Monday, March 26, 2007

Menjadi Muslim Profesional

Seorang profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan seusai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut "profesional" dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah. Sebagai contoh, dalam dunia olahraga terdapat olahragawan profesional yang merupakan kebalikan dari olahragawan amatir yang bukan berpartisipasi dalam sebuah turnamen/kompetisi demi uang. (http://id.wikipedia.org/wiki/Profesional)

Arti kata profesional kemudian berkembang, baik dari segi maupun fungsi kata itu sendiri. Kata profesional, kemudian lebih banyak digunakan untuk mendeskripsikan profesi seseorang, selain olahragawan, kita juga mengenal istilah pengusaha yang professional, karyawan professional, guru professional, pejabat professional, bahkan belakangan muncul penggunaan kata professional yang mungkin sangat jauh dari makna awalnya, yaitu penjahat professional, maling professional, kawanan pembobol bank professional, dan lain sebagainya.

Bagaimana dengan profesionalitas kita sebagai muslim?

Meminjam istilah profesionalitas untuk seorang pekerja atau karyawan yang mensyaratkan Komitmen yang meliputi loyalitas, totalitas, semangat, pengabdian dan dedikasi, dan kompetensi – seperti skill individu, kemampuan berorganisasi, ketrampilan, kecakapan dan lainnya, seorang muslim yang baik harus memiliki nilai-nilai kompetensi dan komitment seperti tersebut diatas atau dengan kata lain sebagai muslimpun kita harus “professional”.

Kompetensi seorang muslim adalah kemampuan, ketrampilan, kecakapan, pengetahuan, pemahaman dan wawasan seorang muslim terhadap islam.

Kompetensi seorang muslim meliputi pengetahuannya tentang Islam, tentang rukun Islam dan rukun Iman, tentang hokum-hukum islam – Wajib, Sunah, Haram, makruh atau mubah, bisa membaca al qur’an, mengerti bacaan shalat, tahu kewajiban-kewajiban syar’i-nya, tahu ilmu fiqh.

Komitmen seorang muslim adalah loyalitas, penghambaan, keikhlasan, pengabdian, kepatuhan terhadap hukum syari;at dan undang-undang yang telah ditetapkan oleh Allah swt sebagai konsekuensi keislamannya.

Kompetensi saja, belum cukup untuk menjadikan kita sebagai seorang muslim yang propesional. Pemahaman kita tentang hukum halal dan haram saja, tanpa disertai komitmen kita untuk menjalankan hukum tersebut secara benar, justru banyak melahirkan “muslim amatir”, yang hanya pandai berdalil, tapi miskin dalam pelaksanannya.

Kecakapan kita dalam membaca bacaan shalat dan melakukan gerakan shalat secara sempurna saja, tanpa diikuti komitmen untuk menegakan shalat tepat waktu, menegakan shalat secara benar, belum akan mencapai esensi nilai shalat sebagai pencegah perbuatan keji dan munkar.

Pengetahuan kita tentang kewajiban zakat, pemahaman kita tentang urgensi puasa, dan kecukupan kita untuk menunaikan ibadah haji, yang tidak disertai komitemen kuat, hanya akan melahirkan “muslim amatir” yang hanya pandai bicara, pandai berdalil, fasih berfatwa, tapi nol besar dalam amaliahnya.

Sebaliknya, ketika seorang muslim mempunyai tekad yang kuat, mempunyai kesungguhan, memiliki keinginan untuk melaksanakan hukum-hukum yang telah disyari’atkan, belum merupakan ciri muslim professional, karena komitmen yang tidak disertai kemampuan, pemahaman dan pengetahuan tentang ilmu yang mendasarinya, akan melahirkan komitmen semu, komitmen yang bias, komitmen yang absurb.

Contoh kecilnya, seorang yang memiliki komitmen sangat tinggi, sehingga dengan komitmennya itu ia melaksanakan shalat shubuh yang seharusnya 2 rakaat menjadi 4 rakaat misalnya, bukankah ini sama saja dengan “muslim amatir” yang sok rajin dan penuh komitmen?

Seorang muslim professional adalah seorang muslim yang memiliki paduan sempurna antara Kompetensi yang memadai dan komitmen yang kuat.

Seorang muslim professional tahu makna dan arti syahadat yang diucapkannya, kemudian ia berkomitment untuk tidak beribadah kepada selain Allah, dan menjadikan Rasulullah sebagai satu-satunya sosok teladan yang harus diikuti, sehingga kemudian ia menjadi pribadi yang terpelihara dari sifat-sifat musyrik dan kufur.

Seorang muslim professional tahu rukun dan syarat sahnya shalat, ia juga berkomitmen untuk menegakan shalat dengan penuh keikhlasan dan penuh pengabdian. Sehingga kemudian shalat yang dirikannya mampu menjadikan ia sebagai sesosok pribadi muslim yang paripurna, berilmu dan beramal, ia akan menjadi muslim professional.

Seorang muslim professional tahu syari’at zakat dengan benar, kemudian ia dengan komitmen tinggi melaksanakan kewajiban berzakat yang disertai dengan kesadaran dan keikhlasan, yang dengan itu, ia menjadi sosok pribadi yang bersih secara lahir dan bathin, baik kebersihan jasmaninya, maupun kebersihan harta bendanya.

Seorang muslim professional tahu bahwa Allah mewajibkan puasa, dan ia tahu rukun dan syarat puasa, kemudian denga komitmen yang benar, ia melaksanakan shaum ramadhan dengan diserta iman dan keihlasan, sehingga ketika ia keluar dari ramadhan, ia benar-benar menjadi sosok yang kembali pada fitrah kemanusiaan dan kebenaran.

Seorang muslim professional adalah muslim yang tahu kewajiban dan syari’at haji dengan benar, kemudian ia, dengan kemampuan yang diberikan Allah kepadanya, ia dengan penuh komitmen menunaikan kewajiban itu, sehingga ia berhak mendapa balasan dari Allah berupa janahnya kelak, pun didunia sekembalinya ia dari ibadah haji, menjadi sosok pribadi yang dipenuhi nilai-nilai “mekah dan madinah”, nilai-nilai arofah yang didapatnya selama ibadah haji.

Profesional, kata kunci yang akan mengantar kita pada gerbang keberhasilan. Atlet professional, yang mengerti tanggung jawabnya sebagai atlet, berpeluang besar untuk menjadi atlet yang banyak meraih gelar.

Karyawan professional, yang memiliki kompetensi dan komitment tinggi terhadap pekerjaannya, memiliki potensi untuk mencapai karir tertinggi dalam bidangnya.

Pun dengan pejabat professional, aparat professional, insya allah mereka adalah orang-orang yang sudah menjejankan sebelah kakinya pada ruang keberhasilan.

Muslim professional, muslim yang mengerti Islam dengan benar dan dengan penuh komitmen kepada Allah untuk melaksanakannya, berpeluang besar untuk mendapat ridha dan jannah-Nya, Insya Allah, amiiin

Wassalam

Maret 26, 2007

No comments:

Post a Comment