Friday, February 16, 2007

Selamat datang Hujan

“Aaah, gue BT banget deh, kalau pagi gini hujan”

“Iya, jadi malas nich berangkat kerja’

“Udah rumah bocor, becek, aaah sebel deh hujan terus”

“Kemarin gue basah kuyup kehujanan, udah gitu, sampai rumah malah nggak hujan lagi, dasar”

Ungkapan-ungkapan diatas adalah rekaman dialog sebagian dari kita dalam menyikapi hujan yang mulai turun belakangan ini, ungkapan-ungkapan yang mestinya tidak pantas diucapkan oleh seorang mukmin yang pandai bersyukur.

Kenapa kita jadi BT, marah, mengumpat dan sebagainya ketika hujan turun? Bukankah beberapa bulan yang lalu kita mengeluh kenapa hujan tak kunjung datang?

Kenapa seolah-olah Allah selalu salah dimata kita? Saat panas terik membakar, kita mengeluh kepanasan, kegerahan, kekeringan dan kemudian ungkapan-ungkapan sejenis diatas terlontar dari mulut kita, tetapi ketika Allah menurunkan hujan, pun tak juga membuat kita berterima kasih atas kemurahan-Nya.

Kita bayangkan kalau ungkapan-ungkapan “sebel” diatas dikatakan pada pak Tani yang sedang menunggu hujang, atau andaikan ungkapan itu kita katakan dihadapan orang-orang yang sedang mengalami kekeringan, pasti kita kena makian mereka, lha wong mereka sedang menunggu hujan kok malah dikatakan hujan itu nyebelin. Atau ketika kita mengeluh kepanasan sambil minta hujan segera diturunkan didepan tukang es yang lagi laku dagangannya, pasti tukang es itu pun marah pada kita. Tapi lagi-lagi kita harus bersyukur bahwa Allah tidak lantas “marah” kepada kita karena disalahkan terus, itu satu bukti Rahman-Rahim-nya Allah. Dia tidak pernah menganiaya hamba-Nya yang suka mengeluh, Dia tidak lantas dengan semena-mena tidak menurunkan hujan karena disebelin terus, Dia Maha Kasih, Maha Sayang dan Maha Bijaksana, kita, kita yang harus mengakui kepicikan kita dalam menyikapi nikmat-Nya.

Hujan dan panas, malam dan siang, perputaran matahari dan rembulan adalah sebuah ketetapan dari yang Maha Mengetahui sebagai “ayat” atau tanda dari kekuasaanya. Berapa milyar yang kita perlukan untuk membuat hujan lokal buatan, berapa milyar kita harus keluarkan uang untuk membuat penghangat yang bisa menghangatkan wilayah cibitung saja misalnya, tak terhitung jumlah uang, sumber daya, tenaga yang kita habiskan untuk bisa membuat sesuatu yang kecil dimata Allah. Subhanallah....

Selamat datang hujan, selamat datang rahmat, itu yang seharusnya terucap dari mulut kita ketika sang hujan datang, karena hujan adalah rahmat bagi kita, sebagaimana firman Allah Swt dalam beberapa ayat berikut;


57. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu Telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah kami membangkitkan orang-orang yang Telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (7:57)

11. (ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu)[598]. (30:48)

[598] Memperteguh telapak kaki disini dapat juga diartikan dengan keteguhan hati dan keteguhan pendirian.

48. Allah, dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. (14:32)



32. Allah-lah yang Telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, Kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan dia Telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. (35:27)

27. Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.

4. Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. (45:5)

Dan masih banyak lagi ayat-ayat Allah yang menyatakan keagungan rahmat-Nya berupa hujan.

Mari kita sambut hujan dengan syukur dan suka cita.

Desember 11, 2006

No comments:

Post a Comment