Friday, February 16, 2007

Insya Allah√

“Sekarang hari apa, senin, yaa rabu deh......”

“Gampang besok deh gue siapin....”

“Ntar aja, besok juga gue kesini lagi....”

“Cing cay lah..paling juga berapa jam....”

Dan masih banyak lagi percakapan-percakapan sejenis diantara kita, yang mengatakan terhadap sesuatu dengan bahasa gaul kita, “Gampanglah”, “Ntar aja”, atau “Sebentar juga kelar”.

Perkataan-perkataan ini biasanya keluar ketika kita bercanda, mungkin maksud kita bercanda, tapi mari kita lihat apa yang al qur’an katakan tentang “sesuatu” yang kita anggap biasa itu, sebagaimana tercantum dalam ayat berikut;


23. Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya Aku akan mengerjakan Ini besok pagi,

24. Kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah"[879]. dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".

[879] menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada nabi Muhammad s.a.w. tentang roh, kisah ashhabul kahfi (penghuni gua) dan kisah Dzulqarnain lalu beliau menjawab, datanglah besok pagi kepadaku agar Aku ceritakan. dan beliau tidak mengucapkan Insya Allah (artinya jika Allah menghendaki). tapi kiranya sampai besok harinya wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan nabi tidak dapat menjawabnya. Maka turunlah ayat 23-24 di atas, sebagai pelajaran kepada Nabi; Allah mengingatkan pula bilamana nabi lupa menyebut Insya Allah haruslah segera menyebutkannya kemudian.

(Al Kahfi:23~24)

“jangan sekali-kali” adalah sebuah frasa “larangan” yang menyuruh kita untuk tidak mengatakan terhadap apa yang akan kita lakukan, seolah-olah kita yang berkuasa penuh atas segala sesuatunya, dan menyuruh kita untuk mengatakan “Insya Allah” terhadap sesuatu yang akan kita kerjakan atau sebuah janji. Kenapa? Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, jangankan besok, satu atau dua menit kedepanpun kita tidak tahu, jadi adalah sebuah ungkapan “kesombongan” jika kita mengatakan sesuatu tanpa menyebut “dengan izin Allah”. Bahkan sesuai dengan footnote ayat tersebut diatas, Nabi Muhammad “ditegur” Allah ketika mengatakan “besok”, tanpa menyebut Insya Allah.

Pun ketika kita lupa;

“Aah, gue lupa, dasar.....” (siapa yang dasar?), padahal berkaca pada ayat tersebut diatas, ada tuntunan apa yang harus kita ucapkan ketika kita lupa;

dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".

Indah bukan? Ucapan-ucapan yang baik akan melahirkan kesadaran kepada kita, bahwa ada yang lebih menentukan dari kita, ada Allah disana, yang jika Dia berkehendak terhadap apapun, pasti terjadi;

82. Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.(Yaa siin:82)

Syetan sangat pandai membungkus “sesuatu” dengan kemasan senda gurau, kebiasaan sehari-hari yang kita anggap remeh dan hal-hal yang mudah dilakukan oleh kita, dan menyembunyikan kebenaran perintah Allah seperti ayat tersebut diatas.

Mari berlindung kepada Allah dari godaan dan bisikan syetan yang terkutuk, agar kita senantiasa selamat dari tipu dayanya.

Wassalam, Desember 19, 2006

No comments:

Post a Comment