“Assalamu’alaikum........” Ki Bijak uluk salam dari luar pagar rumah muridnya, Maula, Beliau memang senantiasa mengunjungi rumah muridnya tersebut, kalau beberapa hari saja Maula tidak ke pondoknya.
“Walaikumusalam warahmatullahiwabarakatuhu..........” Jawab Maula, ia segera bergegas menuju arah suara.
“Ki, masuk ki...” Kata Muala sambil menjabat tangan gurunya.
Setelah duduk sebentar, kedua orang guru dan muridnya itu terlibat diskusi hangat.
“Nak Mas, kemana lemari yang satunya....? Tanya Ki Bijak, karena memang lemari buku yang dulu terletak diruang tamu, sekarang tidak nampak lagi diruangan tersebut.
“Iya Ki, kemarin dijual.....” Kata Maula
“Kenapa Nak Mas...? Tanya Ki Bijak.
“Selain ruangannya sempit, ana juga perlu uang ketika itu Ki.....” Kata Maula
“Ki, boleh tidak kalau ana mempuyai keinginan untuk mendapatkan penghasilan lebih dan membangun rumah agar lebih luas ki......” Tanya Maula sedikit ragu.
Ki Bijak tersenyum, “Boleh, Nak Mas...., kalau memang itu memungkinkan, tapi ada beberapa hal yang perlu Nak Mas ingat selalu bahwa kekayaan yang hakiki adalah sifat Qanaah dan sebaik-baik rumah adalah hati yang senantiasa berhias dzikirullah......” Kata Ki Bijak.
“Nak Mas masih ingat dengan sebuah hadits "Seandainya anak Adam itu diberi dua lembah dari emas, pasti ia akan meminta lembah yang ketiga. Tidak ada yang bisa menutup ketamakan manusia kecuali tanah (mati dikubur tanah)’, banyak sudah contoh orang yang diperbudak hawa nafsunya untuk mengumpulkan harta, sehingga kerap mereka mengorbankan waktunya untuk Allah untuk memenuhi ambisi, padahal itu sebuah kesalahan besar…..", Kata Ki Bijak.
“Nak Mas juga masih ingat dengan sebuah haduts dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda : " Sesungguhnya Allah SWT berfirman : "Wahai anak Adam, beribadahlah sepenuhnya kepada-KU, niscaya AKU penuhi hatimu dengan Kekayaan dan AKU penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya AKU penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak AKU penuhi kebutuhanmu. ", Kata Ki Bijak
“Berhati-hatilah jika keinginan kita untuk mendapatkan tambahan penghasilan, justru melalaikan ibadah kita kepada Allah, dan seperti hadits qudsi diatas, barang siapa yang lalai atau tidak beribadah sepenuhnya kepada Allah, maka bukan pendapatan tambahan yang akan kita dapatkan, tapi justru tangan kita akan dibebani dengan kesibukan, sementara kebutuhan kita malah tidak terpenuhi, betapa ruginya kalau kita berbuat demikian……….” Kata Ki Bijak.
“Sebaliknya, jika kita memiliki sifat Qanaah, senantiasa merasa cukup dengan pemberian Allah, dan meluangkan waktu kita sebanyak dan sebaik mungkin untuk beribadah kepada Allah, niscaya hati kita akan dipenuhi dengan kekayaan dan kebutuhan kitapun dijamin oleh Allah swt, Nak Mas mau seperti itu.......” Tanya Ki Bijak.
“Iya Ki, semoga ana bisa senantiasa menjaga keistiqomahan dalam beribadah seperti yang selalu aki ajarakan kepada ana...............” Kata Maula.
“Semoga ya Nak Mas.....” Kata Ki Bijak.
“Lalu keinginan Nak Mas untuk memperluas rumah ini, juga bukan merupakan sebuah kesalahan, aki akan senang jika Nak Mas bisa hidup layak dirumah yang nyaman dan asri serta luas, tapi sekali lagi ada yang jauh lebih penting dan harus Nak Mas prioritaskan......” Kata Ki Bijak.
“Apa itu Ki.....? Tanya Maula.
“Selama Nak Mas menabung uang untuk memperbaiki rumah ini, jangan lupa Nak Mas memperbaiki “rumah hakiki” Nak Mas, yaitu Hati......” Kata Ki Bijak.
“Hati kita ini adalah tempat tersimpannya iman, cinta, syukur, rasa kehambaan dan keyakinan, seluas apapun rumah kita, semewah apapun tempat tinggal kita, jika hati kita jauh dari nilai-nilai ilahiyah, jauh dari sifat qana’ah, niscaya kita akan tetap merasa sesak ditengah rumah yang lapang.............”
“Sebaliknya, hati yang senantiasa berdzikir, hati yang dipenuhi rasa syukur, hati yang selalu menghamba kepada Allah dan berhiaskan iman yang kokoh, jangankan tinggal dirumah mewah dan megah, dipondok bambu sekalipun, ia akan tetap merasa senang dan lapang...........” Kata Ki Bijak.
“Maka dari itu, perluas hati Nak Mas dengan rasa syukur, pagari dengan keimanan, dan percantik dengan amal shaleh dan dzikir......” Kata Ki Bijak lagi.
“Kapan Nak Mas berencana membangun rumah ini.......” Tanya Ki Bijak.
“Belum tahu ki, insya allah beberapa tahun kedepan......” Kata Maula.
“Ya Nak Mas, aki juga selalu berdo’a semoga Nak Mas dikarunia rezeki yang banyak dan berkah, agar Nak Mas bisa berbagi dengan orang-orang yang memang membutuhkan uluran tangan kita......” Kata Ki Bijak.
“Amiiiin........” Maula mengamini do’a gurunya.
Wassalam
July 10, 2007
“Walaikumusalam warahmatullahiwabarakatuhu..........” Jawab Maula, ia segera bergegas menuju arah suara.
“Ki, masuk ki...” Kata Muala sambil menjabat tangan gurunya.
Setelah duduk sebentar, kedua orang guru dan muridnya itu terlibat diskusi hangat.
“Nak Mas, kemana lemari yang satunya....? Tanya Ki Bijak, karena memang lemari buku yang dulu terletak diruang tamu, sekarang tidak nampak lagi diruangan tersebut.
“Iya Ki, kemarin dijual.....” Kata Maula
“Kenapa Nak Mas...? Tanya Ki Bijak.
“Selain ruangannya sempit, ana juga perlu uang ketika itu Ki.....” Kata Maula
“Ki, boleh tidak kalau ana mempuyai keinginan untuk mendapatkan penghasilan lebih dan membangun rumah agar lebih luas ki......” Tanya Maula sedikit ragu.
Ki Bijak tersenyum, “Boleh, Nak Mas...., kalau memang itu memungkinkan, tapi ada beberapa hal yang perlu Nak Mas ingat selalu bahwa kekayaan yang hakiki adalah sifat Qanaah dan sebaik-baik rumah adalah hati yang senantiasa berhias dzikirullah......” Kata Ki Bijak.
“Nak Mas masih ingat dengan sebuah hadits "Seandainya anak Adam itu diberi dua lembah dari emas, pasti ia akan meminta lembah yang ketiga. Tidak ada yang bisa menutup ketamakan manusia kecuali tanah (mati dikubur tanah)’, banyak sudah contoh orang yang diperbudak hawa nafsunya untuk mengumpulkan harta, sehingga kerap mereka mengorbankan waktunya untuk Allah untuk memenuhi ambisi, padahal itu sebuah kesalahan besar…..", Kata Ki Bijak.
“Nak Mas juga masih ingat dengan sebuah haduts dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda : " Sesungguhnya Allah SWT berfirman : "Wahai anak Adam, beribadahlah sepenuhnya kepada-KU, niscaya AKU penuhi hatimu dengan Kekayaan dan AKU penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya AKU penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak AKU penuhi kebutuhanmu. ", Kata Ki Bijak
“Berhati-hatilah jika keinginan kita untuk mendapatkan tambahan penghasilan, justru melalaikan ibadah kita kepada Allah, dan seperti hadits qudsi diatas, barang siapa yang lalai atau tidak beribadah sepenuhnya kepada Allah, maka bukan pendapatan tambahan yang akan kita dapatkan, tapi justru tangan kita akan dibebani dengan kesibukan, sementara kebutuhan kita malah tidak terpenuhi, betapa ruginya kalau kita berbuat demikian……….” Kata Ki Bijak.
“Sebaliknya, jika kita memiliki sifat Qanaah, senantiasa merasa cukup dengan pemberian Allah, dan meluangkan waktu kita sebanyak dan sebaik mungkin untuk beribadah kepada Allah, niscaya hati kita akan dipenuhi dengan kekayaan dan kebutuhan kitapun dijamin oleh Allah swt, Nak Mas mau seperti itu.......” Tanya Ki Bijak.
“Iya Ki, semoga ana bisa senantiasa menjaga keistiqomahan dalam beribadah seperti yang selalu aki ajarakan kepada ana...............” Kata Maula.
“Semoga ya Nak Mas.....” Kata Ki Bijak.
“Lalu keinginan Nak Mas untuk memperluas rumah ini, juga bukan merupakan sebuah kesalahan, aki akan senang jika Nak Mas bisa hidup layak dirumah yang nyaman dan asri serta luas, tapi sekali lagi ada yang jauh lebih penting dan harus Nak Mas prioritaskan......” Kata Ki Bijak.
“Apa itu Ki.....? Tanya Maula.
“Selama Nak Mas menabung uang untuk memperbaiki rumah ini, jangan lupa Nak Mas memperbaiki “rumah hakiki” Nak Mas, yaitu Hati......” Kata Ki Bijak.
“Hati kita ini adalah tempat tersimpannya iman, cinta, syukur, rasa kehambaan dan keyakinan, seluas apapun rumah kita, semewah apapun tempat tinggal kita, jika hati kita jauh dari nilai-nilai ilahiyah, jauh dari sifat qana’ah, niscaya kita akan tetap merasa sesak ditengah rumah yang lapang.............”
“Sebaliknya, hati yang senantiasa berdzikir, hati yang dipenuhi rasa syukur, hati yang selalu menghamba kepada Allah dan berhiaskan iman yang kokoh, jangankan tinggal dirumah mewah dan megah, dipondok bambu sekalipun, ia akan tetap merasa senang dan lapang...........” Kata Ki Bijak.
“Maka dari itu, perluas hati Nak Mas dengan rasa syukur, pagari dengan keimanan, dan percantik dengan amal shaleh dan dzikir......” Kata Ki Bijak lagi.
“Kapan Nak Mas berencana membangun rumah ini.......” Tanya Ki Bijak.
“Belum tahu ki, insya allah beberapa tahun kedepan......” Kata Maula.
“Ya Nak Mas, aki juga selalu berdo’a semoga Nak Mas dikarunia rezeki yang banyak dan berkah, agar Nak Mas bisa berbagi dengan orang-orang yang memang membutuhkan uluran tangan kita......” Kata Ki Bijak.
“Amiiiin........” Maula mengamini do’a gurunya.
Wassalam
July 10, 2007
No comments:
Post a Comment