“Alhamdulillah ki, tadi kami dapat bonus dari kantor...........” Kata Maula, berbagi berita gembira dengan gurunya.
“Alhamdulillahirabbil’alamin, Nak Mas sudah tunaikan kewajibannya.......?” Tanya Ki Bijak.
“Maksudnya ki.......?” Tanya Maula.
“Bonus yang Nak Mas dan rekan-rekan terima adalah hak karyawan yang diberikan perusahaan atas prestasi kerja karyawan secara keseluruhan, tapi disamping itu, Nak Mas harus ingat bahwa dibalik bonus yang Nak Mas dan rekan-rekan terima, ada kewajiban yang harus dipenuhi.....,
“Yang pertama tentu Nak Mas harus mensyukuri berapapun bonus yang Nak Mas terima, karena tidak jarang pembagian bonus justru menimbulkan mudharat kepada penerimanya, ada orang yang menerima bonus jutsru menggerutu dan tidak bersyukur karena bonus yang didapatnya tidak sesuai dengan harapannya, ada bahkan orang yang menerima bonus justru marah-marah dan lain sebagainya, ini yang tidak boleh terjadi pada orang yang mengaku beriman.............” Kata Ki Bijak.
“Ki, apa sikap kita ketika bonus yang kita terima tidak sesuai dengan harapan kita ki.....? Tanya Maula.
“Sikap terbaik dan paling bijak menurut Aki..., tetap syukuri berapapun bonus yang kita terima, kemudian perdalam dan pertajam pandangan dan fikiran kita untuk melihat ada apa dibalik semua itu, tengok kedalam diri kita dulu sebelum kita sibuk mengeluh dan menyalahkan yang memberi bonus, mungkin syukur kita selama ini kurang, mungkin zakat kita belum jalan, atau mungkin juga memang karena performa dan kinerja kita belum memuaskan dan masih perlu perbaikan, sikap instropekstif jauh lebih baik dari sikap curiga dan cenderung menyalahkan orang lain, karena sikap negatif semacam ini hanya akan menutup pintu dan peluang perbaikan dan rentan terhadap timbulnya kekufuran terhadap nikmat yang kita rasakan............” Kata Ki Bijak lagi.
“Susah sekali ya ki untuk bisa bersikap seperti itu..........” Kata Maula
“Bersyukur dan menerima dengan ikhlas segala ketentuan Allah memang bukan hal yang gampang Nak Mas, karenanya Allah menjanjikan balasan yang demikian besar bagi mereka yang mampu melakukannya..............., Allah akan menambah nikmat_Nya kepada mereka yang bersyukur dengan apa yang diberikan Allah padanya..” Kata Ki Bijak
“Yang kedua, segera setelah Nak Mas menerima bonus, sisihkan untuk zakat dan sedekahnya, jangan nungu nanti-nanti, karena nanti malah lupa............., Nak Mas sudah membayar zakat atas bonus yang Nak Mas terima ......?” Kata Ki Bijak
“Alhamdulillah ki, ana kemarin sore langsung menyerahkan zakatnya kepada pak ustadz........” Kata Maula.
“Syukurlah kalau begitu..., lalu yang ketiga Aki ingin mengingatkan Nak Mas agar berhati-hati dalam membelanjakan uang tersebut, jangan mentang-mentang uang bonus, kemudian Nak Mas memakainya kurang perhitungan, Nak Mas asal beli ini dan itu meski bukan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang, karena bagaimanapun sikap boros dan berlebihan itu tidak baik Nak Mas.........” kata Ki Bijak lagi.
“Nak Mas ingat ayat yang melarang kita untuk berlaku boros.....?” Tanya Ki Bijak
“Iya ki...............” Kata Maula sambil mengutip ayat dimaksud;
26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (Al Israa’)
“Ya, itu ayatnya Nak Mas..., dan tidaklah Allah melarang kita berlaku boros kecuali disana ada kebaikan untuk kita, Allah tidak ingin kita terperangkap dengan keinginan-keinginan yang disisipi nafsu, Allah tidak ingin hamba_Nya berlaku berlebihan, Allah juga ingin mengingatkan kita bahwa rezeki yang kita terima harus dapat kita pertanggung jawabkan kelak dihadapan rabbul izzati.......” Kata Ki Bijak lagi.
“Iya ki, semoga uang bonus ana kali ini lebih bermanfaat dan berkah........” Kata Maula.
“Yang berkah itu yang lebih penting Nak Mas, karena uang yang banyak, tapi tidak berkah, sangat berpotensi untuk menjadi fitnah bagi pemiliknya, misalnya orang yang memiliki uang banyak yang tidak berkah, jadi gemar foya-foya, jadi rajin judi, atau uangnya untuk beli khamr dan lain sebagainya...., sebaliknya uang yang berkah, terlepas dari sedikit banyaknya uang itu, insya Allah akan membawa kebaikan bagi pemiliknya...........” kata Ki Bijak.
“Yang lebih celaka, kalau sudah punya uang sedikit, tidak berkah lagi ya ki.......” Kata Maula.
“Itu juga sebuah pertanyaan bagi Aki Nak Mas, karena sebagian masyarakat kita masih berfikir kalau korupsinya sedikit, ya tidak apa-apa, kalau suapnya sedikit ya biasa saja, kalau ‘nilep’nya sedikit ya dimaafkan, padahal justru seperti yang tadi Nak Mas bilang, boleh jadi yang sedikit itu justru lebih celaka......”Kata Ki Bijak.
“Ya Allah berkahkan dan tambahkan bonus hamba ditahun depan.........” Kata Maula pelan.
“Insya Allah Nak Mas, sekarang tinggal bagaimana Nak Mas terus berupaya memperbaiki diri dan kinerja Nak Mas dari waktu ke waktu, ibadahnya terus ditingkatkan, syukurnya ditambah, sedekahnya tidak lupa, serta zakatnya ditunaikan..., insya Allah apa yang Nak Mas mintakan tadi akan diijabah oleh Allah swt.....” Kata Ki Bijak.
“Iya ki, insya Allah dan doakan ana agar senantiasa diberikan kekuatan dan kemampuan untuk melakukan yang terbaik ya ki..........” Kata Maula.
Ki Bijak tersenyum dan mengangguk, “Selalu Nak Mas, Aki selalu berdoa semoga Nak Mas senantiasa diberikan kekuatan dan kemampuan untuk melakukan yang terbaik untuk diri Nak Mas, keluarga semoga Nak Mas menjadi salah seorang yang dipilih Allah untuk menegakan panji-panji_Nya melalui berbagai hal yang Nak Mas bisa lakukan.......” Kata Ki Bijak.
“Amiiin............” Sambut Maula.
Wassalam
June 27, 2008
No comments:
Post a Comment