Friday, February 16, 2007

Nasehat dari Uban√

“Wah...uban saya sudah mulai nampak nih.....” kata seorang pria paruh baya ketika ia berdiri didepan cermin

“Itu nasehat, pak” Jawab yang satunya lagi, seorang pria muda

“Maksudnya?” Tanya bapak itu lagi

“Iya pak, uban adalah sebuah tanda dari Allah bahwa usia kita sudah bertambah tua dan harus segera mengerjakan amal kebajikan dengan lebih baik dan lebih banyak” Jawab pria muda disebelahnya.

“Tapi kan sekarang banyak anak muda yang sudah beruban” Pria setengah baya itu masih penasaran

“Itu juga nasehat, pak” Jawab pria muda itu

“Itu sebuah nasehat yang lebih dalam lagi dari Allah swt kepada kita untuk sesegera mungkin untuk memperbaiki diri, karena kematian tidak pernah memandang usia, maut akan datang kepada siapapun yang sudah waktunya, tidak peduli anak-anak, remaja atau orang tua, seperti yang bapak bilang, anak muda sekarang juga sudah banyak yang beruban” Jawab pria muda itu.

“Benar” Bapak tadi membenarkan setengah berguman.

Ya, setiap perubahan pada tubuh kita dan pertambahan usia kita semuanya adalah pelajaran.

Kelahiran seorang bayi kedunia ini yang tanpa diserta sehelai benangpun, tanpa diserta ilmu apapun, tanpa dibekali dengan uang sesenpun, mengajarkan kepada kita bahwa kelak kita akan kembali kepada Allah dengan tidak membawa apapun, harta, kedudukan, anak istri tercinta, atau bahkan ilmu yang kita miliki tak akan menyertai kita, (kecuali pahala ilmu yang kita amalkan dengan benar dan ikhlas) semuanya ditinggalkan.

Allah Swt berfirman dalam surat Al Hajj:5

5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

Kemudian kita berangsur menjadi anak, remaja, dewasa dan tua, kemudian kita akan dikembalikan pada keadaan kita seperti ketika kita masih bayi, kita menjadi pikun dan tidak mengetahui apapun, tubuh kita kembali menjadi lemah, gigi kita kembali menjadi ompong, penglihatan kita berkurang dan pendengaranpun kabur, persis kembali seperti bayi, bahkan kadang ada orang yang sudah lanjut usia harus kembali didorong diatas kereta dorong atau bahkan harus digendong;


68. Dan barangsiapa yang kami panjangkan umurnya niscaya kami kembalikan dia kepada kejadian(nya)[1271]. Maka apakah mereka tidak memikirkan? (Yaasin:68)

[1271] Maksudnya: kembali menjadi lemah dan kurang akal.

Kembali kepada Uban tadi,kedatangannya adalah sebuah isyarat dan tanda akan kedatangan nasehat yang lebih besar, yaitu “Maut”. Baginda Rasul suatu ketika berkata;

“Aku tinggalkan untuk kalian dua nasehat, nasehat yang bisa berbicara dan nasehat yang diam”.

Para sahabat bertanya “apa itu nasehat yang dapat berbicara serta apa nasehat yang diam Ya Rasul?

“Nasehat yang berbicara adalah al qur’an dan nasehat yang diam adalah kematian”

Ketika nasehat yang diam (maut) itu datang, kita sudah tidak bisa lagi melakukan apapun, tidak pula bisa bertaubat, untuk itu; “Mari kita segera bersujud, mumpung kita masih diberi waktu” (Ebbit G Ade), mumpung nasehat itu masih berupa uban, tak peduli berapa usia kita.

Ali bin Abi Thalib pernah berkata “Celakalah orang yang menunda-nunda”, ya, karena kita tidak tahu kapan kita akan kembali kepadanya, kita hanya punya “hari ini atau saat ini” untuk memperbaiki diri. Hari kemarin adalah masa lalu yang kita tidak akan bisa mundur barang sedetikpun, kemarin pun masih sebuah misteri, apakah usia kita akan sampai esok pagi.

Al qur’an mengisyaratkan kepada kita untuk senantiasa memanfaatkan waktu kita sebaik mungkin,


285. Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Al Baqarah 285)

“kemarin kami mendengar, hari ini kami taat, insya allah esok kita akan kembali”,
Itulah manusia yang akan memperoleh kebahagiaan.

Desember 13, 2006

No comments:

Post a Comment