Friday, February 16, 2007

Kunci Sukses, Duit & Staff

Setiap kita, siapapun kita pasti ingin meraih kesuksesan, baik itu kesuksesan secara materi maupun non materi. Tetapi kadang keinginan kita untuk sukses tidak diimbangi pengetahuan kita tentang syarat dan kunci sukses itu sendiri. Dalam banyak buku, ditemukan berbagai kiat sukses mulai dari buku-buku terbitan lokal hingga buku berskala internasional. Semuanya bagus dan ini adalah sebagian kecil dari kunci sukses yang terangkum dari berbagai sumber, baik itu buku, ceramah atau entah dari mana lagi, jadi ambil yang sekiranya benar dan bermanfaat dan campakan sisanya.

Tak dapat dipungkiri bahwa duit (uang) adalah salah satu faktor penting dalam upaya kita mencapai kesuksesan, uang berperan bagi sebagian besar aktivitas kita dalam membangun tatanan kesuksesan kita. Namun DUIT yang dimaksud disini adalah duit dalam pengertian lain, DUIT adalah Do’a, Usaha, Iman dan Taqwa.

Do’a adalah salah satu faktor yang sangat berperan pada proses pencapaian tatanan kesuksesan kita. Do’a akan menjaga kita dari sifat sombong dan takabur ketika kita berhasil mencapai kesuksesan, karena dengan do’a kita menyadari sepenuhnya siapa yang berperan dalam kesusksesan ini, Dia, adalah Allah Swt. Do’a juga sebagai safety belt kita ketika kita gagal meraih apa yang kita cita-citakan, sehingga kita tidak terjerembah pada jurang keputus asaan dan rasa frustasi yang mendalam, karena, lagi, kita menyadari sepenunhnya bahwa ada yang lebih berkuasa diatas kita, dan kita bukanlah siapa-siapa. Benar, do’a bukan segala-galanya, tapi juga benar bahwa segala-galanya tidak akan berarti apa-apa tanpa do’a, tanpa izin-Nya.

Tiada kesulitan bagi Allah untuk memberikan uang atau jabatan terhadap orang yang Dia kehendaki, tapi Allah menghendaki Usaha dan Ikhtiar kita untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. Kita masih berada dialam syari’at yang mengharuskan adanya kasab(upaya) lahiriah untuk mendapatkan tujuan kita, sekali lagi, bagi Allah mudah saja jika Dia menghendaki kita menjadi kaya mendadak misalnya, tapi itu pengecualian, kita harus berupaya keras dan semaksimal mungkin kemudian sandarkan hasilnya pada taqdir-Nya.

Iman berarti keyakinan yang kuat yang disertai pembuktian yang nyata. Keyakinan yang tidak disertai tindakan nyata hanya merupakan kebohongan belaka. Pun demikian dengan upaya kita untuk mencapai maksi

No comments:

Post a Comment