Thursday, June 21, 2007

BAGAIMANA KHABARMU HARI INI?


“Bagaimana khabar kalian hari ini?” Tanya Baginda Rasul, pada sekumpulan sahabat yang tengah duduk-duduk dimasjid.

“Baik Ya Rasul” Jawab para sahabat.

“Bagaimana khabar kalian hari ini?” Baginda Rasul mengulangi pertanyaanya.

“Baik Ya Rasul”
Jawab para sahabat lagi.

“Bagaimana khabar kalian hari ini?” Baginda Rasul mengulangi pertanyaanya untuk kali ketiga.

“Alhamdulillah, kami hari ini dalam keadaan beriman ya Rasul”
Jawab salah seorang sahabat.

Rasul tersenyum, “Bagaimana kalian mengatakan kalian dalam keadaan beriman? Tanya Rasul lagi.

“Kami beriman dengan senantiasa mensyukuri nikmat Allah, senantiasa sabar atas ujian-Nya dan selalu ridha atas takdir-Nya” Jawab salah seorang sahabat.

Apa yang menarik dari uraina diatas?

Jawaban terakhir dari salah seorang sahabat ketika ditanya Bagaimana keadanmu hari ini, dan kemudian dijawab “Kami beriman dengan senantiasa mensyukuri nikmat Allah, senantiasa sabar atas ujian-Nya dan selalu ridha atas takdir-Nya” inilah yang menjadi sesuatu yang sangat menarik bagi kita

Biasanya, kebanyakan kita akan merasa dalam keadaan baik, apabila hari ini kita memiliki banyak uang, memiliki persediaan makanan yang cukup dan memiliki kecukupan dalam hal-hal yang bersifat materi, dan sebaliknya, kita akan merasa tidak baik apabila unsur material kita sedikit, meskipun kita sehat, meskipun kita memiliki berbagai nikmat dari Allah swt yang tak terhitung jumlahnta.

Selama ini kita mengaku sebagai seorang mukmin, sebagai seorang yang beriman, dan mari kita berkaca pada jawaban sahabat diatas, bahwa orang yang beriman adalah orang yang senantiasa mensyukuri nikmat Allah, bersabar atas ujian-Nya dan Ridha atas takdir-Nya, sudahkah itu ada pada kita hari ini?

Dalam sebuah hadits qudsi Allah menyatakan “barang siapa yang tidak mensyukuri nikmat-Ku, tidak sabar atas ujian-Ku dan tidak ridha atas takdir-Ku, maka silahkan cari tuhan selain Aku dan pergi dari kolong langit-Ku”.

Kemana kita akan mencari tuhan selain Allah? Sementara kita tahu dan yakin bahwa tidak ada ilah lain selain Allah yang telah menciptakan kita, menciptkan bumi dan langit, menciptakan matahari dan rembulan, mempergiliran malam dan siang, mengganti kemarau dan penghujan, memberi kita rezeki, Dia yang menghidupkan dan mematikan kita untuk kemudian mematikan dan menghidupkan kita lagi, jadi kepada siapa kita harus bertuhan, selain kepada Allah?
.
Kemana kita akan pergi dari kolong langit Allah? Keutara kita menuju, disana juga bumi Allah, keselatan kita mengarah, disana juga bumi Allah, kebarat kita beranjak disana juga bumi Allah, ketimur kita melangkah, disana juga bumi Allah, jadi kemana kita akan pergi?

Jika kita menghitung nikmat Allah, niscaya kita tidak akan mampu;

18. Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(An Nahl:18)


Apalagi kita harus membayarnya, dengan apa kita bisa membayar nikmat Allah tersebut?

Nikmat mata kita berkejap, nikmat kantuk kita, nikmat udara yang kita hirup sebagai nafas kita, tidak akan terbayar dengan apapun, bahkan seandainya kita memiliki seluruh dunia dan isinyapun, niscaya kita tidak akan mampu membayar nikmat Allah yang tidak terhingga tersebut.

Lalu apa yang Allah kehendaki dari kita atas nikmat-nikmat-Nya?

Bersyukur, itu saja...........syukur yang sebenar-benarnya, bukan sekedar mengucap hamdalah, tapi dibuktikan dengan amal perbuatan.

Syukur kita atas nikmat sehat yang Allah berikan, selian berucap Alhamdulillah, kitapun harus menggunakan sehat kita untuk melakukan hal-hal yang dikehendaki oleh sang pemberi nikmat sehat itu.

Syukur kita atas nikmat rupiah yang kita dapat, selain berucap Alhamdulillah, kitapun harus menafkahkan sebagian rezeki kita dijalan yang dikehendaki Allah, sekali lagi “sebagian kecil saja” bahkan, zakat hanya 2,5%, infaqpun seikhlasnya, lalu apa yang membertakan kita?

Syukur kita atas ilmu yang diamanahkan kepada kita, tentu dengan Alhamdulillah, disamping kewajiban kita untuk mengamalkan ilmu yang Allah karuniakan kepada kita untuk kemudian kita teruskan pada orang lain.,

Syukur kita atas pangkat dan jabatan yang kita sandang, Alhamdulillah, selain juga kita berkewajiban untuk menggunakan pangkat, jabatan dan wewenang yang kita miliki sesuai dengan kehendak-Nya.

Syukur kita atas kesempurnaan jasmani kita, Alhamdulillah, tentu dengan memanfaatkannya untuk hal-hal yang dikehendaki-Nya.

Lalu bagaimana dengan sabar kita atas ujian-Nya?

155. Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(al Baqarah:155)

Adalah sebuah sunnatullah bahwa setiap kita akan “diuji” oleh Allah sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan dengan rahmat-Nya yang demikian luas, Allah memberikan jawaban atas ujian yang tengah kita hadapi yaitu dengan mengembalikan semuanya kepada Allah;

156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101].(Al Baqarah;156)

[101] artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. kalimat Ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.

Serta dengan menggunakan fasilitas shalat dan sabar sebagai sarana kita memohon pertolongan kepada Allah;


45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',(Al Baqarah:45)

153. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(Al Baqarah:153)

[99] ada pula yang mengartikan: Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.

Dua kali bahkan Allah mengingatkan kita untuk sabar,sabar dan sabar................
200. Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.(Ali Imran:200)

Akan halnya dengan tawakal dan ridha kita terhadap takdir Allah?

3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.(At Thalaq:3)

Tentu dengan konsep tawakal yang benar, berusaha dulu, kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah swt, insya Allah, dengan itu kita beroleh pahala sekaligus segala keperluan kita akan dipenuhi oleh Allah swt, amiin.

Kadar Syukur kita atas nikmat Allah, kualitas sabar kita atas ujian Allah dan tingkat tawakal kita atas takdir Allah adalah barometer atas seberapa tinggi tingkat keimanan kita.

Jadi, mulailah belajar bersyukur hari ini
Jadi, mulailah perbaikai kesabaran kita mulai hari ini
Jadi, mulaialah upgrade keridhaan kita mulai hari ini,
Sehingga ketika ada yang bertanya kepada kita “bagaimana khabarmu hari ini?”
“Insya Allah, saya dalam keadaan beriman”, itu jawaban yang terucap dari bibir kita.

Wassalam

June 19, 2007

No comments:

Post a Comment