Saturday, August 16, 2008

MU Juara!!


“Aaah, lega rasanya ki, akhirnya MU juara premier League 2007/2008......” Kata Maula disela-sela rehat bersama Ki Bijak.

“Kenapa Nak Mas sedemikian lega, padahal kan klub Inggris yang menang dan menjadi juara....?” Tanya Ki Bijak heran.

“Ana juga tidak tahu persis kenapa ana sedemikian penasaran dengan berita kemenangan Manchester kali ini ki, padahal ana bukan fans mereka, ana juga tidak mengidolakan satupun pemain mereka, ana hanya melihat kemenangan MU kali ini adalah sebuah pembenaran terhadap apa yang Aki ajarkan kepada ana selama ini..........” kata Maula.

“Apa hubungannya pelajaran dari Aki dengan kemenangan klub Inggris itu Nak Mas.......?” Tanya Ki Bijak tambah heran.

“Ana masih ingat betul dengan wejangan Aki bahwa sebuah ‘keberhasilan’ bukan merupakan sebuah kebetulan, tapi merupakan hasil pencapaian dari kesempurnaan kasab dan syari;at lahiriah yang sungguh-sungguh, kemudian tawakal......” Kata Maula.

“Aki ingat dengan hal itu Nak Mas, tapi Aki masih belum paham betul kaitannya dengan kemenangan MU.......” Kata Ki Bijak.

“Begini ini, perjalanan MU untuk menjadi juara dimusim ini terbilang sangat terjal dan berliku, dibeberapa pertandingan awal kompetisi MU mengalami beberapa kekalahan yang menyebabkan mereka sempat terlempar dari lima besar klasemen ketika itu.........” kata Maula.

“Lalu.......?” Tanya Ki Bijak lagi.

“Dari sinilah kemudian ana senantiasa mengamati bagaimana mereka bangkit dari keterpurukan, perlahan tapi pasti, permainan mereka berkembang, hingga akhirnya kemenangan demi kemenangan mereka raih sebelum akhirnya mereka memastikan diri menjadi juara setelah pada pertandingan terakhir semalam mengalahkan Wigan dengan skor 2-0.......” kata Maula lagi.

“Dan seperti yang Aki ajarkan selama ini, bahwa kegagalan, keterpurukan atau kekalahan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan hanya sebuah episode yang harus dilalui dan disikapi dengan baik oleh mereka yang bermental juara, dan ini yang dilakukan MU, itu yang membuat ana terkesan...........” Kata Maula.

“Oooh begitu..., memang benar Nak Mas, bukan hanya dalam sebuah pertandingan sepakbola, dalam kehidupan kitapun demikian, mereka yang ‘berhasil menjadi juara’ dalam perlombaan kehidupan bukanlah mereka yang tidak pernah gagal atau tidak pernah kalah dalam perjalanan hidupnya, mereka yang berhasil adalah mereka yang mampu bertahan dan mampu mengatasi kegagalan dan kekalahan itu dengan sikap yang benar, dengan sikap terbaik, dengan komitmen yang teguh, dengan kesungguhan, dengan ketenangan, dengan kematangan, dengan dedikasi, dengan keyakinan dan dengan semangat pantang menyerah, dengan senantiasa memperbaiki diri, dengan perencanaan yang matang, selebihnya serahkan semua hasil akhirnya pada keputusan Sang Maha Pengadil, Allah Swt...........” Kata Ki Bijak.

“Benar ki, semua sikap positif itu ada pada performa MU musim ini, bahkan mereka memulai kompetisi dengan rekor musim terburuk selama mereka ikut berkompetisi, kekalahan demi kekalahan diawal kompetisi menjadi catatan paling suram dalam sejarah klub, tapi kemudian dengan kesungguhan, dengan keyakinan, dengan dedikasi, dengan berupaya terus meningkatkan performa pemain dan tim, diujung kompetisi mereka menjadi yang terbaik..........” Kata Maula.

“Ya Nak Mas, itu memang sebuah momen yang penuh dengan hikmah dan pelajaran, meski Aki tidak menonton pertandingan itu, tapi dari cerita Nak Mas Aki bisa menangkap adanya mental positif dari para pemain MU itu, tapi sayangnya tidak semua kita memiliki ketangguhan mental seperti itu............” kata Ki Bijak.

“Seperti yang pernah kita bicarakan beberapa waktu lalu, pertandingan sepakbola boleh jadi merupakan miniatur dari kehidupan kita, karena disana ada berbagai hal yang sangat identik dengan kehidupan kita, mulai dari adanya tujuan, perlunya keyakinan, pentingnya strategi dan kerjasama tim, hingga adanya wasit, keterbatasan lapangan dan waktu, serta adanya ‘lawan’ yang harus dilewati untuk mencetak gol kemenangan....”

“Pun dengan kita, untuk mencapai ‘gol’ dalam kehidupan, kita pun dihadapkan pada keterbatasan waktu, keterbatasan ruang, keterbatasan ilmu, keterbatasan sumberdaya, serta kitapun dihadapkan dengan berbagai tantangan yang setiap saat bisa men’tekel’ kita ketika kita tidak hati-hati atau lengah.....,”

“Dan dengan keidentikan seperti itu, seyogyanya kita pun ‘meniru’ cara MU mengatasi berbagai keterbatasan itu mencapai kemenangan dalam kehidupan kita..............” kata Ki Bijak.

“Benar ki, lalu bagaimana kita bisa memiliki sikap positif seperti ti ya ki....?” Tanya Maula.

“Menurut Nak Mas, apa yang menjadikan para pemain dan tim MU mampu memiliki sikap seperti itu......?” Tanya Ki Bijak.

“Latihan dan komitmen yang kuat ki.......?” Tanya Maula setengah ragu.

“Benar, mental positif seperti itu tidak terbentuk dengan sendirinya atau sekali jadi, tapi memerlukan latihan yang kontinue dan dengan komitmen yang tinggi, dan kita akan memiliki sikap dan mental positif seperti itu atau bahkan mungkin lebih, jika kita melaksanakan rukun Islam nya dengan benar dan penuh komitmen......” Kata Ki Bijak.

“Apa hubungan pelaksanaan lima rukun Islam dengan pembentukan sikap dan mental positif ki..................?” Tanya Maula.

“Pemahaman Shahadat yang benar, berbanding lurus dengan kekuatan iman dan keyakinan kita, dan seperti Nak Mas katakan tadi, keyakinan adalah sebuah syarat mutlak bagi sebuah keberhasilan, karenanya, belajar memaknai shahadat secara benar dan terus menerus, merupakan latihan yang paripurna untuk membentuk pribadi yang kuat dan berkarakter......” Kata Ki Bijak.

“Kemudian, shalat kitapun merupakan sarana latihan kedisiplinan dan komitmen, mereka yang mampu menjaga waktu dan kekhusuyaan shalatnya,inysa Allah akan menjadi orang-orang yang memiliki tingkat kedisiplinan dan komitmen yang tinggi, dan itupun merupakan mental dan sikap positif yang wajib dimiliki oleh siapapun yang ingin mencapai keberhasilan...........” kata Ki Bijak

“Iya ya ki, dua rukun Islam yang pertama saja sudah mencakup hampir seluruh bentuk latihan yang diperlukan untuk berhasil, belum lagi shaum, zakat dan ibadah haji ya ki.....” Kata Maula.

“Shaum merupakan latihan yang paling efektif untuk melatih kita menjadi orang yang kuat, sabar dan tidak mudah menyerah, dan bukankah itu juga yang ditunjukan oleh MU untuk menjadi juara, Nak Mas.....?” Tanya Ki Bijak.

“Benar ki, MU bahkan dikenal sebagai tim yang tidak akan menyerah hingga peluit panjang dibunyikan, seperti ketika mereka berhasil meraih trofi liga champion tahun 1999 dalam kurun waktu kurang dari dua menit menjelang bubaran.............” Kata Maula.

“Dan hal seperti itu hanya dimiliki oleh tim atau klub tertentu saja, sebagaimana halnya sikap dan mental positif hanya dimiliki oleh mereka yang shahadatnya benar, shalatnya khusyu dan shaumnya ikhlas....., selebihnya mereka yang shahadatnya sekedar ucapan, shalatnya sekedar penggugur kewajiban dan shaumnya hanya ikut-ikutan, mereka hanya akan menjadi seperti orang kebanyakan, seperti tim-tim medioker dan pelengkap kompetisi saja, hanya semusim, kemudian kembali terdegradasi kekasta yang lebih rendah..........” Kata Ki Bijak.

“Jadi ana tidak salah dong ki bela-belain nonton MU.........” Kata Maula.

“Tidak salah selama kegiatan Nak Mas itu tidak melalaikan Nak Mas dari dzikrullah, dan Nak Mas tidak sekedar nonton, tapi mampu mengambil hikmah dari apapun yang Nak Mas lihat dan saksikan.............” kata Ki Bijak.

“Insya Allah tidak ki, ana selalu ingat pesan Aki untuk tetap berdzikir disini ki...............”Kata Maula sambil menunjuk dadanya.

“Syukurlah Nak Mas, semoga Nak Mas dikarunia Allah sikap dan mental positif seperti mereka, agar kelak Nak Mas bisa menjadi ‘juara’ fi dunya wal akhirat....” kata Ki Bijak.

“Amiin.............” Timpal Maula.

Wassalam

May 12,2008

No comments:

Post a Comment