“Al Qur’an, dalam hemat Aki seperti samudra yang luas dan dalam Nak Mas..............” Kata Ki Bijak, menyikapi pertanyaan Maula sedalam dan seluas apa al qur’an .
“Maksudnya ki........?” Tanya Maula.
“Setiap orang akan memiliki pandangan dan pemahaman yang sangat mungkin berbeda, tergantung siapa dan sedalam apa orang itu mau menyelami kandungan Al Qur’an....., mereka yang hanya melihat al qur’an dari luarnya saja, sangat mungkin akan menemukan al qur’an yang itu sesuatu yang sangat ‘menakutkan’, karena berisi kewajiban-kewajiban dan ancaman bagi mereka yang melanggarnya, persis seperti mereka yang hanya memandang laut dari permukaannya saja, mereka akan menemukan permukaan laut yang senantiasa bergelombang dan menakutkan..................” Kata Ki Bijak.
“Iya ki, ana kemarin mendapat pertanyaan, kenapa Al qur’an lebih banyak berisi kewajiban-kewajiban yang memberatkan, harus shalat, harus zakat, harus shaum, harus berhaji, harus berjihad dan lain sebagainya........” Kata Maula.
“Apa jawaban Nak Mas......?” Tanya Ki Bijak.
“Ana belum memberikan jawaban ki..........” Kata Maula.
“Shalat, zakat, shaum, haji akan sangat ‘menakutkan’ bagi mereka yang belum memahami hikmah yang terkandung dibalik kewajiban-kewajiban itu, persis seperti mereka yang melihat laut dari kejauhan, hanya mendengar katanya, tanpa mau menyelam lebih dalam untuk melihat keindahan apa yang terkandung didalam lautan yang dalam itu...........” Kata Ki Bijak.
‘Sebaliknya, mereka yang mau menyelam kedalam dasar lautan, didalam sana mereka akan menemukan ‘mutiara’ yang sangat banyak dan indah, mereka akan menemukan taman-taman laut yang mempesona, mereka akan melihat keragaman hayati yang menakjubkan, mereka yang mau menyelam, akan menemukan banyak sekali keindahan yang tak pernah mereka bayangkan atau mereka temukan sebelum mereka menyelam kedalam lautan yang mereka anggap menakutkan itu.........” kata Ki Bijak.
“Demikian pun dengan al qur’an Nak Mas, jika kita mau menyelami kandungan al qur;an dengan benar dan bijaksana, niscaya kita akan menemukan kilauan permata dan mutiara yang tiada terhingga dari kedalaman tata bahasa al qur’an, dari ketinggian nilai dan norma yang terkandung al qur’an, kita akan menemukan kebenaran dan keluhuran dari ajaran dan tuntunan al qur’an, kita akan terpesona betapa al qur’an itu indah dan menakjubkan.............”
“Sayangnya sebagian dari kita lebih memilih untuk menjaga jarak dengan al qur’an, kita lebih senang mendengar ‘katanya’ al qur’an itu begini dan begitu, tanpa mau membuka dan mengkaji terlebih dulu kebenaran berita-berita bohong tentang al qur’an yang sangat mungkin dihembuskan oleh mereka yang tidak menyukai al qur’an...............” kata Ki Bijak lagi.
“Iya ki, dari sekian juta orang Islam dinegeri ini, mungkin lebih dari 90%_nya memiliki al qur’an dirumahnya, tapi sayangnya, hanya sebagian kecil saja mereka yang mau membacanya, dan kalaupun membacanya, hanya sebagian kecil saja yang mau memahami isinya secara benar, dan akan lebih kecil lagi prosentase mereka yang mengamalkan kandungan al qur’an..........” kata Maula.
“Benar Nak Mas, budaya membaca al qur’an, sudah sedemikian jauh tergeser oleh kebutuhan bacaan-bacaan lain, seperti koran dan bacaan lainnya, dan mau diakui atau tidak, hal inilah yang kemudian menjauhkan sebagian kita dari al qur’an, yang pada akhirnya kita mendapati mereka-mereka yang memiliki pandangan yang sangat dangkal terhadap al qur’an.................” kata Ki Bijak.
“Ki, bagaimana kita bisa menemukan keindahan dan kebenaran Al qur’an ki.....?” Tanya Maula.
“Seperti Aki katakan tadi, untuk menemukan mutiara dan pesona al qur’an, kita harus benar-benar masuk dan menyelami kedalaman isinya dengan penuh kesabaran, tadaburi bacaanya ayat demi ayat, pahami kandungannya bagian-demi bagian, semakin dalam kita menyelam, semakin banyak mutiara dan keindahan yang akan kita temukan, betapa syariat shalat yang terlihat begitu memberatkan ketika kita melihatnya sepintas, akan menjadi sesuatu yang indah dan menakjubkan, betapa syariat zakat yang begitu meresahkan, akan menjadi untaian keindahan yang tiada ternilai hikmahnya, betapa shaum yang begitu ‘menyengsarakan’, akan menjadi sesuatu yang sangat kita rindukan, begitupun dengan haji dan kewajiban-kewajiban lainnya, akan sangat indah dan mempesona..............” Kata Ki Bijak.
“Akan halnya dengan jihad ki, yang dianggap oleh sebagian orang sebagai sesuatu yang sangat memberatkan....?” Tanya Maula.
“Jihad bukanlah sesuatu yang berat bagi mereka yang merindukan ridha dan surga Allah swt, bahkan mereka akan sangat merasa rugi manakala mereka kehilangan kesempatan untuk berjihad dengan harta dan jiwanya...................” Kata Ki Bijak.
“Betapa indah ya ki, seandainya kita sudah bisa menyelami al qur’an dengan baik dan benar...............” Kata Maula.
“Indah sekali Nak Mas, ketika kita sudah masuk dan menyelami al qur’an, kita pasti akan enggan untuk keluar darinya, dan kita akan merasa rugi ketika meninggalkannya.....” Kata Ki Bijak.
“Ana ingin sekali bisa seperti itu ki............” Kata Maula.
“Mulailah dari sekarang Nak Mas, jadikan al qur’an sebagai bagian dari kehidupan kita, jadikan al qur’an imam kita, jadikan al qur’an sebagai satu-satunya referensi kita, baca al qur;an setiap saat, dimanapun, kapanpun, sempatkan untuk membaca dan mentaburi al qur’an, insya Allah setelah sekian lama, Nak Mas akan merindukan saat-saat kebersamaan dengan al qur’an.........” kata Ki Bijak.
“Iya ki, ana kadang masih suka merasa aneh, manakala kita ketinggalan handphone, rasanya ada sesuatu yang kurang, tapi ketika kita tidak bawa al qur’an, sepertinya biasa-biasa saja, bahkan membawa al qur’an cenderung menjadi beban bagi sebagian orang.........” kata Maula.
“Kebiasaan itu yang harus kita ubah Nak Mas, kalau kita memerlukan handphone sebagai kebutuhan kita, seharusnya kita lebih memerlukan al qur;an untuk senantiasa berada bersama kita, tidak salah kita bawa handphone karena itu memang sebuah kebutuhan, tapi akan menjadi salah menurut Aki, kalau kebutuhan kita terhadap handphone mengalahkan kebutuhan kita terhadap al qur’an...............” kata Ki Bijak.
“Iya ki, padahal sekarang ini, al qur’an bisa dengan mudah diakses lewat internet, baik murotal, tafsir, maupun mushafnya, tapi ya itu tadi, masih sangat jarang yang mau memanfaatkannya.............” kata Maula.
“Selama kita belum merasakan bahwa al qur’an adalah kebutuhan kita, maka kecenderungan kita untuk meninggalkan al qur’an masih akan terus berjalan, karenanya, ubah pola pikir kita, bahwa al qur’an adalah sebuah kebutuhan yang harus kita penuhi, melebihi kebutuhan kita terhadap kebutuhan-kebutuhan lainnya......................” kata Ki Bijak.
“Siapa mau menyelam, ia akan menemukan mutiara ya ki..............” kata Maula mengulang perkataan gurunya diawal.
“Ya Nak Mas, siapa mau menyelam, ia akan menemukan mutiara, maka bersiaplah untuk menyelam dan bersiaplah untuk menemukan keindahan dan keagungan didalam al qur’an....” kata Ki Bijak.
“Iya ki, semoga ana bisa menemukan mutiara dan keindahan al qur’an.........” kata Maula.
Ki Bijak tersenyum, “Semoga Nak Mas....................” Kata Ki Bijak.
Wassalam
August 11,2008.
No comments:
Post a Comment