Pagi ini, selasa tanggal 14 Nopember 2006, secara guyon saya nanya kepada seorang karib dikantor ini, beliau adalah seorang staff di HRD;
“Pak, boleh nggak saya masuknya satu minggu satu hari saja” tanya saya
Beliau balik bertanya “Memangnya kenapa?”
“Saya kan bisa mengerjakan pekerjaan saya dirumah pak” Jawab saya.
” Iya, tapi kan kehadiran itu wajib, lagi pula kan kita dibayar uang kehadiran dan uang makan setiap kali kita hadir dikantor”. Jawab sang teman dengan bijaksana.
Obrolan sederhana diatas membuka sebuah cakrawala baru bagi saya untuk hal-hal berikut;
- Kehadiran itu wajib
- Kita dapat imbalan untuk setiap kehadiran kita
Lalu bagaimana dengan shalat kita, mungkin benar kita bisa melaksanakan shalat dirumah sendiri karena kita fasih baca Fatehah, mungkin juga kita sudah merasa bisa melaksanakan shalat dengan benar dan lain sebagainya, tapi seperti yang dikatakan oleh karib saya, bahwa setiap kehadiran kita akan mendapat imbalan. Sebuah (hadits??) mengatakan bahwa langkah kita menuju kemasjid sudah dihitung sebagai ibadah, diam (i’tikaf) kita dimasjid juga merupakan ibadah yang insya allah mendapat balasan dari Allah, belum lagi nilai berjamaah kita dan lain sebagainya.
Bagaimana misalnya jika kita hanya ke masjid hanya untuk Shalat Jum’at yang satu minggu sekali? Apakah karyawan yang baik itu karyawan hanya sekali hadir meskipun ia dapat melakukan shalat dengan baik dirumah..akan halnya seorang abdi Allah yang hanya seminggu sekali ke masjid?.
Ada beberapa nilai yang mungkin dapat kita ambil dengan shalat berjamaah dimasjid;
a. Dengan ke masjid, insya allah kita telah menghargai dan mengagungkan yang memerintahkannya, yaitu Allah Swt
b. Masjid, juga diisyaratkan sebagai tujuan perjalanan kita, sebagaimana dalam kisah perjalanan isra’ mi’raj Nabi, dari Masjidil Haram ke Masjidl Aqsa, dari masjid ke masjid
c. Nilai-nilai silaturahim dan ukhuwah
d. Dalam shalat berjamaah terkandung nilai-nilai yang sangat luhur, diantaranya;
o Cara mengatur shaff/barisan, hal ini mencerminkan pentingnya persatuan dan kesatuan umat. Semua kita maklum, bahwa persatuan dan kesatuan umat adalah faktor penting dalam mencapai kejayaan agama dan beragaman
o Niat berjamaah adalah simbol keseiringan tujuan dan visi. Ketika kita shalat berjamaah kita harus niat berjamaah untuk shalat yang sama, yang artinya menyamakan tujuan dan visi, dan kesamaan visi ini lebih bernilai daripada sekedar mencari misi yang singkat atau malah kepanjangan.
o Iftitah, makna yang terkandung dalam doa iftitah adalah pennagkuan seorang hamba atas tuhannya
o Ruku adalah simbol keadilan dan meredam ego, yakni kerelaan kita (jamaah) untuk berada dipantat/dibelakang orang lain. Siapapun dia, presiden sekalipun, dia harus rela berada dibelakang orang lain (Imam)
o I’tidal – Rasa tanggung jawab, setelah kita disadarkan pada posisi kita (pada gerakan ruku), dimana kita harus melepaskan status sosial kita, kita dikembalikan pada posisi tegak yang mengandung makna kontinuitas, sebagaimana perintah shalat menggunakan “aqim” yang terambil dari kata “qama ya qumu” yang menyiratkan shalat harus dilakukan secara kontinue, dan kontinuitas sangat bergantung pada tanggung jawab.
o Sujud – Merakyat, sujud mengingatkan kita untuk rendah hati dan mengingat fitrah kehidupan kita yang berasal dari tanah, dengan begitu seseorang akan terhindar dari sifat sombong dan takabur.
Tuesday, February 27, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment