Monday, February 19, 2007

Buka Mata, Buka Hati

“Sekitarmu adalah laboratorium., dan engkau adalah ilmuwannya”

Demikian sebuah kutipan dari buku yang pernah penulis baca, yang mengajak kita untuk membuka mata dan hati kita tentang kondisi disekitar kita, yang menyediakan demikian banyak objek untuk kita jadikan rujukan bagi kita.

Dilingkungan kantor ini saja misalnya, kita mengenal ada Kaizen team, ada divisi marketing, MIT, Logistic, Accounting, HRD dan lainnya, apa yang bisa kita ambil dari apa yang ada “dilaboratorium” kita ini?

Dengan segala keterbatasan yang ada pada penulis, mungkin kita bisa mengambil beberapa pelajaran dari laboratorium kantor kita ini.

Dari Saudara/i kita yang berada di Kaizen Team, kita mengenal konsep Kaizen atau Continoues Improvement yang dideifinisikan sebagai upaya perbaikan terus – menerus untuk mencapai tingkat optimalisasi pekerjaan (Mohon maaf kalau definisinya kurang tepat). Dari konsep ini mungkin ada beberapa hal yang bisa kita terapkan dalam upaya kita untuk “improve’ diri kita;

Kaizen dapat kita terapkan dalam proses peningkatan kualitas pribadi kita
Kaizen dapat kita terapkan dalam proses peningkatan kualitas ibadadah kita
Kaizen dapat kita terapkan dalam proses peningkatan kualitas kedewasaan kita
Kaizen dapat kita terapkan dalam proses peningkatan kualitas keberagamaan kita
Kaizen dapat kita terapkan dalam proses peningkatan kualitas keluarga kita
Kaizen dapat kita terapkan dalam proses peningkatan kualitas lingkungan kita
Kaizen dapat kita terapkan dalam proses peningkatan kualitas penghambaan kita
Kaizen dapat kita terapkan dalam proses peningkatan kualitas shalat kita
Kaizen dapat kita terapkan dalam proses peningkatan kualitas puasa kita
Kaizen dapat kita terapkan dalam proses peningkatan kualitas zakat kita
Kaizen dapat kita terapkan dalam proses peningkatan kualitas kita secara keseluruhan...
Kaizen bisa kita jadi alat agar kita bisa menjadi manusia yang beruntung, manusia yang memiliki hari ini lebih baik dari kemarin, dan esok lebih baik dari hari ini.......

Atas kebaikan seorang panuatan penulis di Kaizen Team, penulis pernah diajari sebuah konsep laporan yang dikenal dengan A3 REPORT FORM, yang isinya kira-kira berupa kuadran-kuadran, untuk memetakan kondisi “saat ini” dan apa yang akan dicapai, detailnya mungkin seperti ini;

Kuadran1 menyatakan posisi dan keadaan “saat ini” yang menunjukan kondisi real yang terjadi saat ini.

Kuadran 2 untuk menyatakan penyebab dari apa yang digambarkan dikuadran pertama.

Kuadran 3 merupakan “consideration area’ atau kemungkinan-kemungkinan yang akan diambil untuk memperbaiki kondisi di kuadran 1 dan upaya-upaya untuk mencegah kesalahan yang terjadi di kuadran 2 tidak terulang lagi..

Kuadran 4 adalah goal yang hendak dicapai dan peningkatan yang harus dilakukan.

Bagus bukan? Mari coba kita ganti item dalam kuadran diatas dengan item keseharian kita:

Kita bisa mengganti kondisi dikuadran 1, misalnya dengan Shalat kita yang masih suka telat dan masih ada bolong-bolongnya

Kuadran 2 kita bisa ganti dengan faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan shalat kita, misalnya, sibuk, dalam perjalanan, atau karena malas!!

Kuadran 3 kemudian kita ganti dengan memetakan kesibukan kita sedemikian rupa sehingga shalat kita tidak lagi tertinggal, atau kita atur perjalanan kita sehingga kita bisa shalat tepat waktu, atau kita kendalikan rasa malas kita dan menggantinya dengan sikap rajin

Kuadran 4 kita bisa isi dengan peningkatan shalat kita, dari sekedar shalat fardhu, menambahnya dengan shalat nafilah, shalat sunnah atau bahkan kita jadikan shalat tahajud sebagi goal yang harus kita capai setelah shalat fardhu kita lengkap....

Dan kita bisa terapkan pemetaan diatas untuk puasa kita, zakat kita atau kapan kita akan ke tanah suci untuk menyempurnakan rukun islam kita...subhanallah.

Dalam Kaizen juga kita mengenal istilah Heyjunka...keteraturan,
Bukankah perputaran matahari dan rembulan adalah keteraturan,
Bukankah pergantian musim penghujan dan panas juga sebuah keteraturan,
Bukankah pergantian siang dan malam juga sebuah keteraturan,
Bukankah hidup kita pun harus teratur???

Dari saudara/i kita di MIT team, kita bisa belajar bagaimana kita “dipaksa” untuk meyakini fungsi “wireless cable yang ghaib”, yang tidak ada koneksi yang kelihatan yang menghubungkan PC dan server, tapi kemudian kita tetap bisa mengakses data dari server.

Atau kita juga bisa belajar bagaiman tulisan ini sampai dihadapan pembaca, persis seperti yang ada dihadapan penulis, siapa yang mengantar? Melalui apa? Bagaimana caranya? Semuanya “ghaib”.

Jika kita meyakini adanya sinyal wireless yang tidak nampak secara kasat mata itu sebagai “ada” atau “wujud”, lalu kita juga bisa dengan gamblang menjelaskan proses pengiriman informasi lewat e-mail yang juga tidak kelihatan,namun “ada” dan “wujud”, lalu kenapa kita masih menyangsikan keberadaan Yang Maha Ghaib, Allah Swt.?

Saudara/i kita di MIT pasti bisa menjelaskan dengan detail apa yang terjadi dengan sinyal wireless dan proses pengiriman data lewat e-mail karena beliau-beliau memiliki ilmunya, pun untuk “mengetahui” Allah kita perlu ilmunya.....ilmu untuk mengenal Allah.

Dari saudara/i kita di Accounting, kita mengenal istilah Journal, yang terambil dari bahasa arab “jaradah” yang artinya “catatan harian”. Bukankah kita juga perlu catatan harian untuk mengukur kuantitas dan kualitas ibadah kita, bukan untuk ujub dan takabur karenanya, melainkan untuk memperbaiki apa yang kurang dan menambah apa yang belum dilakukan, atau istilah akuntansinya untuk melakukan “adjustment – adjustment”, melakukan penyesuaian agar benar secara syariat, tarekat dan hakekat.

Dalam akuntansi kita juga mengenal Balance Sheet – Neraca yang melukiskan keseimbangan dua sisi, sisi debit dan sisi kredit agar laporannya bisa dipertanggung jawabkan. Ketika terjadi un-balance, maka laporan keuangan lainnya tidak akan bisa diproses dan fungsinya sebagai alat untuk manajemen untuk mengambil keputusan menjadi berkurang

Kita pun memerlukan keseimbangan jasmani dan rohani
Kita pun memerlukan keseimbangan duniawi dan ukhrowi
Kita pun memerlukan keseimbangan lahir bathin
Kita pun memerlukan keseimbangan waktu untuk ibadah, bekerja dan keluarga
Kita pun memerlukan keseimbangan agar kita tidak terpeleset ketika kita meniti pematang kehidupan yang sangat “licin” ini.

Kita pun mengenal laporan laba-rugi dalam akuntansi, bukankan kita juga memerlukan perhitungan untung ruginya ketika kita hendak melakukan kegiatan, apakah aktivitas itu diridhai atau tidak oleh Allah sehingga kita tidak mengalami kerugian diakhir masa kelak.

Dari saudara/i kita di Marketing – Allah sering menggambarkan beberapa jenis ibadah sebagai sebuah perniagaan, seperti ayat berikut ini;


10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (As Shaff:10)


Konsep utama dalam penjualan adalah bagaimana mendapatkan laba sebesar-besarnya dengan tingkat pengorbanan yang seminimal mungkin.

Kadang kita rajin sekali beribadah, tapi tidak disertai ilmu yang memadai, sehingga pengorbanan waktu kita, uang kita untuk melaksanakan ibadah tidak mendapatkan imbalan yang sepatutnya. Misalnya Shalat kita yang tidak benar, zakat kita yang tidak disertai keikhlasan, tidak akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya.

Sebaliknya, dengan menggunakan konsep marketing tadi, kita lakukan ibadah kita seusai dengan tuntunan dan ilmu yang benar, Insya Allah, pahala atau imbalan yang kita dapatkan akan sangat menguntungkan.

Dari saudara/i kita di Logistic – apa yang bisa kita pelajari?
Logistic banyak berperan sebagai fungsi kontrol terhadap keberadaan stock dan stabilitasnya.

Iman kita, yang kata nabi, bahwa iman itu kadang naik dan kadang turun, mungkin kita bisa belajar dari logistic bagaimana menjaga temperatur dan stabilitas iman kita agar stabil dan secara kontinyu bisa mendorong kita untuk melakukan amaliah yang menguntungkan.

Dari HRD? Kita bisa belajar bagaimana caranya berinteraksi dengan karyawan, bagaimana treatment terhadap berbagai permasalahan manusia dan uang.

Pasti selalu ada yang bisa kita pelajari jika kita mau barang sedikit saja Membuka Mata dan Membuka hati kita.

Semoga kita menjadi ilmuwan-ilmuwan yang mendapat bimbingan dan ridha-Nya. Amiin

Wassalam

January 05,2007

No comments:

Post a Comment