Insya Allah stres kita akan teratasi.

Kita juga mungkin bisa menghemat uang konsultasi kedokter atau ke psikiater untuk mengobati stres kita, kita cukup dzikrullah.

Kita juga akan aman dari tipu daya setan yang sangat mungkin terjadi ketika kita mengadukan perihal masalah stres kita pada pihak yang tidak tepat (dukun-pen), Dzikir saja kepada Allah, Insya Allah stres kita akan tertanggulangi.

Dzikrullah adalah pilihan terbaik bagi siapapun yang ingin hidupnya lepas dari bayang-bayang stres, tidak dipungut biaya apapun, bisa dilakukakan kapanpun dan yang terpenting mendapat jaminan dari Allah Swt, bahwa , Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Secara etimologi bahasa Arab, zikir diambil dari kata "dzakara-yadzkuru-dzikrân" yang berarti "mengingat".

Ada banyak ayat dalam al qur’an yang memerintahkan kita untuk senantiasa berdzikir mengingat Allah;

41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (Al Ahzab:41)

205. Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.(Al A’raf:205)

14. Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku, Maka sembahlah Aku dan Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran:193)

103. Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Allah telah memberikan karunia-Nya kepada kita berupa obat penentram hati atau oabt stress, sekarang mujarab tidaknya obat tersebut adalah berbanding lurus dengan tingkat keimanan dan rasa syukur kita kepada Allah Swt.

Mari kita niatkan lillahita’ala, “hidup sehat tanpa Stres”

Wassalam

April 12, 2007

No comments:

Post a Comment