Friday, March 23, 2007

Beningnya Hati Seorang Mukmin

2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Al Anfal:2)

[594] Maksudnya: orang yang Sempurna imannya.
[595] dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya.

Lagi cerita tentang hati, pernahkah hati kita bergetar ketika disebut nama Allah?
Pernahkah hati kita menghayati al qur’an yang dengannya keimanan kita bertambah?
Kalau hati kita belum bergetar kala disebut nama Allah dan keimanan kita tidak bertambah kala mendengar kalamullah, bagaimana dengan keimanan kita? Bagaimana status kita yang mengaku sebagai orang beriman?

Hati yang bergetar adalah hati yang bersih dari debu kemusyrikan, sebersih embun pagi

Hati yang bergetar adalah hati yang bening dari lumpur kemunafikan, laksana telaga salsabil

Hati yang bergetar adalah hati yang berkilau laksana cahaya mentari

Hati yang bergetar adalah hati yang putih laksana awan diangkasa

Hati yang bergetar adalah hati seorang mukmin, hati sekilap cermin yang mampu

memancarkan cahaya ilahiyah untuk menerangi segenap ruang jiwanya, dan bahkan mampu menerangi orang-orang sekitarnya.

Hati yang bergetar adalah hati yang “hidup”, ada gitu hati yang mati?

Hati, sebagaimana jasad, akan mengalami sakit, akan mengalami penderitaan, akan mengalami pengerasan, akan mengalami penyumbatan dan bahkan akan mengalami kematian.
Apa saja yang dapat menyebabkan hati menjadi sakit dan kemudian mati?

Pertama, hati yang suka mengikuti syahwat. Syahwat disini tidak terbatas kemaluan dan perut, lebih dari itu adalah syahwat pola pikir dan pendapat pribadi. Dan justru yang terakhir inilah yang paling berbahaya. Allah berfirman (artinya),'Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas'.(Al Kahfi:28).

Hati seorang mukmin adalah hati yang tidak akan pernah mau diperbudak oleh logika dan nalar semata. Dengan kebeningan hatinya, seorang mukmin mampu mengendalikan syahwatnya, baik itu syahwat jasmani, maupun syahwat fikrinya.

Kedua, hati akan mati ketika hati “tertimbun” oleh kepetingan dunia semata.


86. Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, Maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong. (Al Baqarah:86)

Dunia, dapat diartikan harta, dunia dapat diartikan pangkat, dunia dapat diartikan kedudukan, anak, istri atau suami, yang melalaikan kita dari mengingat Allah, dan apabila ini sudah melanda hati kita, maka Allah menjanjikan “balasannya” sebagai berikut;

24. Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (At Taubah:24)

Rasulullah bersabda yang artinya,' Akan terjadi fitnah yang dengan itu hati seseorang akan mati sebagaimana badannya mati, pagi hari ia menjadi mukmin dan sorenya ia menjadi kafir atau sebaliknya sore masih mukmin tapi pagi hari telah menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan sekerat dunia'.(H.R.Ibnu Majah)

Hati seorang mukmin yang bening adalah hati yang selalu memandang kebawah dalam urusan dunia, yang dengan itu hatinya senantiasa bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah Swt, karena hatinya mampu melihat betapa masih banyak orang yang lebih “menderita” atau kekurangan daripada yang ia alami.

Hati seorang mukmin yang bening adalah hati yang senantiasa melihat keatas dalam urusan akhirat, yang dengan itu hatinya tidak menjadi ujub dan takabur dengan amal ibadah yang telah dilakukannya.

Ketiga, hati akan mati manakala hati tertutup oleh dosa yang bertumpuk. Dosa yang bertumpuk akan menjadi karat yang akan menggerogoti hati, dosa yang bertumpuk akan menyebabkan korosi yang akan mengurangi fungsi hati sebagai piranti penerima cahaya ilahi, dosa yang bertumpuk juga akan mengeraskan hati laksana batu, atau bahkan lebih keras lagi;

74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, Karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.(Al Baqarah:74)

Hati seorang mukmin yang bening adalah hati yang akan senantiasa terjaga dari kotoran debu dan dosa yang melekat padanya, sekecil apapun itu. Kebeningannya memudahkan kita untuk mendeteksi partikel dosa sekecil apapun, dan hati yang bening akan mampu menghindarkan kita dari lubang-lubang dan perangkap maksiat yang dipasang sang setan durjana.

Hati seorang mukmin yang bening adalah hati yang tidak pernah melupakan dosa dan kesalahan masa lalunya, yang dengan itu dia akan selalu beristigfar dan bertoubat kepada Allah Swt.

Keempat, hati akan mati manakala terlalu banyak mendengar guyunan orang pandir. Suatu ketika mungkin kita perlu mendengar lelucon untuk menyegarkan pikiran kita, tapi harus diingat, banyak sekali lelucon dan guyunan yang kadang menghalalkan segalanya agar kelihatan lucu, seperti menjadikan keadaan fisik seseorang sebagai bahan tawa – tidakkah kita menyadari bahwa jasmani kita adalah pemberian Allah Swt kepada kita, lalu kalau kita mencela dan mentertawakannya, bukankah itu cenderung “pelecehan” terhadap Allah? (Pasti sebagian kita bisa berdalih bahwa kita tidak bermaksud demikian, tapi daripada kita terpeleset kearah itu, bukankah kita lebih baik mengurangi porsi mendengar lelucon itu), kadang juga kita menjadikan aib seseorang sebagai lelucon, menjadikan perkataan vulgar menjadi bahan lawakan.

Apa sih untungnya kita mendengar hal yang semacam ini? Perlu hiburan? Perlu ketenangan? Perlu refreshing? Dzikir kepada Allah akan membuat kita tentram, jauh lebih tentram dan damai dari sekedar mendengar lelucon orang-orang pander. Kalau ini berlangsung dalam rentang waktu yang lama akan menjadikan kita terbiasa untuk berlaku demikian, dan pada kondisi kronis, hati kita menjadi kering, layu dan akhirnya mati.

Hati seorang mukmin yang bening adalah hati yang dipenuhi dengan uraian dan untaian hikmah yang menjadi pupuk bagi jiwanya untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang paripurna. Hatinya terproteksi dari perkataan dan pendengaran yang sia-sia dan tiada guna. Hatinya justru haus akan siraman rohani dan nur ilahiyah, bukan dengan guyon dan lelucon yang banyak mengandung mudharat.

Bening hatimu, ridha Allah menantimu.......Bening hatimu, nyata imanmu.....
Wassalam
Maret 22, 2007

No comments:

Post a Comment