Entah mengapa tulisan “Kebersihan sebagian dari Iman” yang dulu sangat mudah dijumpai, kini seakan menghilang.
Dahulu, banyak sekali tulisan ini tertempel disekitar masjid atau musholla untuk mengajak dan mengingatkan kita akan pentingnya kebersihan.
Kebersihan rumah, akan membuat penghuninya merasa nyaman, disamping juga merupakan prasyarat untuk menjaga kesehatan.
Kebersihan lingkungan, adalah cerminan dari masyarakat yang ada dalam lingkungan tersebut, selain juga turut berperan dalam pembentukan lingkungan yang sehat.
Ruang kerja yang bersih, juga merupakan sebuah cerminan dari orang yang duduk dibelakang mejanya.
Masjid atau musholla yang bersih, akan memberikan rasa nyaman bagi orang – orang yang beribadah didalamnya.
Lalu pertanyaan yang muncul kemudian adalah kenapa masih banyak rumah yang bersih, luas, asri dan senantiasa terjaga kebersihan fisiknya, belum mampu menampilkan sosok penghuni yang beriman, seperti judul diatas, bahwa kebersihan sebagian dari iman?
Pertanyaan juga muncul kenapa lingkungan yang asri alami, penuh pepohonan rindang dan jauh dari sampah yang berserakan, belum mampu mengatrol kualitas keimanan orang-orang disekitarnya? Kita masih banyak menemui ditengah lingkungan yang bersih, tertata rapih dan terpelihara, justru muncul benih-benih kemusyrikan dan kekufuran?
Komplek perumahan yang mewah, bersih mempesona, juga belum melahirkan pribadi – pribadi yang mengagungkan Allah sebagai penciptanya.
Meja kerja yang berhias photo keluarga, moto kerja yang sangat indah, kata mutiara nan bijaksana, tertata rapih, tanpa serakan dokumen yang berhamburan, sungguh kontras dibanding siapa yang duduk dibelakangnya. Kebersihan, kerapihan dan keindahan meja kerja, kadang sama sekali tidak mencerminkan citra diri sebagai orang atau pribadi yang beriman.
Banyak orang yang duduk dibelakang meja,terpelajar, pakai jas dan dasi, rambut tersisir rapi, justru menghasilkan kebijakan yang jauh dari harapan, atau bahkan dari balik meja kerjanya yang demikian indah itu, justru muncul kesemrutan dalam perkara ibadah dan keimanan.
Kenapa demikian? Kenapa rumah, lingkungan, ruang kerja dan kantor yang bersih belum merupakan bagian atau cerminan orang-orang yang berada didalamnya?
Apa hadits yang diriwayatkan oleh Muslim itu salah?
Atau kita yang justru salah memaknainya?
Kebersihan fisik seperti uraian diatas, terbukti secara nyata belum mampu meningkatkan kualitas iman kita, lalu kebersihan apalagi yang harusnya kita perhatikan? Sehingga kebersihan itu mampu membawa dan mengatrol kita pada kualitas iman yang semakin baik?
Kebersihan hati dan jiwa ini yang kadang kita banyak lupa. Setiap hari kita mandi, setiap saat kita bebersih rumah, lingkungan dan tempat kerja, yang tidak lain tujuannya adalah untuk kebersihan, tapi kita kadang atau bahkan kerap lupa, ada Hati dan Jiwa kita yang harusnya mendapat porsi yang sama atau bahkan lebih dibanding kebersihan lahiriah kita. Kenapa?
Rasulullah saw bersabda, “ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalu segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama kalbu!“ (HR Bukhari dan Muslim).
Hati yang bersih pangkal dari segala sebaikan. Hati yang bersih akan melahirkan pikiran yang bersih pula, hati yang bersih akan menuntun langkah dan gerak tangan untuk melakukan hal-hal yang bersih pula, hati yang bersih akan menggerakan lidah untuk bertutur kata yang bersih pula, dari hati yang bersih sajalah keimanan itu bisa bertambah.
Kebersihan “hati” sebagian dari iman, karena hati yang bersih akan mampu menangkap sinyal-sinyal ilahiyah yang akan menjadi pupuk dan vitamin bagi keimanannya.
Karena hati yang bersih akan melahirkan keyakinan yang benar, karena hati yang bersih yang dapat melahirkan amaliah yang benar, karena hati yang bersih sajalah keimanan akan terpancar.
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Asy Syam:9~10)
Sungguh beruntung orang yang senantiasa menjaga kebersihan lahiriahnya, dan sungguh jauh lebih beruntung orang yang mensucikan jiwanya, sehingga terpancar cahaya keimanan dalam setiap tutur kata dan langkah-langkahnya.
Mari jaga kebersihan diri dan hati, karena dalam hati yang bersih terdapat iman yang kuat.
Wassalam
Maret 26, 2007
No comments:
Post a Comment