Saturday, August 16, 2008

MU JUARA (LAGI)


“Nak Mas seperti kelihatan agak lelah hari ini......” Sapa Ki Bijak pada Maula yang baru pulang kerja.

“Hanya sedikit kantuk ki, semalam ana nonton final liga champion, dari pukul dua hingga subuh, karena pertandingannya ada perpanjagan waktu dan adu pinalti......” Kata Maula.

“Dari pukul dua sampai subuh Nak Mas...?, tapi Nak Mas tetap tahajud dan subuhnya berjamaah dimasjid kan......?” Tanya Ki Bijak dengan nada sedikit khawatir, kalau-kalau muridnya ini ketinggalan tahajud dan salat subuh berjamaah karena kantuk dan keasyikan nonton bola.

“Alhamdulillah ki, ana tetap tahajud dan shalat subuh berjamaah dimasjid.....” Kata Maula.

“Syukurlah Nak Mas..., lalu bagaimana pertandingannya sendiri Nak Mas...........” Ki Bijak mencoba memahami hobi muridnya yang satu ini.

“Pertandingannya seru banget ki, mungkin karena kedua tim sudah sama-sama saling mengenal, maka pertandingannya berjalan alot, sebelum akhirnya si CR7 menjaringkan gol kegawang Chelsea yang dikawal Petr Chech untuk memecah kebuntuan Manchester United pada menit ke duapuluh delapan.......” Kata Muala antusias.

“Siapa CR7 itu Nak Mas......?” Tanya Ki Bijak.

“Itu Ki, Cristiano Ronaldo, sementara angka tujuh adalah nomor punggung kaos yang dikenakannya.....” Kata Maula.

“Ooh.., bukankan kemarin juga Nak Mas mengatakan bahwa Ronaldo ini yang menjaringkan salah satu gol kemenangan MU atas lawannya, yang kemudian mengantar MU menjadi juara liga Inggris....?” Tanya Ki Bijak lagi.

“Benar ki, tahun 2008 ini benar-benar menjadi tahunnya Ronaldo, selain mengantar MU menjuarai liga Inggris dan Liga Champion, Ronaldo juga menjadi top skorer dikedua ajang itu..... “Kata Maula.

“Meski Aki belum pernah menonton Ronaldo main bola, Aki yakin bahwa Ronaldo ini memiliki ‘sesuatu’ yang istimewa, sehingga ia mampu tampil seperti itu.....” Kata Ki Bijak.

“Benar ki, Ronaldo adalah salah satu pemain paling berbakat didunia saat ini, larinya kencang, gocekannya mantap, kedua kakinya hidup, kepalanya pun sangat tajam, selain dia mampu bermain sama baiknya diposisi winger yang berbeda.......” Kata Ki Bijak.

“Hmmmmh, menurut Nak Mas, apakah bakat saja cukup untuk menjadikan Ronaldo sehebat sekarang ini.......?” Tanya Ki Bijak.

“Tentu tidak ki, selain bakat dan potensi yang dimilikinya, kemampuan olah bola Ronaldo terasah dibawah bimbingan pelatihnya sekarang, selain juga kondisi timnya yang sangat sesuai dan menunjang performanya, sehingga Ronaldo bisa sehebat sekarang....., sementara ada banyak pemain yang juga memiliki bakat dan potensi besar, juga harus layu sebelum berkembang, karena salah penanganan dan memilih tim yang salah, sehingga potensi besarnya hilang begitu saja karena ia jarang bermain untuk mengasah bakat dan potensinya............” Kata Maula.

“Aki menggaris bawahi kata-kata ‘bakat dan potensi’, ‘bimbingan pelatih’ dan ‘kondisi tim’ yang Nak Mas katakan tadi, sebagai bahan obrolan kita kali ini.........” Kata Ki Bijak.

“Ada apa dengan kata-kata tadi, Ki......?” Tanya Maula.

“Aki berfikir begini Nak Mas, umat Islam ini memiliki potensi yang sangat besar, bahkan Allah menyanjung kita dengan sebutan umat terbaik.......” Kata Ki Bijak sambil mengutip ayat al qur’an;


110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.


“Lalu ki.......?” Maula penasaran

“Ibaratnya umat Islam ini adalah umat yang penuh potensi, berbakat besar dan memiliki semua syarat untuk menjadi umat terbaik dan terbesar......, seperti CR7 yang Nak Mas katakan tadi........” Kata Ki Bijak.

“Sekarang mari kita tengok keadaan umat yang penuh potensi ini, umat yang disanjung sebagai umat terbaik ini, adakah semua potensi tadi sudah tampak kepermukaan, seperti layaknya CR7 yang sekarang menjadi bintang....?” Kata Ki Bijak setengah bertanya.

“Rasanya belum ki, ana masih merasakan umat ini masih belum mampu mengeluarkan potensi terbaiknya, umat kita masih tertinggal dari segi ekonomi, umat kita masih terbelakang secara ilmu pengetahuan, umat kita masih terbelakang dalam berbagai bidang, bahkan disebagian daerah atau negara, umat islam justru bak buih dilautan, yang dihempas gelombang kian kemari tanpa bisa membela diri...............” Kata Maulana.

“Menurut Nak Mas kenapa hal ini masih terjadi dengan umat ‘terbaik ini’, sehingga masih berkutat dikubangan yang sama, bahkan cenderung mengalami kemunduran.....?” Tanya Ki Bijak memancing pendapat Maula.

“Kalau CR7 bisa berkembang ditangan pelatih yang berpengalaman dan ditengah kondisi tim yang sangat kondusif, mungkin umat islam juga memerlukan tangan-tangan dingin dan atmosfir yang kondusif untuk dapat berkembang sebagaimana mestinya..........” Kata Maula setengah ragu.

“Nak Mas benar, salah satu faktor kenapa umat islam masih berjalan ditempat adalah karena islam belum mendapat perhatian dan penanganan yang semestinya dari umat islamnya sendiri, islam masih dianggap sekedar doktrin semu yang ‘ngawang-ngawang’, islam belum bisa wujud dalam kehidupan umatnya secara nyata...., Nak Mas bayangkan seandainya CR7 hanya menghapal teori yang diterima dari mentornya tanpa pernah berlatih menendang bola, apakah mungkin ia bisa seperti sekarang ini......” Kata Ki Bijak.

“Ya tentu tidak ki, hafal teori saja tidak akan menjadikan seseorang menjadi pemain yang hebat, CR7 bisa menjadi seorang pemain seperti sekarang karena ia mau mempelajari dan mempraktekan apa yang dipelajarinya baik dalam latihan atau dalam sebuah pertandingan........” Kata Maula.

“Pun demikian halnya dengan hafalan al qur’an kita, tidak akan banyak berarti apa-apa kalau apa yang kita hafal itu tidak pernah kita wejantahkan dalam kehidupan sehari-hari....”

“Pun demikian halnya dengan shalat kita, tidak akan mampu menjadikan kita sebagai muslim yang baik, selama shalat itu tidak pernah kita wujudkan dalam kehidupan kita...”

“Pun demikian halnya dengan shaum kita, tidak akan mampu menjadikan kita muslim yang bertaqwa, selama kita tidak pernah mengaplikasikan nilai-nilai yang diajarkan oleh shaum itu dalam keseharian kita....”

“Pun dengan zakat, pun dengan haji kita, semuanya tidak akan mampu menjadikan kita sebagai umat terbaik selama haji dan zakat kita sekedar mencari pamrih dan pujian........” Kata Ki Bijak lagi.

“Lalu hal lain yang ‘menghambat’ perkembangan umat ini adalah bahwa saat ini kita dipaksa untuk hidup dalam lingkungan yang tidak sesuai dengan norma dan ajaran islam, seperti Nak Mas tadi katakan, seorang pemain berbakat bisa menjadi layu sebelum berkembang, manakala ia berada ditengah lingkungan yang tidak memberinya ruang untuk mengasah kemampuannya, pun demikian halnya dengan kondisi umat islam dewasa ini.....”

“Kita berada ditengah-tengah lingkungan yang tidak memberikan kita ruang gerak untuk memaksimalkan potensi kita, seperti ketika kita bilang jihad sebagai sebuah kebutuhan, kita dicap teroris, secara ekonomi pun kita ditekan sedemikian rupa agar kita selalu bergantung pada orang lain, sehingga kemerdekaan dan kebebasan kita tergadai karenanya..........” Kata Ki Bijak.

“Belum lagi ada sebagian umat ini yang dengan senang hati keluar dari karakter dan habitat aslinya, kondisi ini makin mempercepat keterpurukan umat islam kedalam jurang ketertinggalan......” Kata Ki Bijak

“Seperti harimau yang sudah keluar dari hutan ya ki, ia kehilangan wibawa dan kekuatannya, karena ia yang hanya menjadi bahan tontonan dan tertawaan orang yang melihatnya.........” Kata Maula.

“Iya Nak Mas, ketika umat islam sudah meninggalkan al qur’an dan sunah nabinya, maka umat ini akan kehilangan wibawanya sebagai umat terbaik, kehilangan kekuatannya sebagai umat yang penuh potensi......” Kata Ki Bijak.

“Pun ketika umat ini sudah tidak lagi menunaikan kewajibanya untuk beramar makruf nahi munkar, acuh tak acuh terhadap saudara seakidahnya, maka predikat umat terbaik hanya sekedar predikat, bukan lagi sesuatu yang patut dibanggakan.........” Kata Ki Bijak lagi.

“Benar ki, seandainya umat ini bisa belajar dari CR7 yang mampu memaksimalkan potensi dan bakat yang dikaruniakan Allah padanya, tentu umat ini bisa menjadi umat terbaik dalam arti yang sebenarnya ya ki.......” Kata Maula.

“Kita bisa belajar dari siapapun Nak Mas, selama itu untuk kebaikan kita, yang terpenting kita bisa memilah dan memilih mana yang pantas untuk kita ambil dan mana yang tidak patut untuk kita, sehingga kita tidak salah kaprah karenanya......” Kata Ki Bijak.

“Ya ki, terima kasih..., semoga kedepan umat ini bisa menampilkan karakteristik sebenarnya, menjadi umat terbaik, sebagai rahmatan lil ‘alamin........” Kata Maula.

“Semoga ya Nak Mas.......” Kata Ki Bijak mengakhiri perbincangan dengan Maula.

Wassalam
May 22, 2008

No comments:

Post a Comment