Tuesday, April 24, 2007

AN-NISSA

“Allahuma inni’audzubika minfitnatinnisaa, Allahuma inni’audzubika minfitnatinnisaa...............”
Do’a diatas adalah do’a yang dibaca Pak Ustadz dalam penutupan acara musyarawah Dewan kemakmuran Masjid Jami’atul Khoiri semalam, dan do’a ini, “Ya Allah sesungguhnya hamba berlindung kepada-Mu dari fitnah (Cobaan) dari wanita” adalah do’a yang agak lain, karena yang lazim kita memohon perlindungan dari Allah atas godaan syaitan atau rasa khawatir yang berlebihan, lalu adakah yang kita bisa ambil dari do’a yang dibaca Pak Ustadz tadi?

Wanita adalah sesosok mahluk unik, karena dibalik kelembutan dan gemulainya, tersimpan kekuatan yang luar biasa, salah satunya adalah wanita melahirkan bayi dari rahimnya, pun banyak cerita dan sejarah yang mencatat betapa wanita memiliki peran dan pengaruh besar dalam kehidupan seseorang atau bahkan kehidupan sebuah bangsa.

Wanita secara kodrati diciptakan dari tulang rusuk pria, dan dari sinilah konon terdapat simbol dan makna yang terkait dengan fungsi, peran dan keberadaan wanita sebagai pendamping pria.
Kenapa Allah menciptakan wanita dari tulang rusuk? Bukan dari tulang tangan atau tulang kaki misalnya?

Tulang rusuk berada diantara kedua tangan, yang kata sebuah artikel melambangkan bahwa wanita adalah sesosok mahluk yang harus “dilindungi” dengan tangan kita, kaum pria.

Dan karena tercipta dari tulang rusuk yang bengkok inilah kita, harus berhati-hati dalam memperlakukan wanita, karena jika kita terlalu keras meluruskan tulang rusuk yang bengkok ini (wanita), maka ia sangat rentan untuk patah atau rusak. Sebaliknya ketika kita terlalu lemah, maka tulang rusuk yang bengkok ini akan selamanya bengkok, maka diperlukan kearifan dan kebijaksanaan yang lebih untuk menjadikan tulang rusuk yang bengkok ini tidak patah sekaligus dapat berjalan pada rel yang benar.

Dibalik bengkoknya, tulang rusuk memiliki peran yang sangat besar bagi kita, yakni melindungi hati kita dari benturan benda keras secara langsung, dan itulah peran seorang wanita, ia, istri-istri kita adalah “pelindung” perasaan kita ketika kita kesal dikantor misalnya, dengan keramahan dan cinta, istri-istri kita akan mampu meredakan emosi kita.

Kemudian tulang rusuk berada diatas tulang selangka, yang menyimbolkan bahwa wanita adalah sawah dan ladang kita untuk melahirkan generasi berikutnya, bukan untuk menjadi budak nafsu semata.

Lalu kenapa tulang rusuk dan bukan tulang kaki? Karena wanita adalah sosok mulia yang tidak layak “diinjak-injak” kehormatan, harga diri dan perasaannya, maka pantaslah ia, wanita diciptakan Allah dari tulang rusuk, bukan dari tulang lainnya.

Lalu kaitannya dengan do’a diatas apa?

14. Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu[1479] Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[1479] Maksudnya: kadang-kadang isteri atau anak dapat menjerumuskan suami atau ayahnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama.

“Sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu” - Ada banyak catatan sejarah betapa wanita mampu memberikan warna terhadap perilaku dan perjalanan hidup suaminya.

Ada banyak kisah dan cerita bagaimana peran seorang wanita dari balik layar kehidupan sang suami, mampu mengubah peran yang tengah dilakonkan sang suami.

Ketika Iblis menggoda Nabi Adam, iblis tidak berhasil merayu dan menggoda Nabi Adam untuk memakan buah terlarang itu, tapi kemudian ketika Iblis mendatangi dan merayu Siti Hawa, konon Siti Hawa terbujuk oleh rayuan setan dan kemudian Siti Hawa-lah yang membujuk Nabi Adam untuk mengambilkan buah khuldi untuknya, dengan rasa cinta dan sayangnya, Nabi Adam kemudian menuruti permintaan Siti Hawa, maka jadilah mereka berdua jatuh kedalam bujuk rayu setan, sehingga mereka berdua dikeluarkan dari Surga oleh Allah Swt.

Kemudian Al qur’an juga menyinggung bagaimana istri Nabi Luth “termasuk orang-orang yang tertinggal”, termasuk diantara penduduk Madyan yang dibinasakan oleh Allah, sekalipun ia istri seorang Nabi.

Sebaliknya, seorang Siti Khadijah, istri pertama Baginda Rasul, adalah sesosok wanita yang mampu menjadi “pelindung” ketika Nabi menjalankan tugas kerasulannya. Satu kisah yang sering kita dengar adalah bagaimana Siti Khadijah menjadi orang pertama yang meyakini kerasulan Nabi ketika nabi menceritakan apa yang dialaminya di Gua Hira, ia mampu menenangkan dan meyakinkan Nabi akan wahyu nubuahnya.

Lalu bagaimana kita bisa membentuk sosok-sosok wanita seperti Siti Aisyah yang cantik dan luhur budi atau seperti Siti Khadijah yang kaya lagi penuh cinta kasih?

34. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka)[290]. wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[291], Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya[292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. (An nissa:34)

[289] Maksudnya: tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.

[290] Maksudnya: Allah Telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan baik.

[291] Nusyuz: yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.

[292] Maksudnya: untuk memberi pelajaran kepada isteri yang dikhawatirkan pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. bila cara pertama Telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan seterusnya.

Setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya, ada setiap suami adalah pemimpin bagi keluarganya, bagi anak dan istrinya, sebaik-baik pemimpin adalah mereka yang mereka yang memiliki STAF.
S berarti Shidiq – Jujur, seorang suami, yang notabene adalah pemimpin dalam keluarganya, harus memiliki sifat jujur dalam mengarahkan roda kehidupan keluarganya. Kejujuran yang disemai seorang pemimpin, merupakan benih yang sangat bagus bagi lahirnya sebuah kelaurga yang sakinah, mawadah warahmah.

Sebaliknya seorang pemimpin yang tidak jujur, maka sebenarnya ia tengah menanam bom waktu yang setiap saat akan meledak dan menghancurkan tatanan bahtera rumah tangga yang dipimpinya.

T Berarti Tabligh- terbuka, bahasa sekarang transparan, tidak ada hal yang disembunyikan yang akan merugikan suatu pihak. Keterbukaan, baik kala susah ataupun kala senang, konon merupakan sebuah resep mujarab bagi kelanggengan tatanan kehidupan rumah tangga yang dibangun untuk mencapai ridha Allah swt.

A Berarti Amanah – dapat dipercaya. Ketika sang suami pergi keluar rumah untuk mencari nafkah bagi keluarganya, maka artinya sang suami dibekali oleh istrinya dengan sebuah kepercayaan bahwa suaminya benar-benar akan melakukan sebuah kewajiban suci untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

F Berarti Fathonah – Pintar, Smart – seorang suami adalah sosok teladan yang akan dijadikan panutan oleh anak istrinya, karena bagi mereka, suami dan ayah adalah seorang super hero yang mampu memberikan rasa nyaman bagi keluarganya.

Lalu bagaimana kalau ada seorang ayah atau seorang suami yang tidak bisa baca tulis al qur’an? Bagaimana ia akan mengajari anak-istrinya membaca Al qur’an?

Lalu bagaimana kalau ada seorang ayah atau seorang suami yang tidak bisa do’a sembahyang? Sementara sembahyang adalah merupakan tiang bagi kokohnya nilai-nilai agama dalam kehidupan keluarganya?

Suami, sekali lagi bertanggung jawab secara penuh terhadap surga dan neraka keluarganya;

6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At Tahrim:6)

Menjadi seorang suami yang memiliki semua syarat diatas memang sulit dan butuh pengorbanan, tapi itu akan jauh lebih baik daripada kita menjadi korban fitnah (cobaan) istri-istri kita karena ketidakmampuan kita untuk mendidik mereka.

Wassalam

April 23, 2007

No comments:

Post a Comment